Suhu Tubuh Normal Manusia dan Beragam Faktor yang Memengaruhinya

Waspadai perubahan suhu tubuh yang melampaui suhu normal karena bisa menjadi tanda adanya demam atau hipotermia.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Suhu tubuh merupakan ukuran dari kemampuan tubuh dalam menghasilkan dan menyingkirkan hawa panas. Beberapa tanda penyakit pun bisa ditandai dengan kenaikan suhu tubuh. Lantas, berapa suhu normal manusia?

Suhu tubuh normal manusia rata-rata adalah 98,6°F (37°C). Angka tersebut merupakan suhu tubuh rata-rata, dan suhu normal seseorang dapat lebih tinggi maupun lebih rendah.

Suhu manusia juga bukan hal paten sehingga dapat berubah-ubah tergantung kondisinya maupun lingkungannya. Bila suhu tubuh berubah bukan berarti seseorang itu sakit.

Ada sejumlah hal yang mempengaruhi suhu tubuh, antara lain usia, jenis kelamin, waktu pengukuran, dan tingkat aktivitas seseorang. Suhu tubuh anak-anak dan orang dewasa juga memiliki perbedaan. Orang tua cenderung memiliki suhu normal yang lebih rendah. 

Artikel Terkait: Cara Tepat Kompres Anak Demam untuk Menurunkan Suhu Tubuh

Berapa Suhu Normal Manusia?

Sumber: unsplash

Kemampuan tubuh untuk mengatur suhu dapat berubah seiring bertambahnya usia. Secara umum orang tua memiliki lebih banyak kesulitan dalam menyimpan panas. Mereka cenderung memiliki suhu tubuh yang lebih rendah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Berikut ini merupakan rata-rata suhu tubuh normal manusia berdasarkan usia:

  • Bayi dan anak-anak: Pada bayi dan anak-anak, suhu tubuh rata-rata berkisar antara 97,9°F (36,6°C) hingga 99°F (37,2°C).
  • Dewasa: Suhu tubuh orang dewasa rata-rata berkisar antara 97°F (36,1°C) hingga 99°F (37,2°C).
  • Orang dewasa di atas usia 65 tahun: Suhu tubuh orang lanjut usia di atas 65 tahun rata-rata lebih rendah dari 98,6°F (37°C).

Angka di atas merupakan perhitungan suhu rata-rata dari kebanyakan orang. Perlu diingat, suhu tubuh manusia bervariasi antara satu dengan yang lain.

Suhu tubuh seseorang bisa jadi lebih tinggi atau lebih rendah dari pedoman di atas. Sebaiknya mulailah mengidentifikasi kisaran normal suhu tubuh sendiri untuk mempermudah mengetahui kapan tubuh demam. 

Faktor Apa Saja yang Memengaruhi Suhu Tubuh Manusia?

Sumber: unsplash

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Telah dijelaskan suhu tubuh seseorang dapat berubah-ubah tergantung faktor yang menyertainya. Berikut ini merupakan beberapa faktor yang mempengaruhi suhu tubuh manusia.

1. Waktu Pengukuran

Sebuah penelitian menunjukkan bahwa tubuh manusia cenderung hangat pada siang hari. Suhu tubuh saat bangun tidur pada pagi hari juga cenderung lebih rendah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi tubuh yang belum dipengaruhi oleh aktivitas metabolisme.

2. Usia

Orang yang lebih muda cenderung memiliki suhu tubuh rata-rata yang lebih tinggi dibanding orang yang lebih tua. Hal ini dipengaruhi oleh kemampuan pengaturan suhu tubuh yang menurun seiring bertambahnya usia.

3. Aktivitas Fisik

Tingkat aktivitas fisik dan makanan atau minuman tertentu juga dapat memengaruhi suhu tubuh.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

4. Jenis Kelamin

Suhu tubuh pada perempuan juga dipengaruhi oleh hormon. Misalnya, selama siklus menstruasi suhu tubuhnya bisa naik maupun turun pada titik tertentu.

5. Cara Pengukuran

Cara pengukuran suhu juga dapat memengaruhi pembacaan alat. Pembacaan pada ketiak bisa satu derajat lebih rendah daripada pembacaan dari mulut. Kemudian pembacaan suhu dari mulut sering kali lebih rendah daripada pembacaan dari telinga atau rektum.

Artikel Terkait: Hipotermia pada Bayi, Bagaimana Mencegah dan Mengobatinya?

Perubahan Suhu Normal Manusia Dapat Menandakan Adanya Demam dan Hipotermia

Suhu tubuh manusia dapat turun dan naik melewati suhu normal. Seseorang dapat mengalami demam maupun hipotermia.

Demam adalah peningkatan suhu yang sepenuhnya terkendali oleh sistem pengaturan suhu tubuh, misalnya karena serangan virus. Secara umum, suhu 2°F (1,1°C) di atas suhu normal biasanya merupakan tanda demam.

