Parents tentu ingin merawat buah hati sepenuhnya. Namun, perkembangan zaman tak jarang mengharuskan kedua orang tua bekerja sehingga baby sitter menjadi pilihan dalam menjaga si kecil. Banyaknya pemberitaan negatif mengenai tindakan kekerasan baby sitter terhadap anak tentu membuat Anda harus berhati-hati dan memperhatikan tips memilih baby sitter yang baik untuk anak.
Lantas, bagaimana cara memilih pengasuh terbaik untuk si buah hati? Simak tipsnya berikut ini, Parents!
11 Tips Memilih Baby Sitter Terbaik
Cermat merekrut baby sitter adalah hal krusial untuk Anda lakukan, apalagi ia akan bersama si kecil dalam waktu yang panjang, sementara Parents harus bekerja. Berikut sederet poin yang harus menjadi perhatian.
1. Pilih Rekomendasi dari Orang yang Terpercaya
Dalam hal ini, carilah pengasuh anak dari yayasan atau penyalur baby sitter yang terpercaya. Parents juga bisa mencari rekomendasi dari teman atau kerabat yang pernah menggunakan jasanya.
Jika memang baby sitter yang Anda rekrut bukan dari referensi orang terdekat, mintalah minimal tiga kontak orang yang bisa dimintai keterangan perihal baby sitter tersebut.
Pada intinya, tempat terbaik untuk mulai mencari rekomendasi pengasuh anak terbaik adalah di dalam komunitas yang Parents kenal. Ini termasuk lingkungan sekolah, tempat tinggal, atau tempat kerja.
Layaknya interview pekerjaan pada umumnya, cara ini dapat menjadi salah satu penilaian mengenai karakter kerja, sifat, dan penilaian di mata orang lain. Kendati tidak bisa dipastikan kebenarannya, setidaknya hal ini sedikit banyak bisa membantu.
2. Cari Tahu Riwayat Pekerjaan
Ibarat perusahaan yang tengah mencari karyawan, pastikan Anda menelusuri riwayat pekerjaan sebelumnya. Tanyakan pengalaman calon baby sitter, berapa lama mengasuh anak, serta alasan mengapa ia tidak melanjutkan pekerjaannya?
Bila memungkinkan, carilah kontak atasan sebelumnya. Minta calon baby sitter menceritakan riwayat keluarganya secara detail sehingga Anda setidaknya mendapat gambaran silsilah keluarganya seperti apa. Waspadai apabila ia bercerita dengan informasi yang berubah-ubah.
Jangan sesekali menyeleksi hanya melihat fotonya, luangkan waktu untuk bertemu. Perhatikan tatapan mata, hati-hatilah bila matanya tidak fokus atau sering mengedipkan mata.
3. Apakah Karakter Baby Sitter Memenuhi Kualifikasi?
Menurut the American Red Cross Babysitter’s Training Program, ada beberapa kriteria calon baby sitter yang baik. Pertama, apakah mereka memperlihatkan sikap dewasa, penilaian yang baik, dan common sense (akal sehat).
Selain itu, baby sitter yang baik memiliki karakter bertanggung jawab, ramah, dan menyenangkan. Tentu saja akan menjadi nilai tambah jika ia juga rapi dan terorganisir.
Akan tetapi, di luar kualifikasi apa pun, yang paling penting adalah Parents mengikuti naluri sebagai orang tua. Apakah Parents mendapatkan merasa percaya dan nyaman dengan pengasuh tersebut?
4. Utamakan Baby Sitter yang Sudah Mendapatkan Pelatihan
Setidaknya jangan langsung lepaskan anak untuk diasuh berdua saja oleh baby sitter. Sediakan waktu 1-2 minggu untuk mengamati bagaimana perangainya saat berinteraksi dengan anak. Jangan remehkan jika terdapat gejala tidak mengenakkan, misalnya anak menjadi lebih rewel. Gunakan insting Parents dan cari kandidat lain yang lebih baik.
Parents pasti setuju bahwa mengasuh anak, apalagi bayi dan balita, tentu bukan pekerjaan yang bisa dilakukan serampangan. Makanya, penting untuk memilih baby sitter terlatih yang sudah memiliki kecakapan dalam mengurus anak.
Beberapa lembaga pelatihan terkemuka tidak hanya mengajarkan cara mengasuh anak. Namun juga membekali baby sitter dengan pelatihan pertolongan pertama saat kondisi darurat.
5. Tips Memilih Baby Sitter dengan Melakukan Tes Kepribadian
Masih merasa tak nyaman dengan calon baby sitter? Tak ada salahnya jika Parents melakukan tes kepribadian padanya. Apalagi bagi Anda yang akan cukup sering meninggalkan anak berdua saja dengan pengasuh.
Ada berbagai macam tes dengan biaya beragam. Tes kepribadian ini dapat dilakukan di rumah sakit maupun lembaga psikologi.
Cara ini dapat semakin meyakinkan bahwa calon pengasuh yang akan bekerja bersama Anda bukanlah orang yang emosional, labil, dan mudah bertindak kekerasan.
6. Observasi Kinerja Selama 2 Minggu
Setidaknya jangan langsung lepaskan anak untuk diasuh berdua saja oleh baby sitter. Sediakan waktu 1-2 minggu untuk mengamati bagaimana perangainya saat berinteraksi dengan anak.
Jangan remehkan jika terdapat gejala tidak mengenakkan, misalnya anak menjadi lebih rewel. Gunakan insting Parents dan cari kandidat lain yang lebih baik.
