Beberapa hari belakangan ini, telur ayam dikabarkan mengalami kenaikan harga mencapai Rp 30.00 per kg. Laman Kemendag juga turut mengonfirmasi kenaikan harga yang mencapai 0,71 %. Menurut penjelasan para peternak dan lembaga pedagang, hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor termasuk melonjaknya harga biaya produksi.
Harga Telur Ayam Naik
Sumber: Unsplash
Telur ayam kini mengalami kenaikan harga dalam beberapa waktu belakangan. Naiknya harga telur bahkan mencapai Rp 30 ribu per kg dan masih akan diprediksi terus naik hingga pekan kedua bulan Juni 2022. Sementara, menurut laman Kemendag, per tanggal 30 Mei 2022, harga telur ayam ras berkisar Rp 28.500 per kg atau naik sebesar 0,71 persen.
Jika harga telur ayam tertinggi berada di angka Rp 30.000 yang ditemukan di Pasar Pluit, harga terendah berada di angka Rp 25.000 per kg yakni di Pasar Paseban. Meski begitu, kenaikan harga telur ayam ini berlaku secara nasional tidak hanya di daerah ibu kota saja.
Melansir dari Kompas, Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Abdullah Mansuri menjelaskan bahwa awal mula kenaikan harga bahan pokok diawali oleh kenaikan harga cabai yang merembet ke harga komoditas pangan lainnya, salah satunya adalah telur ayam ras.
Artikel terkait: Gaji ke-13 PNS 2022 Akan Turun, Simak Besaran dan Daftar Penerimanya
Kenaikan Biaya Produksi
Faktor utama dari harga telur ayam yang naik tak lain adalah karena melonjaknya biaya produksi dari biasanya. Angka tersebut mengikuti harga sarana produksi ternak salah satunya adalah pakan ternak yang juga meningkat. Dilansir dari CNBC Indonesia, peternak harus menghadapi lonjakan biaya kebutuhan pangan ternak yang mencapai 15%.
“Harga pakan sejak awal tahun itu sudah naik 15%-an. Sekarang pakan ayam petelur (layer) itu sudah Rp7.000-7.500 per kg dan untuk pakan ayam broiler itu Rp8.500-9.000 per kg,” kata Pardjuni, Ketua Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Jawa Tengah.
Artikel terkait: Hati-Hati! Kenali Efek Samping dan Manfaat Sebelum Mencoba Diet Telur Rebus
Faktor Kenaikan Harga Lainnya
Selain biaya produksi, melansir dari Kompas, kenaikan harga telur juga disebabkan karena beberapa faktor lainnya seperti kurang efektifnya desain pangan. Hal ini disampaikan oleh Abdullah, dalam produksi belum tersedia desain pangan padahal dengan desain tersebut, dapat diketahui asumsi permintaan, serta kendala–kendala yang ada.
“Kita lemah disitu, dan kita enggak punya data pangan di berapa wilayah produksi kita. Sehingga sulit mengetahui jumlah asumsi permintaannya, dan juga persoalan–persoalan yang terjadi, seperti ketersediaan pakan, jagung, atau kedelai. Kami berharap, ada desain pangan dan data pangan untuk menentukan arah kebijakan pangan kita kedepan,” pungkasnya, dikutip dari Kompas.
***
Baca juga:
Harga Kedelai Mahal, Siap-Siap Harga Tahu Tempe Bakal Naik!
Tarif KRL akan Mengalami Kenaikan Harga, Jadi Berapa?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.