Mengulik Sejarah dan Cara Membuat Tempoyak, Bumbu Istimewa Khas Melayu

Kuliner khas suku Melayu ini dibuat dari daging durian yang difermentasi. Seperti apa rasanya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Durian merupakan buah yang memiliki kulit buat berduri tajam. Buah ini dapat dikonsumsi dagingnya secara langsung atau diolah menjadi berbagai penganan seperti pancake durian, es krim, kue, selai, hingga tempoyak.

Bagi yang belum tahu, tempoyak adalah sejenis sambal yang terbuat dari fermentasi daging buah durian, dengan rasa asam pedas segar dan biasanya ada dalam kuliner Palembang.

Nama makanan ini mungkin masih terasa asing di telinga masyarakat awam, kecuali di daerah Sumatera. Di daerah asalnya, olahan ini sangat nikmat dimasak bersama bumbu lengkap dan ikan laut. Ada juga yang memodifikasinya menjadi sambal dengan cita rasa sedap nan segar.

Bisa dibilang tempoyak adalah bumbu rahasia khas Sumatera yang tiada duanya. Rasa asam dari tempoyak yang segar sangat cocok disantap bersama nasi hangat. Tapi, apa sih tempoyak itu? Agar lebih jelas, mari simak ulasan di bawah ini.

Apa itu Tempoyak?

Tempoyak atau tempuyak merupakan makanan khas suku Melayu yang dibuat dari daging durian yang difermentasi. Tempuyak juga dikenal sebagai bumbu rahasia khas Sumatera yang memiliki rasa asam karena telah melewati proses fermentasi.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Makanan ini melibatkan proses fermentasi untuk mengubah karbohidrat di dalam durian menjadi karbondioksida, alkohol, dan asam amino. Beberapa daerah di Sumatera masih menggunakan metode fermentasi yang masih tradisional. Namun, saat ini pembuatannya sudah menggunakan cara yang modern yakni dengan bantuan ragi. 

Menurut KBBI, nama tempoyak berarti daging durian yang diasamkan atau digarami. Olahan ini biasa digunakan masyarakat di daerah Sumatera sebagai lauk pendamping nasi. Namun, ada juga yang mengolahnya bersama bumbu lain untuk memasak ikan laut.

Bahan dasar dari tempoyak adalah daging durian yang sudah terlalu matang atau kualitasnya kurang baik. Melansir dari situs Kanal Pengetahuan UGM, tempoyak dibedakan menjadi  tempoyak asam dan tempoyak asin.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

1. Tempoyak Asam

Sumber: Instagram @toko.momom

Tempoyak asam dihasilkan dari fermentasi daging durian dengan kadar garam kurang dari 5 persen. Olahan ini memiliki tingkat keasaman lebih tinggi dengan waktu yang lebih singkat. Itu karena bahan-bahan yang digunakan lebih optimal untuk pertumbuhan bakteri asam laktat. 

2. Tempoyak Asin

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sumber: Instagram @toko.momom

Sama-sama diperoleh melalui penggaraman dari daging durian, tempoyak asin diperoleh dengan kadar garam tambahan lebih dari 5 persen. Sementara untuk kualitasnya, versi asin ini memiliki daya simpan lebih baik dibandingkan yang asam. 

Tujuan Penggaraman

Adanya penambahan garam dalam proses pemeraman tempuyak membuat semua zat gizi di dalam daging durian keluar dan bercampur dengan air dari durian itu sendiri. Sementara air dan sari-sari durian digunakan oleh bakteri asam laktat sebagai media bertumbuh untuk membantu proses fermentasi.

Meskipun telah melewati proses fermentasi dibantu bakteri yang menguntungkan, bukan berarti olahan durian ini bebas dimakan secara langsung, ya. Ini karena kondisi asam dari panganan ini masih mampu digunakan mikroba yang merugikan seperti Micrococcus varians dan Staphylococcus saprophyticus  untuk berkembang biak. Oleh karena itu, sangat disarankan untuk memasaknya terlebih dahulu sebelum dikonsumsi. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Bumbu ini bisa diolah menjadi sambal, sambal goreng udang, gulai patin, atau gulai nila yang menggugah selera. Seiring berkembangnya kreativitas masyarakat, panganan ini diolah menjadi berbagai hidangan lain dan bernilai ekonomi. Misalnya oleh masyarakat Jambi diolah sebagai oleh-oleh khas daerah.

Artikel terkait: 4 Resep Sambal Kemangi, Rasa Pedas dan Aroma Sedapnya Bikin Nagih!

Sejarah Tempoyak, Bumbu Unik Khas Suku Melayu

Sejarah kemunculan bumbu khas Melayu ini didapatkan dari Hikayat Abdullah. Hikayat ini menjelaskan bahwa tempuyak adalah makanan khas masyarakat Terengganu, yakni suku asli Melayu.

Olahan durian ini digemari baik raja maupun rakyat biasa pada masa silam. Di tahun 1836, Abdullah bin Abdulkadir Munsyi berkunjung ke daerah Terengganu. Beliau menjelaskan pada saat itu, salah satu makanan kesukaan masyarakat Terengganu adalah tempuyak.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Dalam hikayat tersebut juga dikatakan bahwa panganan ini adalah makanan khas Melayu. Di daerah Sumatra misalnya, hasil durian melimpah ruah sehingga dimanfaatkan masyarakat untuk membuat bumbu khas yang lezat.

Cara Mudah Membuatnya

Tentu Parents penasaran bagaimana cara membuat olahan durian yang lezat ini.

  1. Siapkan bahan-bahan yaitu daging durian matang dan garam.
  2. Pisahkan daging durian dan bijinya dengan cara dikerok menggunakan sendok. 
  3. Masukkan daging durian ke dalam toples dan tambahkan garam secukupnya.
  4. Tutup rapat toples dan diamkan selama satu minggu. 
  5. Setelah satu minggu, buka toples dan aduk merata.
  6. Siap dimasak bersama ikan patin atau ikan nila. 

Masyarakat Melayu menggunakan tempoyak sebagai bumbu andalan, baik untuk hidangan sehari-hari maupun hidangan spesial ketika hari besar. Apakah Parents tertarik mencobanya?

 

Baca juga:

4 Resep Olahan Durian Khas Indonesia, Lezat Menggugah Selera

4 Resep Sambal Tempoyak Durian Khas Palembang yang Wajib Dicoba!

5 Kreasi Sambal Terasi, Bikin Menambah Nafsu Makan!

Penulis

Titin Hatma