Hipertermia adalah kondisi ketika suhu tubuh terlalu tinggi. Biasanya disebabkan oleh kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh. Di mana suhu tubuh yang terlalu tinggi akan menyebabkan munculnya beragam gangguan, mulai dari kram otot hingga gangguan pada otak dan sistem saraf.
Pada kondisi normal, suhu tubuh manusia berada di rentang 36–37,50C. Sedangkan, jika ada peningkatan suhu tubuh diatas 38,50C, bisa dikatakan terkena hipertermia. Pada keadaan yang berat, kondisi tersebut dapat menyebabkan heat stroke. Keadaan ini cukup berbahaya karena bisa menyebabkan kerusakan permanen pada otak dan organ tubuh.
Gejala, Penyebab dan Cara Mengobati Hipertermia
Penyebab Hipertermia
Secara umum, hipertermia disebabkan oleh paparan suhu panas yang berlebihan dari luar tubuh serta kegagalan sistem regulasi suhu tubuh untuk mendinginkan tubuh. Beberapa kondisi yang dapat menyebabkan hipertemia adalah:
- Peningkatan suhu yang ada di lingkungan
- Ketidakmampuan tubuh untuk membuang panas, misalnya karena tidak mampu memproduksi keringat.
- Peningkatan produksi panas dari dalam tubuh, misalnya akibat aktivitas berlebihan, krisis tiroid, atau keracunan obat, seperti obat antikolinegik, obat MDMA (methylenedioxymethamphetamine), dan obat simpatomimetik.
Faktor Risiko yang Dapat Ditimbulkan
Pada kondisi seseorang yang mengalami hipertermia, akan ada beberapa faktor risiko yang berdampak, di antaranya adalah:
- Bekerja di luar rumah dengan paparan sinar matahari atau panas yang berlebihan dan dalam jangka waktu yang lama.
- Mengalami dehidrasi akibat kurangnya cairan yang masuk, diare, atau penggunaan obat seperti diuretik.
- Adanya gangguan pengeluaran keringat, baik akibat kelainan kulit atau kelenjar keringat.
- Menderita penyakit tertentu, seperti tirotoksikosis.
Gejala Hipertermia
Setiap kondisi seseorang yang mengalaminya akan memberikan gejala yang berbeda-beda. Tergantung pada kondisi dan jenis hipertermia yang dialami. Namun, ada gejala umum yang akan dialami, yakni:
- Suhu tubuh lebih dari 38,5oC
- Rasa gerah, haus, dan lelah
- Pusing
- Lemah
- Mual
- Sakit kepala
Selain gejala-gejala umum di atas, berikut adalah beberapa gejala khusus yang ditimbulkan sesuai dengan jenisnya, seperti:
1. Heat stress
Pada kondisi ini, ketika proses pengaturan suhu tubuh mulai terganggu, misal saja saat keringat tidak bisa keluar akibat pakaian terlalu ketat atau karena bekerja di tempat yang panas dan lembap. Gejala yang bisa timbul di antaranya, pusing, lemas, haus, mual, dan sakit kepala.
2. Heat fatigue
Saat seseorang mengalami kondisi ini biasanya terjadi ketika terlalu lama berada di tempat yang panas. Sehingga menimbulkan gejala lemas, haus, tidak nyaman, kehilangan konsentrasi bahkan bisa terjadi juga kehilangan koordinasi.
3. Heat syncope
Kondisi ini terjadi ketika seseorang terlalu memaksakan diri tetap berada di lingkungan yang panas, sehingga memicu kurangnya aliran darah ke otak. Gejala yang dimunculkan biasanya, seperti pusing, berkunang-kunang, dan pingsan.
4. Heat cramps
Seseorang mengalami kondisi biasanya saat sedang melakukan olahraga dengan intensitas yang beat atau bekerja di tempat yang panas. Gejala yang ditimbulkan bisa berupa kejang otot yang disertai rasa nyeri atau kram di otot betis, paha, bahu, lengan dan perut.
5. Heat edema
Kondisi ini ditandai dengan pembengkakan pada tangan, kaki, dan tumit akibat penumpukan cairan. Heat edema terjadi akibat terlalu lama duduk atau berdiri di tempat yang panas yang selanjutnya memicu ketidakseimbangan elektrolit.
6. Heat rash
Kondisi ini biasanya ditandai dengan munculnya ruam pada kulit akibat berada di tempat yang panas dan lembab pada waktu yang lama.
7. Heat exhaustion
Pada kondisi ini, terjadi ketika tubuh tidak bisa menyeimbangkan suhu tubuh akibat kehilangan air dan garam dalam jumlah besar. Biasanya pengeluaran cairan tersebut berupa keringat berlebihan.