7. Diskusikan Aturan Kerja
Idealnya, diskusikan juga aturan kerja yang berlaku di rumah Anda, kalau perlu libatkan ia saat peraturan ini dibuat. Misalnya, kapan waktunya baby sitter beristirahat, atau buat kesepakatan bahwa ia tidak boleh memegang ponsel sama sekali saat bersama anak agar lebih fokus mengawasi si buah hati.
Jangan lupa, selalu tinggalkan nomor yang dapat dihubungi setiap saat. Informasikan juga kepada baby sitter tentang jadwal si kecil, kapan waktu makan atau tidur misalnya.
Selain itu, penting untuk memberinya catatan terkait alergi makanan yang mungkin dialami si kecil, kesukaan dan ketidaksukaan tertentu. Serta informasi penting lainnya yang dibutuhkan pengasuh untuk merawat anak dengan sebaik-baiknya.
Artikel terkait: Pekerjakan 13 Baby Sitter! Ini 5 Potret Crazy Rich Monica Soraya dan 13 Anak Adopsinya
8. Tetap Amati Baby Sitter dengan Saksama
Resmi menetapkan baby sitter yang bekerja, tetap awasi ia saat kebetulan Parents tengah berada di rumah. Hindari memberi ia tugas yang memang bukan pekerjaannya.
Berikan semua informasi yang dibutuhkan, seperti nomor telepon penting yang bisa dihubungi saat keadaan darurat dan di mana dia bisa mencari bantuan jika memerlukan pertolongan. Jelaskan jadwal harian si kecil dan beri tahu hal penting seputar kesehatan. Seperti penyakit kambuhan yang dimiliki anak, atau makanan yang dapat memicu alergi pada anak.
Jika Parents sudah mendapatkan yang cocok, jagalah hubungan baik dengannya agar baby sitter merasa nyaman dan betah merawat si kecil sepenuh hati. Ingatlah bahwa pengasuhan buah hati adalah kerja sama dua arah, peranan Anda juga sangat dibutuhkan di sini.
9. Minta Pendapat Anak tentang Pengasuhnya, Tips Penting Memilih Baby Sitter Terbaik
Lantaran baby sitter akan menghabiskan banyak waktu dengan si kecil, rasanya tidak cukup adil jika anak tidak dimintai pendapat atau penilaiannya. Tentu saja, tips ini berlaku jika si kecil sudah cukup umur untuk diajak berdiskusi.
Coba tanyakan pada si kecil, apakah ia bersenang-senang bersama baby sitter? Amati juga apakah si kecil terlihat enjoy atau justru merasa cemas saat berada di dekat pengasuhnya.
Hanya memang, banyak anak menangis atau menunjukkan kecemasan ketika berpisah dengan orang tua kemudian ditinggal dengan pengasuh baru. Jadi, perhatikan perilaku dan perasaan anak ketika Parents juga sedang berada di rumah, bukan ketika berpamitan pergi.
10. Ajak Baby Sitter Berdiskusi jika Ada Kendala
Jangan sungkan untuk mengajak pengasuh berdiskusi dan bertukar pikiran. Misalnya, saat Parents baru saja tiba di rumah dan meninggalkan si kecil dalam pengawasan baby sitter.
Cobalah bertanya secara spesifik tentang suatu tugas di mana menurut Anda pengasuh mungkin mengalami kesulitan.
Sering kali, pengasuh berpikir bahwa perilaku anak adalah cerminan dari cara kerja mereka. Sehingga, ia mungkin enggan untuk mengakui masalah perilaku apa pun kecuali diminta.
11. Bicarakan tentang Biaya
Jangan sungkan untuk menanyakan kepada baby sitter berapa biaya yang mereka kenakan. Lakukan hal ini di muka, sehingga tidak ada kebingungan atau ketidaknyamanan di kemudian hari.
Tarif mengasuh anak mungkin berbeda di tiap daerah. Faktor lain yang menentukan biayanya adalah jumlah anak yang diasuh hingga pengalaman atau jam terbang.
Artikel terkait: 7 Tempat penitipan anak di Medan, cocok untuk Parents yang butuh daycare!
Jangan Lupakan Pertanyaan Ini!
Layaknya pencari pekerja, siapkan daftar pertanyaan yang akan ditanyakan pada calon baby sitter, antara lain pertanyaan berikut:
- Apa yang akan kamu lakukan jika anak saya menangis setelah saya pergi?
- Hal apa yang akan kamu perbuat jika terjadi keadaan darurat?
- Jika anak saya tak bisa diatur atau berbuat tidak sopan, apa yang akan Anda lakukan?
- Apa yang akan kamu lakukan seharian bersama anak saya supaya dia tidak merasa bosan?
- Apakah menurut kamu membentak dan bersikap tegas akan membuat anak menurut?
Pertanyaan di atas setidaknya bisa menjadi pertimbangan lain dalam Parents menilai tingkat profesionalitas dan kesabaran baby sitter saat bekerja di luar pengawasan.
Memilih baby sitter memang pekerjaan yang gampang-gampang susah. Apalagi sebagai orang tua, Parents pasti ingin memberikan yang terbaik untuk si kecil, termasuk soal pengasuh.
Bagi Parents yang harus bekerja dan sering meninggalkan rumah, memilih pengasuh yang tepat jadi prioritas utama. Jadi, saat hendak mencari kandidat terbaik, jangan lupa terapkan beberapa tips memilih baby sitter ini, ya!
Artikel diupdate oleh: Titin Hatma
Baca juga:
50 Daftar Perlengkapan Bayi Baru Lahir, Cek!
id.theasianparent.com/daftar-belanja-kebutuhan-untuk-anak-yang-baru-lahir
Butuh baby sitter di Surabaya? Ini rekomendasi 10 yayasan penyalurnya untuk Anda!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.