Kondisi pandemik yang tengah melanda saat ini memaksa banyak perusahaan menerapkan kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH). Namun sejumlah data menunjukkan, kebijakan ini justru memicu tingkat stres yang lebih tinggi. Benarkah demikian? Lalu, bagaimana mengenali gejala dan cara mengatasi stres kerja di rumah?
Melansir laman Katadata, survei terbaru yang dilakukan Blind, sebuah (aplikasi komunitas workplace) menemukan bahwa 68 persen pekerja mengaku merasakan kelelahan mental yang lebih tinggi saat WFH. Survei ini melibatkan lebih dari 3 ribu responden dari 40 perusahaan.
Temuan Blind juga didukung oleh studi Microsoft sebelumnya yang menemukan kalau semakin banyak orang yang lembur dan intensitas bekerja di akhir pekan semakin sering. Di sisi lain bekerja secara remote membuat tingkat stres lebih tinggi dan kelelahan mental lebih cepat terjadi.
Artikel terkait: Kerja dari Rumah Membuat Anda Jenuh? Anda Salah Strategi!
Stres Kerja, Hati-hati Burnout!
Dalam sebuah sesi webinar theAsianparent bersama Good Doctor, psikolog Zarra Dwi Monica mengingatkan betapa pentingnya mengelola stres terkait pekerjaan. Sebab bila dibiarkan, hal tersebut bisa berujung pada kondisi yang lebih buruk, yaitu burnout.
Saat stres sudah sangat tinggi, Anda perlu mencari keseimbangan dengan cara mengurangi pemicu stres. Kuncinya, menemukan sumber atau penyebab stres dan fokus mengelola emosi.
Pada umumnya, stres terjadi karena adanya suatu peristiwa atau konflik tertentu, sementara burnout adalah akumulasi terhadap stres yang berkelanjutan. Jadi, stres yang tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan burnout.
Nah, untuk itu Parents perlu mengenali beberapa gejala burnout berikut ini.
- Gejala fisik dan psikis. Merasa energi seolah hilang, terus-terusan lelah baik secara fisik maupun emosional. Tak cuma itu, pola tidur juga berubah, perubahan nafsu makan, mudah sakit, bahkan mengalami psikosomatik. Secara psikis mereka yang mengalami burnout juga sulit berkonsentrasi, rasa cemas meningkat, mood turun, hingga mudah marah.
- Merasa asing dengan pekerjaan. Dalam fase ini, seseorang akan merasa tidak enjoy dengan pekerjaannya, pesimis, mengisolasi diri, dan merasa tidak ada koneksi dengan lingkungan maupun pekerjaan.
- Merasa tidak ada pencapaian. Hal ini ditandai dengan perasaan bahwa tidak lagi harapan untuknya di masa depan, kemudian performa menjadi menurun dan tidak produktif.
Stres Kerja di Rumah, Atasi dengan Cara Ini
1. Selesaikan Akar Stresnya
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengatasi stres kerja adalah dengan memahami apa akar masalahnya. Apakah sumber stres tersebut bisa diubah atau berada di luar kendali?
Nah, setelah memahami penyebab stres, selanjutnya kenali sumber daya diri yang dimiliki. Sumber daya inilah yang bisa dimaksimalkan untuk mengatasi stres. Namun jika memang penyebab stres berada di luar kendali diri, maka belajar lapang dada menerima akan lebih melegakan.
2. Kelola Ekspektasi, Cara Atasi Stres Kerja di Rumah
Salah satu pemicu stres yang terkadang tak disadari adalah ekspektasi yang terlalu tinggi. Ibaratnya,
Alih-alih mengejar kesempurnaan, akan lebih baik untuk fokus pada peningkatan kapasitas diri. Sederhananya dengan membuat target yang spesifik, terukur, realistis, dan bisa dicapai dengan alokasi waktu yang ada.
3. Pahami Job Desk
Merupakan sebuah keharusan untuk mengetahui area mana saja yang menjadi bagian dari job desk Anda. Tingkatkan kemampuan diri dengan sering berlatih dan belajar agar dapat menyelesaikan job desk dengan baik. Sebaliknya, jika memang suatu pekerjaan bukan menjadi bagian dari kewajiban Anda, jangan memaksakan diri.
Artikel terkait: Stres WFH Mulai Melanda, Lakukan 5 Cara Ini Agar Hati Tetap Bahagia
4. Buat Prioritas, Cegah Stres Kerja di Rumah
Pada dasarnya, otak hanya bisa berfokus pada satu hal dalam satu waktu. Maka lebih baik memaksimalkan apa yang sedang dikerjakan agar lebih cepat selesai sehingga bisa segera beralih ke pekerjaan lain.
“Mana yang penting dan mendesak, maka itu yang diutamakan,” saran Zarra.
5. Bangun Support System
Meski pekerjaan adalah hal yang penting, bukan berarti Anda menghabiskan sebagian besar waktu untuk pekerjaan. Yang tak kalah penting ialah membangun support system di lingkungan keluarga, teman, hingga komunitas terkait hobi. Hal ini perlu dilakukan untuk menjaga keseimbangan mental.
6. Self Care
Setidaknya sisakan waktu 30 menit dalam sehari untuk merawat diri dan melakukan hal yang disukai secara mindful.
****
Stress dan burnout tidak akan selesai dengan sendirinya apabila kita tidak melakukan sesuatu. Jadi, yuk, mulai langkah nyata untuk mengupayakan kesehatan mental tetap terjaga.
Baca juga:
id.theasianparent.com/yoga-untuk-menghilangkan-stres