Tradisi Sungkeman Saat Idul Fitri, Ini Sejarah dan Makna di Baliknya

Sungkeman sudah menjadi tradisi saat Idul Fitri tiba, seperti apa, ya, makna dan sejarahnya?

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Saat Idul Fitri tiba, ada beberapa tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Salah satu yang paling umum adalah saling memaafkan satu sama lain antara keluarga dan kerabat dekat. Uniknya, prosesi tersebut kerap dilakukan dengan cara sungkeman.

Tradisi sungkem ini biasanya dilakukan oleh anak kepada orang tua atau keluarga yang lebih sepuh. Caranya, anak yang lebih muda akan melakukan mencium tangan orang tua sambil bersimpuh.

Sudah dilakukan sejak dahulu secara turun-menurun, lantas seperti apa sejarah dan makna di balik tradisi sungkem itu sendiri? Untuk mengetahuinya, yuk, langsung simak saja ulasan selengkapnya yang telah kami rangkum dari berbagai sumber berikut ini.

Sejarah Tradisi Sungkeman dan Makna di Baliknya

Sebenarnya hingga saat ini, belum diketahui secara pasti asal-usul kapan dan dari mana tradisi sungkem bermula.

Akan tetapi, menurut seorang budayawan Mada Dr. Umar Khayam (alm) dari Universitas Gadjah Mada, prosesi sungkeman sendiri sebenarnya bagian dari akulturasi budaya Jawa dan Muslim. Istilah sungkeman sendiri diambil dari kata sungkem, yang dalam maknanya adalah bersimpuh sambil mencium tangan dalam bahasa Jawa.

Begitu pula dengan tradisi halal bihalal yang kerap masyarakat kita lakukan saat lebaran, itu sudah menjadi kebiasaan turun-menurun dari adat Jawa. Lebih tepatnya, berawal dari kota Solo.

Mengutip laman Kronika, hal tersebut disebutkan dalam penjelasan Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Puger, Pangageng Kasentanan Keraton Surakarta. Menurutnya, sejarah halal bihalal dan sungkem ini berawal dari tradisi Keraton Kasunanan Surakarta dan Kadipaten Pura Mangkunegaran.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sungkem masal sendiri dilakukan pertama kali di era Kanjeng Gusti Pangeran Agung Sri Mangkunegara I. Ia dan seluruh punggawanya berkumpul bersama dan saling bermanfaat setelah salat Ied dilakukan.

Artikel terkait: 10 Hadist tentang Silaturahmi Beserta Keutamannya yang Perlu Umat Muslim Tahu

Pernah Dicurigai Belanda

Lantaran tradisi sungkem dilakukan secara berkumpul atau bergerombol, kegiatan tersebut menjadi tidak bisa dilakukan bebas. Sebab, pada saat itu Tanah Air kita masih dijajah, sehingga tradisi sungkem dicurigai sebagai perkumpulan bangsa untuk melakukan perlawanan besar-besaran pada penjajah.

Bahkan pada sungkeman saat Lebaran tahun 1930 di gedung Habipraya, Singosaren, pihak Belanda nyaris menangkap Ir. Soekarno dan dr. R. Radjiman Widyodiningrat karena perkumpulan tersebut dinilai mencurigakan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Namun, Raja Keraton Surakarta SISKS Paku Buwono (PB) X yang ada di sana langsung menjelaskan, bahwa perkumpulan tersebut hanyalah acara halal bi halal untuk merayakan Idul Fitri bagi umat Muslim.

Nah, karena peristiwa itulah, Paku Buwono X pun justru malah ingin melestarikan tradisi tersebut. Dengan demikian, hingga saat ini, tradisi sungkem masih berjalan dan selalu ada sebagai bentuk perayaan Hari Raya bagi masyarakat kita.

Makna Tradisi Sungkeman

Sungkeman sendiri memiliki makna yang baik. Salah satu makna utamanya sungkem merupakan representasi dari kerendahan hati seseorang.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pasalnya, postur bersimpuh kepada orang tua ketika sungkem bisa menjadi simbol untuk menghilangkan sikap egois pada diri seseorang untuk meminta maaf secara tulus.

Meski dilakukan secara bersimpuh, sungkem bukanlah bentuk penyembahan manusia kepada manusia. Ini hanya sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua.

Dalam Islam sendiri, hukum tradisi sungkeman juga sebenarnya sah-sah saja. Asal, niat seseorang dalam melakukan sungkem adalah sebagai bentuk penghormatan dan rasa tulus meminta maaf, bukan untuk menyembah kepada selain Allah.

Artikel terkait: 13 Ucapan Lebaran Bahasa Inggris Beserta Artinya untuk Dikirim pada Keluarga

Sementara itu, para ulama juga bertutur bahwa tradisi sungkem ini dilakukan agar tujuan puasa Ramadan selama sebulan penuh tercapai.

Momen sungkeman bisa dimanfaatkan untuk orang-orang saling memaafkan satu sama lain, sehingga diharapkan hal tersebut pun dapat membantu menggugurkan dosa-dosa mereka untuk kembali Fitri di Hari Raya. Tidak hanya itu, jalinan antar saudara yang telah rusak karena beberapa hal, pun diharapkan bisa membaik melalui tradisi ini.

Sungkem sudah menjadi sebuah budaya yang kerap dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat Indonesia, bukan hanya suku Jawa saja. Selain dilakukan saat lebaran tiba, sungkem juga kerap dilakukan saat acara besar seperti pernikahan.

Artikel terkait: Bacaan Niat dan Golongan Orang yang Wajib Bayar Utang Puasa Ramadan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Pada dasarnya, sungkem merupakan tradisi yang memiliki makna baik. Ini juga bisa disebut sebagai bentuk mengungkapkan rasa sayang, cinta, hormat, dan rasa maaf tulus kepada sepuh seperti orang tua.

Nah, itulah sejarah dan makna sungkeman yang kerap dilakukan ketika Idul Fitri tiba. Parents bisa mengajarkan tentang tradisi ini pada si kecil agar ia bisa paham dan memetik makna ketika melihat atau melakukan tradisi tersebut saat lebaran bersama keluarga.

***

Baca juga:

id.theasianparent.com/dekorasi-lebaran

id.theasianparent.com/doa-ramadan-hari-ke-30

id.theasianparent.com/pertanyaan-saat-lebaran

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan