Anak lebih dekat dengan pengasuh. Kekhawatiran ini tentu saja bisa dialami Anda sebagai orangtua, khususnya sebagai ibu bekerja.
Pertanyaan semacam, “Haruskah aku membiarkan anak lebih dekat dengan pengasuh?”, “Bagaimana jika bayi ku akhirnya justru lebih terikat dengan pengasuhnya karena sering bersama, apa yang harus aku lakukan?”
Atau bahkan timbul rasa was-was lainnya, “Bayiku justru lebih sedih jika tidak bertemu dengan pengasuhnya. Apakah anakku lebih mencintai pengasuh daripada aku, ibunya sendiri?”
Kalimat-kalimat di atas, tentu saja mampu mewakili perasaan ibu jika adalah keidupan sehari-hari lebih sering menghabiskan waktu di luar rumah. Urusan menjaga anak pun lebih sering dilegasikan pada pengasuh.
Wajar saja. Perasaan ini juga sekaligus memperlihatkan betapa besarnya rasa khawatir seorang ibu ketika timbul perasaan tidak aman, dan tentu saja merasa posesif dengan buah hatinya.
Apa dampak negatif anak lebih dekat dengan pengasuh?
Biddy Low, seorang ibu asal Singapura juga merasa kondisi serupa. Ia pun menerima banyak nasihat tentang masalah ini ketika dia baru saja melahirkan putrinya, Talia.
Orang di lingkungan terdekatnya banyak yang mengatakan, “Saya seharusnya tidak membiarkan anak lebih dekat dengan pengasuh.
“Beberapa saran yang cukup ringan, menyarankan bahwa saya harus menjadi satu-satunya orang yang memandikan dan memasak untuk anak. Beberapa saran lainnya, mereka meminta saya untuk mengajarkan anak selalu meminta tolong pada pengasuh sehingga anak paham bahwa pengasuh bukan bagian keluarga.”
“Mereka dengan senang hati juga selalu mengingatkannya bahwa, jika dia tidak mengikuti saran tersebut maka yang menjadi taruhannya, anak lebih dekat dengan pengasuh daripada saya, ibunya. Dan yang lebih buruk lagi, anak bisa bisa memanggil pengasuhnya dengan panggilan mama atau ibu,” tutur Biddy Low.
Saat ini, putri Biddy Low sudah tumbuh kian besar, ia pun mulai merasa bahwa pandangan yang mengatakan bahwa risiko jika anak lebih dekat dengan pengasuh menjadi sebuah masalah.
“Anak lebih dekat dengan pengasuh apa yang harus aku lakukan?”
Anak lebih dekat dengan pengasuh, perlukah merasa khawatir?
Dalam postingan yang diunggah di laman Facebook-nya, Biddy menuliskan setiap saran yang dia terima tentang cara menangani hubungan antara pengasuh dan anak. Ia pun menuliskan apa yang sebenarnya dia rasakan tentang mereka sekarang.
1. Anak seharusnya hanya menyayangi orangtua dan keluarga orangtua
Anak saya memiliki cukup cinta untuk diberikan kepada siapa pun yang mencintainya. Dan siapa pun yang mencintai dan merawatnya adalah keluarga.
2. Bagaimana jika dia memanggil pengasuhnya dengan sebutan ibu atau mama?
Dia masih bayi. Dia menyebut ayahnya “mumi” dan mungkin saja dia berpikir bahwa angin bisa hidup. Ini bukan bukan masalah besar bagi balita untuk menggunakan kata-kata.
Saya akan merasa ini menjadi sebuah masalah besar jika dia membebaskan dirinya dari saya dan secara hukum justru anak saya akan memilih untuk diadopsi oleh orang lain yang dia anggap lebih berharga, ketimbang saya, ibunya. Tetapi jika sampai hal ini terjadi, saya akan selamat dari kesalahan identifikasi semacam itu.
3. Pengasuh bukanlah keluarga dan anak perlu memahami itu
Saya pikir memberikan doktrin pada anak balita dengan mengajarkan perbedaan kelas, kasta, ras dan budaya yang ‘beracun’ di rumahnya justru kondisi yang lebih buruk.
Sebagai ibu, saya justru sangat bersyukur atas bantuan yang bisa saya dapatkan, dan saya mengucapkan terima kasih atas semua pertolongan dan kerjasama pengasuh.
Saya ingin bayi saya menganggap pengurus rumah tangga saya sebagai keluarga, karena selama dia tinggal, artinya ia bagian dari keluarga. Tak perlu membeda-bedakan.
4. Anak seharusnya hanya mencintai ibunya.
Saya pikir seorang anak justru membutuhkan banyak cinta dari orang lain selain dari diri saya sehingga bisa membentuk kehidupan yang utuh. Jika ada, saya akan puas berada di dalam 10 besar.
“Talia… Talia, aku tidak ingin memberi kamu cinta yang tidak bisa diberikan orang lain. Karena pada saatnya, aku akan pergi sebelum kamu. Lalu bagaimana?”
“Apa yang saya inginkan untuk kamu adalah bahwa kamu bisa memberi dan menerima cinta yang lebih besar daripada apa yang sudah saya dan ayahmu berikan . Dan teruslah membangun dari warisan yang sudah sempat kita ciptakan bersama. ”
***
Bagaimana Parents, bukankah tanggapannya begitu indah dan menghangatkan hati?
Untuk para orangtua, khususnya para ibu, mulailah untuk bisa berhenti khawatir bahwa bayi Anda jika memang terlihat dekat pengasuhnya.
Hal ini justru bisa menunjukkan bahwa sang pengasuh bisa merawat buah hati Anda dengan cara yang baik! Anda tentu saja beruntung bahwa ketika Anda pergi, si kecil berada di tangan yang baik, dan anak Anda aman dan dan merasa dicintai meskipu Anda, tidak sedang berdekatan dengannya.
Banggalah pada anak anak Anda karena ia mampu menjalin hubungan yang kuat dengan banyak orang dewasa dalam hidupnya. Tak hanya dengan orangtuanya, saudara kandung, sepupu, kakek nenek atau pengasuh.
Hal ini juga bisa memperlihatkan bahwa si kecil tumbuh menjadi anak yang penyayang dan bisa bergaul tanpa perlu membedakan orang lain nerdasarkan status sosialnya.
Baca juga :
Penelitian: Nenek dari pihak ibu lebih sayang cucu, benarkah demikian?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.