Bila Si Kecil menangis di malam hari, Anda mungkin langsung terbangun dan bahkan terjaga semalaman. Namun anehnya hal itu tidak terjadi pada beberapa suami. Mereka tetap tidur dan tidak terbangun sama sekali meskipun tangisan bayi cukup keras. Pertanyaannya apakah mereka pura-pura tidak mendengar suara tangisan bayi? Ataukah mereka benar-benar sedang tertidur pulas sehingga tidak mendengarnya?
Ternyata, ada penjelasan ilmiah loh Bun mengenai persoalan para ayah yang tidak bangun di malam hari meski suara tangisan bayi sangat keras.
Simak selengkapnya di bawah ini!
Perbedaan sensitivitas antara Bunda dan Ayah pada suara tangisan bayi
Bunda sebaiknya jangan terburu-buru emosi bila suami tidak terbangun di malam hari meski si kecil menangis cukup kencang. Pasalnya, sebuah penelitian dari MindLab di Inggris menyatakan bahwa para suami memang tidak mendengar suara tangisan bayi tersebut.
Penelitian tersebut menjelaskan bahwa perempuan memang akan cenderung terbangun ketika mendengar tangisan bayi. Sementara laki-laki akan cenderung tersentak dan terbangun ketika mereka mendengar suara alarm mobil.
Para peneliti menyimpulkan, sensitivitas yang berbeda antara perempuan dan laki-laki ini mungkin didasari atas fakta bahwa mereka terhubung secara berbeda.
Perempuan cenderung lebih cepat menanggapi apapun yang akan mengancam anak-anak mereka. Sementara laki-laki cenderung lebih cepat menanggapi apapun yang membuat mereka khawatir dapat membahayakan seluruh anggota keluarganya.
Tidak hanya tangisan bayi, perempuan juga lebih sensitif dengan suara keran yang menetes, suara berisik di luar, suara mendengkur, lalat berdengung, sirine, alarm mobil, angin kencang, dan suara yang ada di jalan raya.
Adapun laki-laki akan cenderung lebih sensitif dengan suara angin kencang, lalat berdengung, suara dengkuran, suara dari saluran air, jangkrik, sirene darurat, detak jam, suara bor, dan keran yang menetes.
Sensitivitas perempuan dan laki-laki pada suara tangisan sama pada bayi autisme
Penelitian serupa juga menjelaskan hal yang sama tentang sensitivitas perempuan dan laki-laki pada suara tangisan bayi. Penelitian itu dilakukan oleh Lembaga Kesehatan Anak Nasional di AS, pada 18 perempuan dan pria.
Selama masa penelitian, para ilmuwan melakukan pemindaian otak pada peserta yang tertidur. Mereka kemudian memutar rekaman white noise yang diselingi dengan klip pendek bayi menangis.
Pemindaian menunjukkan perempuan menjadi lebih waspada setelah mendengar tangisan bayi. Namun otak laki-laki tetap istirahat.
“Menentukan apakah tanggapan ini berbeda antara laki-laki dan perempuan, berdasarkan usia, dan dengan status orang tua, membantu kita memahami naluri untuk merawat orang yang sangat muda,” kata rekan penulis studi Marc Bornstein.
Meskipun pola aktivitas otak berbeda antara laki-laki dan perempuan, tetapi tidak ada perbedaan dalam pola otak antara orang tua dan non-orang tua.
Dalam penelitian ini, para peneliti juga memainkan tangisan bayi yang kemudian didiagnosis menderita autisme.
Menariknya, penelitian ini menemukan bahwa laki-laki dan perempuan memiliki reaksi yang sama terhadap bayi autis.
Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bayi dengan kondisi tersebut memiliki tangisan bernada tinggi. Mendengar teriakan-teriakan ini menginterupsi pikiran yang sedang tidur lelap, baik pada laki-laki maupun perempuan.
***
Baca juga:
6 Jenis Tangisan Bayi Yang Sebaiknya Anda Tahu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.