Gejala yang ditimbulkan bisa berupa sakit kepala, pusing, mual, lemas, kehausan, peningkatan suhu tubuh keringat berlebih, produksi urine berkurang, detak jantung meningkat dan sulit menggerakan anggota tubuh. Kondisi heat exhaustion yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi heat stroke.
8. Heat stroke
Heat stroke merupakan kondisi hipertemia yang paling parah. Jika Anda mengalaminya, maka harus ditangani segera karena bisa menyebabkan kecacatan bahkan kematian. Heat stroke dapat ditandai dengan gejala berikut ini:
- Suhu tubuh yang meningkat dengan cepat, sampai di atas 40oC
- Kulit terasa panas, kering, atau muncul keringat berlebih
- Kejang
- Penurunan kesadaran yang ditandai dengan kebingungan dan bicara tidak jelas.
Kapan Harus ke Dokter
Jika Anda mengalami hipertermia dengan gejala ringan, maka pertolongan pertama yang bisa dilakukan adalah beristirahat dan berteduh, lalu konsumsi air putih atau bisa juga larutan elektrolit. Namun, saat gejala belum hilang, segeralah datang ke fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapat penanganan dan pertolongan yang tepat.
Akan tetapi, saat gejala yang ditunjukan adalah heat exhaustion atau heat stroke, segera ke IGD rumah sakit terdekat agar mendapatkan penanganan yang tepat. Sebab kedua jenis hipertermia tersebut merupakan kondisi gawat darurat.
Diagnosis Hipertermia
Saat melakukan pemeriksaan, dokter akan menanyakan terlebih dahulu gejala yang dirasakan dan aktivitas yang baru saja dilakukan. Sebab hipertermia sangat berkaitan dengan aktivitas yang dilakukan. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik untuk memastikan gejala yang diderita.
Dokter akan memeriksa suhu tubuh pasien untuk memastikan apakah pasien mengalami hipertermia atau tidak. Selain itu, dokter juga akan memastikan apakah pasien memiliki faktor atau kondisi yang meningkatkan risiko terjadinya hipertemia, seperti penggunaan obat-obatan atau menderita tirotoksikosis.
Pengobatan Hipertermia
Penanganan utama pada hipertermia adalah dengan mendinginkan suhu tubuh saat muncul gejala. Jika Anda mengalami hipertermia, langkah yang dapat dilakukan antara lain:
- Beristirahat dari aktivitas yang sedang dilakukan, bila perlu Anda dapat beristirahat sambil berbaring.
- Berteduh agar terhindar dari sengatan panas, bila perlu berteduh di ruangan yang sejuk dan memiliki aliran udara yang baik.
- Minum air putih atau minuman elektrolit, namun hindari mengonsumsi minuman terlalu dingin karena dapat menimbulkan kram perut.
- Mengompres kepala, leher, muka, dan bagian tubuh yang mengalami kram menggunakan air dingin.
- Melonggarkan pakaian yang ketat, termasuk kaus kaki dan sepatu.
Selama menjalani pertolongan pertama, usahakan untuk tetap memantau suhu tubuh menggunakan termometer. Jika suhu tubuh tidak kunjung turun setelah mendapatkan pertolongan, atau jika gejala hipertermia tidak kunjung reda, segera kunjungi dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
Pencegahan Hipertermia
Langkah terbaik pencegahannya adalah menghindari paparan sinar matahari atau cuaca panas dalam jangka waktu cukup lama. Jika Anda harus bekerja atau beraktivitas di tempat yang panas, berikut adalah langkah pencegahan hipertermia yang bisa dilakukan:
- Jangan menggunakan pakaian tebal, namun gunakan pakaian yang tipis yang mampu melindungi area tubuh ketika berada di luar ruangan.
- Gunakan topi dan tabir surya yang dapat melindungi kulit dari sengatan sinar matahari.
- Konsumsi air dalam jumlah yang banyak, setidaknya 2–4 gelas air setiap jam.
- Hindari minuman mengandung kafein dan alkohol saat beraktivitas di tempat yang panas karena mengakibatkan cairan tubuh makin berkurang.
Nah, itulah informasi mengenai hipertermia. Mulai dari gejala, penyebab dan cara mengobatinya. Semoga bermanfaat ya, Parents !
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca juga :
6 Cara Atasi Peradangan Bantalan di Sekitar Sendi, Bisa Dilakukan di Rumah
6 Faktor Risiko Seseorang Alami Penumpukan Protein Abnormal, Berakibat Fatal!
Mirip Jerawat, Kenali Gejala, Penyebab, dan Pengobatan Hidradenitis Supurativa