Uniknya Tari Angguk Kulon Progo, Tarian Nusantara dengan Seragam Belanda

Keunikan Tari Angguk tidak hanya dari gerakannya saja, tapi juga busana yang dikenakan oleh para penarinya. Apa cerita di balik fakta ini?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Keunikan Tari Angguk tidak hanya dari gerakannya saja, tapi juga busana yang dikenakan oleh para penarinya yang menyerupai seragam tentara Belanda. Apa cerita yang melatarbelakangi hal tersebut? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Tari Angguk Khas Kulon Progo, Yogyakarta

Sejarah Terciptanya Tari Angguk Kulon Progo

Kulon Progo merupakan kabupaten yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Letaknya berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul di bagian timur, Samudra Hindia di selatan, Kabupaten Purworejo di barat, serta Kabupaten Magelang di utara. Ini merupakan tanah perdikan –tanah pembebasan- dari Kerajaan Mataram.

Di sana terdapat salah satu kesenian yang dinamakan Tari Angguk. Jenis tarian ini sudah ada sejak 1 abad lalu di Kulon Progo, di mana diperkirakan muncul sekitar tahun 1900.

Awalnya, tarian ini adalah tarian rakyat jelata yang kehidupan sosialnya jauh berbeda dengan kehidupan orang-orang yang tinggal di Keraton Yogyakarta. Rakyat menciptakan tarian ini dari perpaduan tiga budaya, yaitu Arab dan Jawa ditambah balutan tarian dansa dari Belanda.

Di zaman itu, Belanda memang sedang menduduki wilayah kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Disebut Tari Angguk karena memang gerakan tarinya banyak menggunakan anggukan kepala.

Artikel terkait: Sejarah dan Filosofi Dua Tari Tradisional Bali, Kecak dan Legong

Makna Filosofis Tari Angguk

Foto: Catatan Nobi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Melansir laman Merdeka, tarian ini adalah tarian ungkapan kegembiraan masyarakat atas beberapa hal:

  • Ucapan syukur atas panen yang melimpah. Masyarakat Kulon Progo sebagian besarnya menggantungkan hidup dari bertani. Pejabat adat saat itu menyelenggarakan pertunjukan Tari Angguk untuk memohon keselamatan kepada Tuhan YME dengan memberikan sesajen. Sesajennya terdiri dari jenang abang dan jenang putih, nasi tumpeng, golong, pisang raja, kinang, bunga melati, bunga mawar, air kendi, klowoan berisi air dan telur, lawe, minyak wangi, daun dadap srep, janur kuning dan kelapa muda.
  • Media dakwah. Tari Angguk digunakan melantunkan syair dan sholawat Islam yang isinya mengajak masyarakat untuk melakukan kebajikan dan menjauhi perilaku menyimpang.
  • Sindiran kepada tentara Belanda. Versi lain mengatakan, kesenian ini tak lebih dari sindiran masyarakat pribumi yang menganggap tentara pribumi Belanda yang sebenarnya lemah. Dulu, orang pribumi dan tentara Belanda hidup bersama-sama. Banyak masyarakat kita yang direkrut menjadi tentara oleh Belanda. Dalam istilah Jawa, keakraban disebut dengan Londho Ireng.

Artikel terkait: Tari Sekapur Sirih, Tarian Tradisional Jambi Saat Menyambut Tamu

Cara Penyajian Tarian, Durasi, dan Alat Musik

Ada dua jenis penyajian kesenian Angguk. Yaitu:

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan
  1. Tari Ambyakan yang dimainkan sebanyak 20 penari yang terbagi menjadi 3 sub jenis tarian: Tari Bakti, Tari Srokal, dan Tari Penutup.
  2. Tari Pasangan, penarinya berjumlah genap dan berpasangan-pasangan. Tariannya terbagi menjadi delapan sub jenis tari: Tari Mandaroka, Tari Kamudaan, Tari Cikalo Ado, Tari Layung-layung, Tari Intik-intik, Tari Saya-cari, Tari Jalan-jalan, dan Tari Robisari.

Setiap sajian tari selalu diselipkan ajaran-ajaran moral yang disampaikan vokalis dalam bentuk pantun, petuah kehidupan, atau juga cerita-cerita rakyat seperti cerita Serat Ambiyo. Vokalisnya ada 3 yang terdiri dari 2 laki-laki dan seorang perempuan.

Durasi tarian Angguk sekitar 3-7 jam beserta dengan pengrawit (pengiring). Namun pada keadaan tertentu, durasinya bisa dipersingkat yaitu menjadi 15-30 menit saja.

Alat musik yang dimainkan juga menggunakan intrumen akulturasi yang lekat dengan 3 budaya tadi, yaitu Islam, Jawa dan Barat. Yakni bedug, rebana, kendang sunda, kendang batangan, bass elektrik, snare drum, keyboard, smbal, dan Tamborin. Selebihnya terdapat vokalis yang terdiri dari 2 laki-laki dan 1 perempuan.

Busana yang Dikenakan Khas Tentara Belanda

Foto: Solopos

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ada yang mengatakan bahwa Tari Angguk merupakan pengembangan dari Tari Dolalak yang berasal dari Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.

Menurut laman Dinas Kebudayaan Kulon Progo, ide awal tarian ini berasal dari pesta dansa yang sering diselenggarakan para tentara dan opsir Belanda saat itu. maka tak heran kalau sekarang, busana penari Tari Angguk seperti tentara KNIL atau serdadu Hindia Belanda.

Mulai dari topinya, kemejanya, hingga celananya. Hanya motifnya saja yang berbeda, sedikit berbau Penadon, pakaian adat Ponorogo, dengan hiasan motif, rumbai-rumbai benang, dan selendang sampur. Dan terkadang, penarinya juga mengenakan kacamata hitam. Persis sekali seperti gaya opsir Belanda.

Kalau dulu sekali, saat tarian ini belum tersentuh budaya Belanda, busana tarian Angguk hanya menggunakan warna dasar hitam, merah dan kuning.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Mengenal Tari Gambyong, Seni yang Dijadikan Gambar Uang Rupiah 5000

Perubahan Gender dan Jumlah Penari

Foto: Merdeka

Tadinya tarian ini hanya ditarikan oleh kaum laki-laki saja. Namun sekitar tahun 1970 terjadi pergeseran di mana penarinya diganti oleh kaum perempuan. Belum jelas apa yang melatarbelakangi perubahan tersebut, tapi ini mungkin ke alasan hiburan dan komersil di mana penari perempuan memang lebih menarik ketimbang laki-laki.

Tari Angguk merupakan tarian kelompok yang berjumlah 15 orang. Dengan kisah yang dibawakan. Peran utama diisi oleh tokoh sakral di antaranya, Umarmoyo, Sekar Mawar, Dewi Kuning-Kuning, Air Gunung, Trisnowati dan Awang-awang. Sisa penari lainnya bertugas sebagai pengiring. Penyampaian nilai moral dan sosial juga kental mengiringi gerakan para penari Angguk.

Bagi Parents di sini yang berasal dari Kulon Progo, Jawa Tengah, pasti tahu benar, ya, dengan kesenian yang satu ini. Yuk, lestarikan budaya Indonesia dengan mengenalkannya kepada si kecil!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Baca juga: