Alat musik khas Maluku menjadi salah satu daya pikat lainnya dari daerah yang terletak di bagian timur Nusantara itu.
Selain memiliki kekayaan alam yang menarik wisatawan, baik lokal maupun mancanegara, Maluku juga kaya akan kesenian dan kebudayaan, mulai dari seni tari, acara-acara adat, hingga alat-alat musik yang khas.
Untuk mengetahui apa saja alat musik khas Maluku yang memiliki unsur budaya yang kental, simak pemaparan berikut.
12 Alat Musik Khas Maluku
1. Bambu Hitada
Alat Musik Maluku Bambu Hitada
Bambu Hitada adalah salah satu alat musik tradisional yang berasal dari Maluku Utara. Konon, Bambu Hitada tercipta dari kebiasaan masyarakat Maluku Utara yang pada zaman dahulu masih hidup berdampingan langsung dengan alam.
Dari sana, mereka menciptakan sebuah alat musik yang terbuat dari bambu yang digunakan sebagai hiburan. Pada zaman dahulu, alat musik ini juga digunakan masyarakat untuk berkomunikasi dan mendekatkan diri dengan Tuhan.
Namun, kebiasaan tersebut sudah tak dilakukan lagi karena masyarakat telah menganggap bahwa hal tersebut merupakan kebiasaan orang primitif di masa lalu.
Alat musik ini umumnya dimainkan secara berkelompok bersama dengan alat musik khas Maluku Utara lainnya. Masyarakat Halmahera-lah yang paling sering memainkan alat musik ini.
Untuk memainkan alat musik ini sangatlah sederhana dan unik. Cara memainkannya dengan berkelompok, kemudian menghentakkan bambu secara bergantian dengan anggota kelompok yang lain.
Alas tempat hentakan bambu juga harus dilapisi lembaran karung goni supaya tidak merusak lantai, dan suara yang dihasilkan lebih stabil.
Artikel terkait: 16 Alat Musik Tradisional Indonesia yang Mendunia, Sudah Tahu?
2. Alat Musik Khas Maluku: Cikir
Cikir, Alat Musik Khas Maluku.
Alat musik yang terbuat dari batok kelapa yang diisi biji-bijian ini sangat identik dengan Marakas, alat musik dari Amerika Latin.
Tak cuma dari bentuknya saja, cara memainkan Cikir pun sama-sama digoyang-goyangkan. Cikir juga sering dimainkan untuk mengiringi alat musik lain, seperti kesenian Bambu Hitada.
Pada saat memainkan alat musik ini, para pemain cikir biasanya akan melakukan gerakan-gerakan tarian untuk lebih menghidupkan suasana.
Artikel terkait: 5 Fakta Menarik tentang Kolintang, Alat Musik Khas Minahasa yang Mendunia
3. Arababu, Alat Musik Khas Maluku
Alat Musik Arababu
Arababu adalah alat musik asal Maluku yang bentuknya memang identik dengan rebab dari Jawa Barat. Hanya saja, bentuknya lebih sederhana dan sedikit lebih kecil.
Menurut sejumlah literatur sejarah, alat musik ini berkembang di Maluku setelah diperkenalkan oleh para pedagang Arab jauh sebelum abad 16.
Awalnya, alat musik yang dibawa oleh pedagang Arab ini sama dengan rebab yang kita kenal dalam paduan alat musik gamelan Jawa. Namun, alat musik tersebut berkembang di antara masyarakat lokal dan mengalami modifikasi hingga menjadi Arababu.
Alat musik melodis yang dimainkan dengan cara digesek seperti biola ini hanya memiliki satu senar. Sementara itu, bagian badannya terdiri dari batang pegang yang terbuat dari bambu dan tabung resonansi dari setengah belahan batok kelapa.
Arababu biasa dimainkan dalam paduan kelompok bersama alat musik khas Maluku lainnya seperti tifa, gong, atau fuk-fuk.
Arababu turut menyumbang nuansa Melayu-Arab yang kental dalam sajian musik Maluku Utara. Lagu-lagu tersebut umumnya berkisah tentang kehidupan sehari-hari, doa, atau berbagai mantra untuk pengobatan.
Arababu sampai saat ini masih dimainkan dalam acara-acara tertentu. Namun, alat ini masih terus berjuang untuk bertahan di tengah badai modernisasi alat-alat musik lainnya.
Artikel terkait: Bisa Mengasah Otak Hingga Keterampilan Multitasking, Ini 12 Alat Musik Populer Dunia yang Perlu Diajarkan pada Anak
4. Alat Musik Idiokordo
Idiokordo, Alat Musik Khas Maluku
Idiokordo atau disebut dengan Tatabuhan secara sekilas mirip dengan salah satu alat musik Jawa, yaitu siter. Cara memainkannya pun sama-sama dipetik.
Instrumen petik asal Maluku ini memiliki 4 senar. Bahan utama dalam pembuatannya adalah kayu yang dibentuk sedemikian rupa, kemudian dibalut dengan ukiran-ukiran untuk menambah kesan estetik pada alat musik tersebut.
Biasanya, Idiokordo dimainkan pada momen-momen upacara adat, atau juga dimainkan sendiri sebagai hiburan.
5. Tifa Totobuang, Alat Musik Khas Maluku
Alat musik Tifa Totobuang
Tifa Totobuang berasal dari dua jenis alat musik khas Maluku, Tifa dan Totobuang. Tifa adalah sejenis alat musik pukul yang menyerupai gendang yang memiliki selaput pukul yang terbuat dari kulit.
Alat musik Tifa memang sudah menjadi sebuah alat musik khas dari Indonesia Timur dan biasa ditemukan di wilayah Maluku dan Papua.
Tifa juga memiliki beberapa jenis yang dibedakan berdasarkan ukuran, bentuk, dan suara yang dihasilkan, seperti: Tifa Jekir, Tifa Dasar, Tifa Potong, Tifa Jekir Potong, dan Tifa Bas.
Sementara itu, Totobuang adalah alat musik melodis yang memiliki nada-nada. Pada dasarnya, Totobuang berbentuk seperti gong yang berukuran lebih kecil dan tersusun berurutan sesuai ukuran nada yang berbeda.
Meski Tifa dan Totobuang adalah dua alat musik dengan latar belakang yang berbeda, jika keduanya dikombinasikan akan menghasilkan sebuah paduan bunyi yang indah dan harmonis.
Selalu dimainkan dalam satu harmonisasi bersama, kolaborasi antara dua alat musik ini dinamakan Tifa Totobuang.
6. Jukulele
Alat Musik Jukulele
Jukulele adalah salah satu alat musik non tradisional Maluku. Meski instrumen musik ini diimpor dari bangsa Portugis semenjak abad ke 15 M, namun alat ini sudah menjadi bagian dari kebudayaan alat musik khas Maluku.
Jukulele atau juk adalah sejenis alat musik Maluku yang terbuat dari kayu dan kulit binatang. Alat musik ini termasuk alat musik petik jenis lut, berdawai 4 dengan stem nada 5, 1, 3, 6 (sol, do, mi, la).
Awalnya, alat musik ini terbuat dari bahan kayu, namun banyak dari penduduk lokal yang memodifikasi pada bagian ruang resonansi-nya menjadi menggunakan batok kelapa.
Jukulele biasanya digunakan sebagai pengiring musik Hawaiian, keroncong, dan sejenisnya.
7. Rumba
Alat Musik Rumba
Rumba adalah sejenis alat musik ritmis yang dikategorikan dalam jenis instrumen perkusi. Alat musik ini berasal dari Cuba yang kemungkinan dibawa ke Ambon oleh pedagang Spanyol atau Portugis.
Terbuat dari tiga bahan utama, yaitu bagian kepala yang berbentuk bulat terbuat dari batok kelapa, pasir kasar atau kerikil di bagian dalam, dan terbuat dari kayu berbentuk silinder di bagian pegangannya, untuk memainkan alat musik khas Maluku ini harus digoyang-goyangkan mengikuti irama musik.
8. Suling Melintang (Floit), Alat Musik Khas Maluku
Suling Melintang (Floit)
Alat musik ini terkenal di daerah Maluku dengan nama Floit. Instrumen ini biasa dimainkan lebih dari 30 orang dalam bentuk akord suara 1,2,3,4. Cara memainkan juga sama dengan musik Barat, karena memiliki suara sopran, alto, tenor, dan bass.
Alat musik ini terbuat dari seruas bambu yang salah satu ujungnya dipasang penyekat, dilengkapi dengan 6 lubang nada dan satu lubang tiup.
