Rasa yang nikmat dan gurih membuat keju diidolakan segala kalangan, utamanya anak. Terlebih, keju bisa dicampur dengan aneka jenis hidangan mulai dari makanan manis bahkan gurih. Lantas, sudahkah Bunda tahu tips menyimpan keju agar awet dan tidak gampang berjamur?
Mengolah Keju, Lebih Baik Dipotong Dadu atau Diparut?
Bukan netizen Indonesia namanya kalau tidak memperdebatkan sesuatu hal. Bahkan aktris Meisya Siregar pernah merasakan hal itu saat mengunggah menu masakannya di Instagram.
Saat itu, Meisya menilai bahwa keju yang dipotong dice alias dadu lebih enak dan membuat makanan semakin terasa. Lalu, Nola B3 yang notabene sahabatnya menganggap keju parutan lebih baik.
Tak hanya tim bubur tidak diaduk versus diaduk, ada perdebatan untuk keju. Selaku chef yang sudah berpengalaman, Devina Hermawan memiliki opini sendiri. Kuncinya adalah hidangan apa yang akan dibuat akan menentukan bentukan keju yang baik.
“Tergantung hidangan apa yang mau kita buat. Kalau kita mau gigitannya lebih terasa, ya keju yang dipotong dadu akan lebih baik. Namun kalau ingin citarasanya lebih ngeblend nih misalnya cheese stick, cookies, atau kue ketapang ya better kejunya diparut.“ ujar Devina.
Chef Devina menganalogikan dengan cabai. Saat akan diolah, akan ada orang yang memilih mengiris atau mengulek cabe hingga halus. Menghaluskan cabe juga masih terbagi dua tim, diulek dengan tangan atau diblender yang lebih praktis dan hemat waktu.
“Sama seperti cabe kalau sebagai garnish cukup dengan diiris. Tapi kalau kita mau warna makanannya lebih medok ya lebih baik diblender kasar atau halus supaya sensasi rasanya berbeda.“ sambung Devina.
Artikel terkait: Chef Juna Ungkap Salah Kaprah Tentang Keju, Benarkah Tekstur Meleleh Selalu Terbaik?
Tips Menyimpan Keju Supaya Awet
Hal lain yang kemudian muncul adalah bagaimana menyimpan keju supaya awet dan tahan lama digunakan memasak. Bagi Devina, menyimpan keju juga tidak bisa disamakan karena ada banyak sekali jenis keju di dunia.
“Menyimpan jenis keju nggak bisa dipukul rata ya. Karena ada berbagai jenis keju ada keju yang muda misalnya ricotta, ada juga keju yang sudah tua usianya,“ ujar Devina. Berikut kiat menyimpan keju yang dibagikan oleh Chef Devina.
1. Handle Keju dengan Baik
Hal utama yang paling penting adalah menghandle keju itu sendiri. Gunakan talenan dan pisau yang kering. Sebelum mengolah keju, cuci tangan hingga bersih untuk menghindari adanya kontaminasi.
“Keju dibiarkan terbuka sudah lama dan mau dimasukkan kulkas, selama penanganannya bersih bisa bertahan lama.“ sambung Devina.
2. Perhatikan Bentuk dan Tekstur Keju
Jika sudah menyimpan keju dengan baik dan lumayan lama, hal lain yang patut diperhatikan adalah lihat secara visual. Keju yang sudah ada jamur tentu berbahaya dikonsumsi. Warna keju itu sendiri juga layak diperhatikan.
“Keju warnanya kuning, kalau sudah berubah warna misal jadi coklat atau hijau sudah pasti nggak bisa dipakai. Selama warnanya nggak berubah dan aromanya masih pure keju berarti masih aman digunakan.“ ujar Devina.
Chef yang juga ibu 3 anak ini juga menegaskan bahwa keju yang telah disimpan lama dan sudah keras sebenarnya masih bisa digunakan. Namun, hal ini akan sangat memengaruhi rasa dan hidangan yang cocok.
“Teksturnya kalau masih keras, bisa dipakai untuk topping cookies masih oke. Kalau dipanaskan lagi masih bisa menyatu dengan baik. Bisa dibungkus dengan plastic wrap supaya kualitasnya baik.“ ujar Devina.
Artikel terkait: Tak Hanya Mozzarella, Ini 10 Jenis Keju dari Seluruh Dunia yang Perlu Diketahui
Menyimpan Keju Berdasarkan Jenisnya
Seperti telah dijelaskan oleh Devina Hermawan, jenis keju akan menentukan cara penyimpanannya. Merujuk laman American Cheese Society, suhu ideal untuk menyimpan keju berkisar di angka 1,5 – 7 derajat celsius.
Dengan kata lain, lemari pendingin masih menjadi tempat paling tepat untuk menyimpan stok keju di rumah. Selain itu,
Merujuk berbagai sumber, berikut cara menyimpan keju berdasarkan jenisnya.
- Keju cheddar dan keju mozarella. Agar tidak kering, keju jenis ini yang tersisa wajib dibungkus dengan plastik wrapping dan dimasukkan ke dalam wadah kedap udara. Selanjutnya, simpan ke dalam chiller (ruang yang pada bagian paling atas atau bawah kulkas).
- Keju slice. Agar tahan lama, pastikan keju lembaran tetap dalam kemasannya dan simpan di dalam wadah kedap udara.
- Keju parmesan bubuk. Simpan keju parmesan bubuk di dalam wadah kedap udara kemudian masukkan ke dalam chiller atau freezer.
- Keju edam, bungkus dengan plastik wrapping dan simpan dalam chiller atau freezer.
- Keju keras yang sudah tua (Parmigiano-Reggiano, dan keju Gouda yang sudah tua): Bungkus keju dnegan kertas lilin atau kertas perkamen, lalu lapisi dengan 1 lapis bungkus plastik.
- Keju biru (Keju Gorgonzola, Roquefort): Bungkus dalam plastik.
- Keju semi-keras dank eras (Keju Cheddar, Gruyere, dan Keju Swiss): Bungkus dalam bungkus plastik.
- Keju lunak, semi-lunak, dan bau (Keju Kambing, Camembert, Brie, Limburger). Tempatkan dalam wadah makanan plastik yang dapat ditutup kembali, seperti Tupperware.
- Keju segar dalam air (Keju Mozzarella atau Feta): Biarkan keju dalam kemasan aslinya. Ganti air setiap beberapa hari sekali.
Merujuk laman Huffingtonpost, kita bisa sedikit menyiasati keju yang ada sedikit bagian berjamur. Yaitu dengan memotong dan membuang area yang berjamur saja. Sisa keju yang masih baik aman untuk dikonsumsi.
Namun, hal ini tidak berlaku untuk semua jenis keju. Beberapa jenis keju yang bertekstur lembut seperti blue cheese, chevre atau keju dari susu kambing, ricota, dan mozarella tidak aman dikonsumsi meski ada sedikit bagiannya yang terkena jamur.
Jenis keju yang bertektur keras atau agak keras seperti cheddar, parmesan, gouda, atau emmental tetap aman dengan hanya membuang area yang terkena jamur dan memakan sisanya.
Baca juga:
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.