Bagi kebanyakan orang, musik menjadi salah satu alternatif hiburan yang bisa didengarkan kapan saja dan di mana saja. Nggak hanya orang dewasa, anak-anak pun merasakan demikian. Jika membahas musik, ini erat kaitannya dengan istilah tangga nada.
Perlu diketahui, di dalam musik yang begitu indah dan enak didengarkan, terdapat hal yang sangat penting yaitu tangga nada. Kebanyakan dari kita mungkin hanya bisa menikmati hasil musik yang enak didengar. Namun tidak mengetahui seperti apa proses pembuatannya.
Nah, untuk mengetahui itu semua, kali ini kami telah merangkumkan dari berbagai sumber terkait pengertian, jenis, serta urutan dari tangga nada.
Tangga Nada: Pengertian Hingga Urutannya
Pengertian Tangga Nada
Sumber: Freepik
Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, tangga nada diartikan sebagai tingkatan bunyi berdasarkan frekuensinya. Selain itu, juga diartikan sebagai susunan dari nada-nada pokok yang diambil dari sebuah sistem nada.
Ada pun nada-nada pokok tersebut yakni mulai dari nada dasar, hingga nada oktaf berupa do, re, mi, fa, so, la, si, dan do. Meski begitu, ada pula yang menyebutkan bahwa tangga nada adalah susunan sebuah nada yang dirangkai dengan menggunakan rumus interval dari nada tertentu.
Di mana interval nada merupakan jarak antara nada satu dengan yang lainnya. Jarak tersebut tentunya beragam, ada yang memiliki jarak ½, ada yang 1, serta ada juga yang 2. Dari jarak-jarak tersebut kemudian nantinya akan membentuk sebuah variasi dan jenis tangga nada yang dihasilkan.
Sebagai susunan dari beberapa not lagu yang disusun secara berurutan, tangga nada dalam sebuah musik berfungsi sebagai instrumen yang bisa membuat sebuah lagu terdengar harmonis dan indah.
Artikel Terkait: Tips Memilih Kursus Musik Untuk Anak
Jenis-Jenisnya
Sumber: Freepik
Setelah mengetahui pengertian dan fungsi, selanjutnya yang bisa diketahui adalah jenis-jenisnya yang terbagi atas tiga jenis. Di antaranya adalah:
1. Diatonis
Diatonis merupakan tangga nada yang memiliki tujuh nada berbeda di dalam satu oktaf. Selanjutnya tujuh nada tersebut nantinya akan diakhiri dengan satu nada yang berulang.
Jarak antara not maupun nada diatonis adalah satu dan setengah. Contoh diatonis adalah C mayor. Nada ini dimulai dari do diteruskan dengan A minor yang dimulai dari La.
Kemudian dari tangga nada yang pertama ini juga memiliki dua bagian berbeda, yakni diatonis mayor dan diatonis minor.
- Diatonis mayor merupakan salah satu tangga nada yang umum digunakan pada sebuah musik. Ada pun jarak antara not pada diatonis mayor adalah 1-1-½-1-1-1-½. Jenis diatonis mayor ini terdiri dari do, re, mi, fa, so, la, si, do yang mana umumnya akan memiliki nuansa musik ceria dan menyenangkan seperti contohnya lagu Balonku, Bintang Kecil, Bangun Pemudi Pemuda, dan lainnya.
- Diatonis minor merupakan kebalikan dari diatonis mayor yakni cenderung memiliki nuansa musik yang sedih dan melankolis. Ada pun jarak antara not ini yaitu 1-½-1-1-½-1-1. Nada tersebut terdiri dari la, si, do, re, mi, fa, sol, la. Beberapa contoh lagunya seperti Bagimu Negeri, Indonesia Pusaka, Bintang Kejora, dan lainnya.
2. Pentatonis
Sumber: Pexels
Pentatonis disebut juga sebagai pentatonic scale, yang mana ini merupakan jenis yang paling umum digunakan pada sebuah musik. Melansir dari Encyclopedia Britannica, pentatonis memiliki lima nada yang berbeda sehingga memiliki lima nada dalam satu oktaf. Penggunaannya juga bisa dipakai pada musik modern mau pun musik tradisional.
Sama seperti jenis yang sebelumnya, pentatonis juga terbagi atas dua jenis, yaitu pelog dan juga slendro. Keduanya bisanya dapat digunakan pada alat musik tradisional seperti gamelan.
