Sejak awal menikah, setiap pasangan kerap dihadapkan dengan beragam macam ujian dalam pernikahan. Bisa saja salah satu atau keduanya bisa berubah sikap karena satu dan lain hal. Misalnya saja suami sangat cuek, dibandingkan ketika berpacaran.
Salah seorang Bunda bertutur kisahnya mengenai perubahan sikap sang suami. Di aplikasi TheAsianparent Indonesia ia menuturkan betapa dirinya merasa sedih dan bingung atas berbagai hal yang terjadi pada pernikahannya.
“Setelah menikah, suami sangat cuek…”
“Bukan bermaksud membuka aib kluarga, tapi saya benar-benar bingung harus gimana..
Jadi gini, saya menikah bulan April tahun kemarin. Saya kenal dengan suami sekitar 8 bulanan. Itu pun gak pake pacar-pacaran langsung lamaran terus nikah. Karena memang suami udah berumur, beda usia sama saya 14 tahun.
Dulu itu suami baik banget Bun, perhatian, sayang, baik gitu sama saya. Baik banget sama keluarga. Tapi gak tahu kenapa setelah menikah, beda banget Bun.
Cuek, diajak ngobrol juga gak mau, keluar terus gak pernah di rumah. Pulang pun udah tengah malem jam 1 atau jam 2 an. Sampe sebulan itu saya dicuekin terus Bun.
Dia juga gak pernah mau kalo saya minta buat sambang ke orang tua saya. Karena curiga, akhirnya saya cek WhatsAppnya.
Artikel terkait : “Suami tidak mau kerja, hubunganku dengan orangtua juga dibatasi,” keluh seorang istri
Selain suami sangat cuek, dia juga masih sering berhubungan dengan mantan kekasih
Ternyata dia masih hubungan sama mantannya, ceweknya itu minta suami ceraikan saya. Saya marah Bun waktu itu, udah bolak balik ketauan dan saya marahin tapi tetap aja diulang sama dia.
Dia cuma baik kalo pas ada maunya aja. Saya tertekan, apalagi saya masih tinggal bareng mertua, setiap apa yang saya kerjakan salah, gak pernah bener.
Bajuku disobek dibuat lap, cucian udah beres diberantakin, dikunciin di luar rumah dan masih banyak lagi Bun. Saya mencoba ikhlas, saya udah gak mempermasalahkan dia pulang malem, keluar terus, dia chatan sama siapa aja juga udah gak peduli.
Berharap kehamilanku akan mengubah sikap suami sangat cuek
Dan saya berpikir mungkin kalo saya hamil, dia bisa berubah. Dia bisa sayang lagi sama saya. Saya usaha bun, minum vitamin, obat, susu, promil gitu Bun.
Dan akhirnya alhamdulillah saya hamil Bun, bulan September. Tapi semua yang saya harapkan berbeda Bun, ternyata suami sama ibu mertua sikapnya sama aja, malah jauh lebih parah.
Karena saya benar-benar gak kuat dengan perlakuan mereka, saya lebih memilih pulang. Sampe usia kandungan 5 bulan ini.
Saya gak pernah dijenguk Bun, dia juga dichat WhatsApp, ditelpon gak pernah balas dan angkat. Saya harus gimana Bun, saya sudah sakit hati banget, pingin cerai saja. Tapi saya kasihan sama anak saya kalo lahir gak ada bapaknya.
Gimana ya Bun?” tutur Bunda tersebut.
Apa yang harus dilakukan saat pasangan berubah setelah menikah
Setiap pasangan kemungkinan akan berubah kala menikah. Perubahan ini bisa bersifat negatif maupun positif. Besarnya perubahan tersebut pun akan bergantung pada pribadi masing-masing,
Namun, sebetulnya yang mengkhawatirkan ialah banyak pasangan menikah yang tidak mengetahui benar-benar mengenai sifat pasangannya tersebut. Karena tidak semua orang akan benar-benar menunjukkan keseluruhan sifat dan sikapnya dalam masa penjajakan dan berpacaran.
Bila pernikahan sudah terjadi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menghadapi perubahan pasangan yang terjadi.
1. Ketahui dan kenali bahasa cintanya
Kita seringkali cenderung memberikan perlakukan pada pasangan sesuai dengan hal yang kita ingin terima atau ingin diperlakukan. Padahal, Bahasa cinta setiap orang bisa berbeda, begitu pun dengan pasangan Anda.
Saat misalnya bahasa cintanya adalah dengan sentuhan fisik, namun pasangan tidak memberikannya, bisa jadi ia berubah karena merasa kesepian.
Artikel terkait : “Tidak perlu mempermasalahkan jenis kelamin anak,” pesan penting seorang ibu
2. Temukan hal yang bisa dilakukan bersama
Pernikahan bukan hanya sekadar menjalani kehidupan masing-masing. Ada kalanya, melakukan berbagai hal bersama bisa menjadi kunci untuk keharmonisan.
Walau memiliki perbedaan, namun cobalah untuk menemukan hal yang bisa dilakuakn bersama-sama. Tentu, ini bisa membantu pasangan untuk lebih mengenal dan menghargai satu sama lain.
3. Berkomunikasi dengan efektif
Setiap pasangan berharap untuk dipenuhi berbagai kebutuhannya, dari segala aspek. Untuk lebih mengetahuinya, hendaknya pasangan melakukan komunikasi terbuka.
Bila tidak berhasil, tak ada salahnya untuk mencari orang ketiga yang netral dan solutif untuk menjadi penjembatan dalam berkomunikasi.
Baca Juga :
Benarkah suami penyebab stres ibu dua kali lipat dibandingkan anak? Suami wajib tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.