Demam

Di antara bayi, anak-anak, dan orang dewasa dapat dikatakan demam jika pembacaan termometer menyentuh angka berikut:

  • Pembacaan dubur atau telinga: 100,4 ° F (38 ° C) atau lebih tinggi
  • Pembacaan mulut: 100 ° F (37,8 ° C) atau lebih tinggi
  • Lalu, pembacaan ketiak: 99 ° F (37,2 ° C) atau lebih tinggi

Perlu diperhatikan ambang batas demam, untuk orang dewasa yang lebih tua mungkin lebih rendah, karena orang yang lebih tua lebih sulit menyimpan panas. Kenaikan suhu tubuh yang dikategorikan sebagai demam biasanya memiliki gejala penyerta, yakni berkeringat, menggigil, kulit panas, sakit kepala, lemah, kehilangan nafsu makan, pegal-pegal, dan adanya peningkatan denyut jantung.

Hipotermia

Selain kenaikan suhu tubuh, manusia juga dapat mengalami penurunan suhu tubuh yang disebut dengan hipotermia. Hipotermia merupakan adalah kondisi serius yang terjadi ketika seseorang kehilangan terlalu banyak panas tubuh.

Untuk orang dewasa, suhu tubuh yang turun di bawah 95 ° F (35 ° C) adalah tanda hipotermia. Untuk bayi, hipotermia dapat terjadi ketika suhu tubuhnya mencapai 97°F (36,1°C) atau lebih rendah.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kebanyakan orang menghubungkan hipotermia disebabkan karena berada dalam dalam cuaca dingin untuk jangka waktu yang lama. Namun perlu diingat, hipotermia juga bisa terjadi di dalam ruangan, misalnya dalam ruangan ber-AC yang suhunya terlalu rendah.

Berikut beberapa tanda hipotermia.

  • Menggigil
  • Napas lambat dan dangkal
  • Bicara cadel atau bergumam
  • Nadi lemah
  • Koordinasi yang buruk
  • Energi rendah atau kantuk
  • Kebingungan atau kehilangan ingatan
  • Hilang kesadaran
  • Kulit merah cerah yang dingin saat disentuh (pada bayi)

Artikel Terkait: Saat Anak Demam, Kompres Air Hangat Atau Dingin?

Cara Ukur Suhu Tubuh Manusia untuk Tahu Normal atau Tidak

Sumber: unsplash

Suhu tubuh tidak dapat diketahui hanya dengan perabaan. Untuk mengetahuinya secara akurat diperlukan termometer untuk mengukurnya. Ada beberapa jenis termometer untuk mengukur suhu tubuh seperti termometer telinga, termometer digital, termometer raksa hingga termometer dot.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Untuk memperoleh hasil yang akurat, tidak hanya perlu mempersiapkan alatnya, tetapi juga harus memperhatikan cara pengukurannya. Berikut cara penggunaan termometer yang tepat berdasarkan usianya.

  • Bayi dan Anak-Anak

Termometer digital lebih disarankan untuk bayi maupun anak, karena termometer raksa terbuat dari kaca sehingga rentan pecah. Beberapa termometer dapat digunakan di mulut, telinga, dan dahi.

Akan tetapi, yang paling akurat digunakan untuk bayi terutama di bawah 3 tahun adalah termometer rektal pada dubur. Caranya adalah dengan memosisikan bayi dalam kondisi tengkurap. Bersihkan termometer kemudian oleskan sedikit petroleum jelly pada ujung termometer dan masukkan sekitar 2 cm.

Bila penggunaan termometer rektal dirasa menyulitkan, bisa juga menggunakan termometer oral pada mulut. Pastikan beri jarak penggunaan setelah makan sekitar 15 menit.

Gunakan termometer digital. Letakkan termometer pada bawah lidah bayi dan katupkan mulut bayi agar tertutup. Tunggu sampai hasilnya keluar kemudian tarik perlahan.

  • Orang Dewasa

Pada orang dewasa termometer jenis digital lebih disukai yang praktis dan lebih akurat. Termometer tersebut bekerja dengan menggunakan sensor panas elektronik.

Penggunaannya dilakukan dengan cara cara dijepit pada ketiak. Selain itu pengukuran juga dapat dilakukan di mulut. Caranya dengan meletakkan termometer di bibir kemudian menahannya agar tidak jatuh. Lalu tunggu beberapa saat hingga alat berbunyi dan menunjukkan hasilnya.

***

Ada banyak hal yang memengaruhi tubuh manusia dan setiap orang memiliki suhu normal yang berbeda-beda. Cara pengukuran yang tepat juga perlu diperhatikan. 

Jika Parents ingin berdiskusi seputar pola asuh, keluarga, dan kesehatan serta mau mengikuti kelas parenting gratis tiap minggu bisa langsung bergabung di komunitas Telegram theAsianparent.

Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi

Baca Juga: