Bunda, apakah Ayah suka membantu melakukan pekerjaan di rumah? Dalam pandangan islam, bagaimana hukum suami melakukan pekerjaan rumah tangga?
Di zaman modern di mana sudah ada kesetaraan gender, hampir semua pekerjaan pria bisa dilakukan oleh perempuan. Pun sebaliknya, banyak pekerjaan kaum hawa dan bisa dilakukan oleh pria, termasuk pekerjaan rumah tangga.
Para suami kini tak lagi canggung mengolah masakan di dapur atau membantu istri membersihkan rumah ketika istri sibuk mengasuh anak. Meski begitu, tetap saja ada suami yang enggan melakukan pekerjaan rumah tangga dengan berbagai macam alasan.
Ada yang beralasan tidak sempat karena sibuk bekerja dan memilih menyediakan ART untuk untuk sang istri. Ada pula yang beranggapan bahwa pria seharusnya dilayani dan tidak pantas melakukan ‘pekerjaan perempuan’.
Melakukan pekerjaan rumah tangga adalah kodrat wanita?
Tak jarang, masyarakat percaya bahwa kodrat perempuan adalah mengurus rumah, melayani suami, memasak dan mengasuh anak. Bukan hanya para pria yang membenarkannya, perempuan pun masih banyak yang beranggapan serupa.
Benar bukan?
Pada dasarnya, anggapan tersebut tentu tidak tepat. Menurut KBBI, kata kodrat bisa diartikan sebagai kekuasaan Tuhan yang mana manusia tidak bisa menentangnya, sesuatu yang sifatnya melekat sejak diciptakan.
Berdasarkan makna tersebut, kodrat bagi perempuan ada empat hal yakni; haid, hamil, melahirkan, serta menyusui. Semua itu terjadi atas kekuasaan Tuhan.
Kodrat tersebut jelas tidak bisa digantikan oleh pria. Sementara melakukan pekerjaan rumah tangga bukanlah kodrat, tapi pilihan. Semua perempuan bisa melakukannya apapun jika dia mau dan mampu.
Hukum suami melakukan pekerjaan rumah tangga menurut islam
Islam sebagai agama rahmatan lil alamin, memberikan kedudukan yang tinggi lagi mulia bagi seorang wanita. Bukan sekadar sebagai pelayan di dalam rumah.
Dalam Islam, suami yang membantu istri dengan melakukan pekerjaan rumah tangga merupakan perbuatan yang baik dan termasuk kebiasaan orang-orang shalih. Bahkan hal tersebut menunjukkan keluhuran akhlak sang suami dan dicontohkan sendiri oleh Nabi SAW.
‘Aisyah (istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam) tatkala ditanya, “Apa yang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lakukan ketika berada di tengah keluarganya?”. ‘Aisyah menjawab, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam biasa membantu pekerjaan keluarganya di rumah. Jika telah tiba waktu shalat, beliau berdiri dan segera menuju shalat.” (HR. Muslim).
Dari salah satu kisah teladan Nabi Muhammad SAW di atas, merupakan cara Rasulullah memuliakan, menyayangi, dan memanjakan istri. Contoh di atas juga merupakan wujud nyata akhlak mulia beliau yang tawadhu atau rendah hati.
Ketika Nabi Muhammad SAW di rumah, beliau membantu pekerjaan rumah tangga seperti menyapu rumah, memerah susu kambing, menjahit baju, makan bersama pembantunya, dan membeli kebutuhannya di pasar.
Membantu meringankan pekerjaan istri termasuk sifat tawadhu
Sebagai muslim, tentunya kita harus menumbuhkembangkan sifat rendah hati atau tawadhu karena tawadhu dalam Islam merupakan perintah Allah SWT. Adapun keutamaan rendah hati dalam Islam salah satunya adalah mencegah seseorang bersikap sombong.
Dalam surat Asy Syu’araa ayat 215 Allah SWT berfirman yang artinya;
Dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu orang-orang yang beriman.” (QS. Asy Syu’araa : 215)
Selain itu, keutamaan memiliki sifat tawadhu dalam Islam adalah diangkat derajatnya oleh Allah. Nabi Muhammad SAW bersabda;
“Tidaklah seseorang bertawadhu karena Allah melainkan Allah mengangkat derajatnya.” (HR. Muslim).
Rasulullah juga bersabda;
“Sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku ‘Tawadhulah kalian sehingga tidak ada seorang pun yang menyombongkan dirinya dan berlaku aniaya terhadap orang lain”. (HR. Muslim)
Dengan demikian, hukum suami membantu pekerjaan rumah tangga adalah sangat dianjurkan dalam islam karena perbuatan ini merupakan salah satu wujud akhlak dalam Islam yang mulia dan dicontohkan sendiri oleh Nabi Muhammad SAW .
Dari ulasan di atas, dapat disimpulkan bahwa suami yang membantu istrinya melakukan perkerjaan rumah tangga sama dengan meneladani Rasulullan dan bersifat tawadhu.
Jadi tidak ada alasan lagi bagi Ayah untuk tidak membantu Bunda di rumah saat dibutuhkan. Jika Ayah benar-benar tidak dapat membantu, carilah solusi tanpa harus membebani Bunda. Misalnya mempekerjakan ART atau menggunakan jasa housekeeping online atau membawa baju kotor ke tempat laundry kiloan. Ayah dan Bunda juga bisa bekerja sama dengan berbagi tugas atau melakukannya bersama-sama.
Jika Bunda mau mengerjakan sendiri karena merasa mampu, jangan lupa mengucapkan terima kasih padanya. Bantuan dan penghargaan Ayah akan sangat berarti bagi Bunda.
****
Sumber: DalamIslam.com, kbbi.web.id
Baca juga:
Parenting Islami : 3 Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak Sesuai Ajaran Islam
Pentingkah Membuat Jadwal Hubungan Intim dengan Suami? Ini Jawabannya!
5 Tanda Suami Romantis Menurut Islam, Pak Suami Termasuk Nggak Bun?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.