Di tengah fokus dunia menangani penyebaran virus COVID-19, bahaya penyakit menular lainnya juga tak bisa diabaikan. Salah satunya adalah tuberkulosis atau TBC di tengah pandemi. Faktanya, Indonesia masih memiliki beban penyakit TBC yang sangat tinggi, yakni posisi kedua di dunia setelah India.
Setiap tahun diperkirakan 845.000 orang di Indonesia jatuh sakit akibat Mycobacterium tuberculosis. Namun nyatanya, hanya 67 persen atau 568.987 kasus TBC yang ternotifikasi ke Kementerian Kesehatan pada tahun 2019. Terlebih lagi, TBC berada di peringkat 10 besar penyakit penyerta pasien COVID-19.
Artikel terkait: Waspadai Gejala TBC pada Anak dan Orang Dewasa
Penderita TBC Masih Mendapat Stigma
Di sisi lain, para penderita TBC hingga saat ini masih terus mendapat stigma. Pasien TBC kerap kali merasa malu sekaligus takut akan dihakimi oleh orang lain. Hal inilah yang akhirnya membuat pasien mengalami berbagai hambatan dalam proses penyembuhan penyakit.
Oleh karena itu, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan RI terus mendorong masyarakat luas untuk bersama-sama melawan TBC. Masyarakat dapat berperan besar dalam upaya pencegahan penularan penyakit, penemuan kasus, dan pendampingan pengobatan bagi penderita pasien TBC & TBC RO (tuberkulosis resistensi obat).
Pemerintah pun terus mewujudkan komitmennya dalam upaya menekan angka penularan penyakit TBC di Indonesia, terlebih pada masa pandemi saat ini.
Tahun ini, pemerintah didukung penuh oleh PT Johnson & Johnson Indonesia, meluncurkan kegiatan TOSS (Temukan Obati Sampai Sembuh) TBC Virtual Run & Ride 2021 sebagai bagian dari kampanye melawan penyakit tuberkulosis.
“Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC memerlukan partisipasi aktif dan pemberdayaan masyarakat, khususnya generasi muda yang dapat mendorong gerakan ini menjadi lebih efektif dan luas cakupannya. Mari bersama eliminasi TBC dan lawan COVID-19 untuk membangun bangsa sehat dan berprestasi,” ujar Najwa Shihab, founder Narasi, dalam acara peluncuran TOSS TBC Virtual Run & Ride 2021.
Kenali Perbedaan Gejala TBC dengan COVID-19
TBC dan COVID-19 merupakan penyakit menular yang menyerang saluran pernapasan, khususnya paru-paru. Penularan kedua penyakit ini sama-sama melalui droplet. Hanya saja, COVID-19 disebabkan oleh virus, sedangkan TBC disebabkan bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Dari segi gejala, keduanya pun mirip. Namun penyakit TBC memiliki gejala khas yang bisa dikenali.
“Gejalanya mirip dengan COVID-19, seperti batuk, pilek, demam, sakit kepala, tetapi pada penderita TBC tidak ditemukan anosmia atau kehilangan kemampuan indera penciuman,” ujar dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Kementerian Kesehatan RI.
“Selain itu, penderita TBC punya gejala khas, yaitu berat badan terus menurun meskipun asupan makanan mencukupi, berkeringat pada malam hari, serta muncul benjolan-benjolan di sekitar ketiak, pundak dekat leher, dan di bawah rahang,” sambungnya.
Artikel terkait: Imunisasi BCG, Cegah TBC Sejak Dini
Lawan TBC di Tengah Pandemi dengan Berolahraga
Menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat merupakan langkah utama untuk mencegah penyakit TBC. Berolahraga secara rutin tentunya juga berperan penting dalam pencegahan penyakit menular.
Lewat kegiatan TOSS TBC Virtual Run & Ride, pemerintah mengajak semua lapisan masyarakat terutama generasi muda untuk meningkatkan kesadaran dalam pencegahan penyakit TBC sekaligus aktif berolahraga.
Rangkaian kegiatannya yaitu berlari dan bersepeda secara virtual yang dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. Tujuannya agar semakin banyak masyarakat yang terlibat untuk mengambil bagian dan berperan aktif mendukung pencegahan dan penanggulangan penyakit TBC dan TBC RO.
Selain itu, melalui kegiatan TOSS TBC Virtual Run & Ride masyarakat juga diajak untuk meningkatkan kepedulian lewat berdonasi. Pasalnya, seluruh biaya kepesertaan kegiatan ini akan disalurkan sebagai donasi kepada Dompet Dhuafa untuk mendukung aksi nyata penanggulangan TBC di Indonesia.
Jika Parents dan keluarga tertarik untuk mengikuti kegiatan TOSS TBC Virtual Run & Ride 2021, berikut ini beberapa informasi yang perlu diketahui:
- Kegiatan terbuka untuk umum dengan minimal usia 18 tahun.
- Kegiatan ini dapat dilakukan secara individu maupun berkelompok di rumah, kapanpun, dengan siapapun sesuai protokol kesehatan.
- Masyarakat bisa mendaftarkan diri untuk berpartisipasi melalui situs www.ayotosstbc.com sampai dengan 16 Agustus 2021.
- Periode lari akan dimulai bertepatan dengan HUT RI pada tanggal 17 Agustus 2021 sampai dengan 31 Agustus 2021.
****
Yuk, bersama-sama cegah dan lawan TBC di tengah pandemi. Antara lain dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta berolahraga teratur.
Baca juga:
Apa risiko TBC bagi ibu hamil dan menyusui? Ini jawaban dokter
Kenali Gejala TBC Tulang Belakang, Penyakit Langka yang Sebabkan Kerusakan Saraf