Seorang ibu bernama Ashle Potter menulis postingan Facebook yang dapat menenangkan semua ibu lainnya bahwa mereka adalah ibu yang baik. Ia menyadari bahwa menjadi ibu bukanlah pekerjaan yang mudah.
Ada kritikan dari kanan, kiri, atas, dan bawah soal gaya parenting yang dipilih. Ada pula rasa bersalah yang datang dari diri sendiri yang membuat seorang ibu sering meragukan apakah ia sudah jadi ibu yang cukup baik untuk anak-anaknya.
Tulisannya di Facebook sungguh melegakan banyak pihak, terutama para ibu yang sering dihakimi oleh orang lain dan ibu yang sering merasa bersalah karena merasa kurang memberikan yang terbaik untuk anak mereka.
Postingan viralnya membuktikan bahwa perasaan seperti yang ia tuliskan bukanlah hal yang dialami oleh dirinya sendiri. Melainkan juga dialami oleh banyak ibu yang lain.
Berikut terjemahan dari postingan yang ia tulis:
Untuk para ibu yang menyusui: Teruskanlah proses menyusui itu. Menyusui adalah hadiah yang sangat mengagumkan untuk bayimu dengan jangka waktu tertentu yang sudah sanggup kamu lakukan. Kamu adalah ibu yang baik.
Untuk para ibu yang memberikan susu formula pada anak-anaknya: Bukankah ilmu pengetahuan itu sangat menabjubkan? Dahulu kala, seorang bayi dengan ibu yang tidak bisa memproduksi cukup ASI akan jadi sangat menderita, tapi sekarang? Berkat ilmu pengetahuan, kita semua bisa hidup lebih baik. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk para ibu yang menggunakan popok kain yang bisa dipakai berulang kali, pantat bayi yang lembut serta menonjol karena popok kain adalah sesuatu yang sangat menggemaskan dan sangat ramah di kantong. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk ibu yang menggunakan popok sekali pakai: Benda ini bisa menampung banyak. Dan tentunya lega jika tidak perlu khawatir tentang kebocoran dan banyaknya cucian. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk ibu rumah tangga, aku bisa membayangkan bahwa apa yang telah kamu lakukan bukanlah hal yang mudah, tapi agar kamu dapat menghabiskan tahun-tahun berharga bersama bayi, kamu memang harus menjadi sosok yang luar biasa. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk para ibu yang bekerja, maka apa yang kamu lakukan adalah hal yang sangat luar biasa. Kamu bisa terus mengejar karir dan bisa menjadi seorang teladan yang positif bagi anak-anakmu dalam banyak cara. Itu adalah sesuatu yang fantastis. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk ibu yang harus memberi makan anak-anaknya dari makanan cepat saji sepanjang minggu karena kamu terlalu lelah untuk memasak atau pergi berbelanja; yang penting kamu sudah memberi makan anak-anakmu. Dan hey, aku yakin bahwa mereka tidak mengeluh! Kadang-kadang kewarasan memang bisa ditemukan dalam sebuah kemasan putih dengan ayam yang besar di dalamnya. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk ibu yang memasak sendiri makanan untuk anak-anaknya menu sarapan makan siang dan makan malam selama seminggu terakhir: Keren! Nutrisi yang baik itu sangat penting. Memberi anak-anak pelajaran untuk menikmati makanan sehat pada usia dini adalah anugerah dalam hidup mereka. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk ibu dengan anak-anak yang duduk dengan tenang dan sopan di restoran mewah: Kereeeen, dibutuhkan banyak usaha untuk menjaga ketertiban anak-anak di tempat di mana mereka tidak berlarian di sekitarnya. Anda seorang ibu yang baik.
Untuk ibu dengan balita yang tampak seperti pengacau di tempat manapun, bukankah anak-anak memang seringkali mempermalukan diri sendiri dan seolah sedang kehilangan akal sehat mereka? Kita semua sudah pernah melaluinya. Kamu adalah seorang ibu yang baik.
Untuk para ibu yang sering menghakimi ibu-ibu lain untuk kasus APAPUN di atas?
Berkacalah temanku… Berkacalah.
Ibu asal Warren, Ohio, Amerika Serikat ini berhasil mendapatkan 67.000 lebih likes dan tulisannya dibagikan lebih dari 83 ribu kali di Facebook. Jumlah tersebut masih ditambah oleh beberapa pihak yang melakukan repost seperti akun Facebook Love What Matters yang membuat tulisan tersebut dibagikan kembali oleh lebih dari 18 ribu kali.
Rupanya, ide tulisan Ashle ini jadi berkembang dengan berbagai variasi kasus tentang gaya pengasuhan berbeda yang dipilih para ibu. Munculnya contoh kasus lain dengan akhiran, “Kamu adalah ibu yang baik” membuktikan bahwa tak ada seorang pun ibu yang mau dihakimi dan munculnya solidaritas para ibu untuk saling menghargai.
Misalnya seperti komentar pemilik akun di halaman love What Matter yang menambahkan dalam kolom komentar:
Kepada para ibu yang melahirkan bayinya dengan cara normal, kamu adalah ibu yang berani. Kamu adalah ibu yang baik.
Kepada para ibu yang menjalani operasi cesar, kamu adalah sebuah simbol kekuatan. Kamu adalah ibu yang baik.
Selain komentar Belle, masih ada banyak komentar positif dari para perempuan yang mengungkapkan pentingnya solidaritas dan menjauhi perilaku menghakimi gaya parenting ibu satu sama lain.
Hampir semua ibu mengalami masa-masa di mana mereka merasa gagal menjadi ibu yang baik untuk anaknya, entah itu faktor psikologis maupun karena ada orang lain yang menyudutkan mereka. Yang jelas, sekarang ini penting bagi para ibu untuk berhenti berkomentar buruk tentang ibu yang lain dalam hal pengasuhan.
Kebiasaan ini hendaknya dimulai dari diri sendiri. Ingatlah, bagaimanapun pilihan cara mengasuh anak, Anda adalah ibu yang baik.
Baca juga:
Anak ASI atau Susu Formula dan Perdebatan Lain yang tak Perlu Namun Biasa dilakukan oleh Para Ibu
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.