- Pelog merupakan nada yang memiliki karakter musik menyenangkan serta memiliki kesan penghormatan. Memiliki lima nada dengan perbedaan jarak cukup besar yakni do, mi, fa, sol, dan si. Ada pun lagu daerah yang menggunakan tangga nada pelog di antaranya Gundul-Gundul Pacul, Pitik Tukang, Macepet Cepetan, dan lainnya.
- Slendro juga memiliki karakter nada yang menyenangkan. Namun yang membedakan adalah jarak antar nadanya cukup kecil. Ada pun nada tersebut yakni do, re, mi, sol, dan fa. Untuk contoh lagu yang menggunakan nada ini di antaranya adalah Lir Ilir, Cing Cangkeling, Karaban Sape, dan lainnya
3. Kromatis
Terakhir adalah kromatis yang terdiri dari 12 nada tersusun dengan interval setengah nada di setiap notnya. Kromatis disebutkan sebagai turunan dari diatonik mayor yang kemudian dipecah menjadi ½ dan ½ di tangga nada kromatis.
Umumnya jenis kromatis ini digunakan di berbagai jenis lagu bergenre jazz, pop, rohani, serta rock. Beberapa contoh lagu yang menggunakan kromatis ini adalah lagu karya Ismail Marzuki yakni Bungong Jeumpa dan juga Indonesia Pusaka.
Artikel Terkait: Manfaat mendengarkan musik untuk tingkatkan efektivitas belajar
Urutan Tangga Nada
Selanjutnya ada urutan tangga nada yang terbagi menjadi dua jenis yakni modal dan penuh. Keduanya memiliki perbedaan pada urutan nadanya. Untuk mengetahui lebih lengkap, berikut penjelasannya:
1. Tangga Nada Modal
Sumber: Freepik
Urutan yang biasa disebut dengan skala modal adalah urutan nada yang paling awal yang terdiri dari 7 tangga nada yaitu Ionian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan locrian. Pada masing-masingnya akan menghasilkan nuansa musik yang berbeda.
Jika memainkan skala modal, maka harus benar-benar memerhatikan dan memahami urutan yang benar. Mulai dari Ionian, dorian, phrygian, lydian, mixolydian, aeolian, dan locrian. Jika sudah menghafalnya, maka akan lebih mudah dalam merangkainya. Misal skala modal yang dimulai dari G Mixolydian, artinya tangga nada dasar yang sedang dimainkan adalah nada C.
Contoh lainnya, ketika memainkan not yang dimulai dari Do=G, maka akan menghasilkan ini: G-A-B-C-D-E-F#-G’. Rumus tersebut akan memainkan melodi menggunakan skala modal yang dimulai dari nada G. Sehingga skala yang digunakan adalah G Ionian, nada A dorian, nada B phrygian, nada C lydian, nada D mixolydian, nada E aeolian, dan nada F# locrian.
Artikel Terkait: 10 Alat Musik Khas Bali, Warisan Budaya Pulau Dewata
2. Tangga Nada Penuh
Sumber: Pexels
Berikutnya adalah urutan yang sering disebut juga dengan skala penuh. Ini merupakan skala nada dengan jarak antar nada satu not penuh. Sehingga tidak ada yang memiliki jarak setengah. Misalnya dengan membandingkan skala penuh dengan mayor yang memiliki interval berupa 1, 1, ½, 1, 1, 1, ½. Jika dimainkan di tangga nada C maka hasilnya akan menjadi seperti C-D-E-F-G-A-B-C.
Dengan mempelajari urutan nada satu ini, maka akan membantu mempelajari lebih lanjut mengenai not. Selain itu juga akan memudahkan mengeksplorasi musik lebih jauh. Jadi, semakin banyak pengetahuan tentang tangga nada yang dikuasai, tentunya akan semakin baik, bukan?
Itulah beberapa informasi terkait tangga nada yang bisa diketahui dan dipelajari sejak dini. Jika teorinya sudah dipahami, maka selanjutnya adalah mempraktikkannya agar pembelajaran yang dilakukan tidak sia-sia dan menjadi lebih mendalam.
****
Baca juga:
Sejarah Hari Musik Nasional dan Manfaat Musik bagi Perkembangan Anak
Mengenal 5 Contoh Alat Musik Ritmis untuk Si Kecil, Jenis dan Fungsinya
12 Jenis Alat Musik Khas Maluku, Sejarah dan Cara Memainkannya
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.