Meski merupakan alat musik impor yang mendapat pengaruh dari bangsa Portugis dan Belanda, alat musik ini sangat digemari masyarakat lokal.
Alat musik satu ini biasa dimainkan pada saat acara penyambutan tamu, pengiring orkes, dan pengiring lagu gereja. Suling juga dapat dipadukan dengan alat musik tradisional lain atau alat musik modern.
9. Alat Musik Khas Maluku Gong Sedang
Gong Sedang.
Merupakan sejenis gong yang berasal dari kebudayaan Cina dan telah menjadi bagian dari tradisi orang Maluku, gong sedang terbuat dari bahan kuningan yang dihias dengan ciri khas ukiran dua ekor naga yang menunjukkan kekuatan pengaruh dari budaya Cina.
Di zaman dulu, gong biasa digunakan sebagai alat barter cengkeh dan pala, cenderamata yang diberikan pedagang Jawa kepada raja-raja Maluku, alat komunikasi, serta mahar dan harta kekayaan.
Sebagai alat musik, gong juga digunakan untuk mengiringi berbagai kesenian tradisional, seperti tari Cakalele. Setiap tabuhan gong juga dianggap memiliki makna tersendiri bagi masyarakat lokal.
10. Alat Musik Fu/Tahuri
Fu/Tahuri.
Tahuri terbuat dari kerang terbaik untuk digunakan sebagai alat musik tiup adalah kerang triton (triton shell). Di bagian tengah alat musik satu ini dilubangi sebagai tempat tiup.
Untuk meniup Tahuri atau alat musik Fu, sama dengan cara meniup terompet pada umumnya.
Selain menjadi alat musik, terompet kerang ini juga berfungsi sebagai alat komunikasi untuk mengumpulkan masyarakat, tanda bahaya, orang meninggal, upacara adat, memanggil leluhur, juga memanggil angin saat berlayar.
Sebagai alat musik, terompet kerang disajikan dengan cara memadukan beberapa kerang sekaligus dengan nada yang berbeda-beda seperti angklung.
Biasanya alat musik khas Ambon ini digunakan di hampir semua upacara adat di Maluku. Sehingga, Tahuri mengandung kesakralan yang sangat mendalam bagi orang-orang Maluku.
11. Alat Musik Khas Maluku, Yangere
Alat Musik Yangere
Yangere merupakan alat musik tradisional yang berasal dari Pulau Halmahera, sebuah daerah yang merupakan bagian dari Provinsi Maluku Utara.
Disebut seperti itu karena peralatan musiknya yang terbuat dari kayu yangere, terdiri dari kasste (bass) dan jup (gitar kecil).
Alat musik ini awalnya hanya dimainkan oleh para muda-mudi desa setelah selesai mengerjakan suatu pekerjaan, seperti membangun rumah, panen tani, atau acara-acara tertentu seperti tahun baru.
Namun dalam perkembangannya, alat musik ini dimodifikasi menjadi instrumen yang dapat dipentaskan di berbagai acara, baik acara seremonial atau acara ritual.
Dengan karakter suara begitu kental dengan nuansa perkampungan, seperti suara lembah dan gunung, alat musik ini juga dikenal sebagai musik country dari Halmahera.
12. Leko Boko/Bijol
Alat Musik Leko Boko/Bijol
Leko Boko atau Bijol juga merupakan alat musik khas Nusa Tenggara Timur berbentuk identik dengan gitar. Cara memainkannya pun sama-sama dipetik.
Bijol memiliki bagian ruang resonansi yang terbuat dari labu hutan dan kayu sebagai tempat dawainya. Dawainya yang berjumlah 4 itu terbuat dari usus kuskus.
Bijol biasanya digunakan dalam acara-acara adat, namun juga sering dipakai sebagai hiburan pribadi. Di beberapa daerah tertentu di NTT, alat musik ini dimainkan dengan dipadukan dengan alat musik Heo (salah satu alat musik tradisional NTT).
Di Maluku Utara, Bijol juga sering dimainkan pada pertunjukan Bambu Hitada.
Itulah 12 alat musik khas Maluku yang memiliki nilai seni tinggi dan unsur budaya yang kental.
Baca juga:
Ingin anak mahir piano? Ini 5 rekomendasi tempat les piano beserta biayanya
Lagu Pengantar Tidur Ciptaan Mozart Ini Membuat Bayi Tidur Lebih Lelap
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.