Entah dengan metode apa yang ibu pilih untuk melahirkan bayi, selalu saja muncul perdebatan cara mana yang lebih hebat: vaginal atau operasi caesar. Sayangnya, sering muncul stigma ibu melahirkan caesar yang terkesan menghakimi.
Rina (30) memutuskan melahirkan anak pertamanya dengan operasi caesar karena disarankan oleh dokter kandungannya. Posisi bayinya sungsang, ditambah lagi minus mata Rina yang terlalu besar membuat persalinan vaginal sangat berisiko untuk ibu dan bayinya.
Namun yang membuat Rina sedih adalah komentar-komentar yang ia dapat dari orang-orang di sekitarnya ketika mengetahui dirinya melahirkan SC. Kenyataannya, mereka yang melalui persalinan caesar seringkali tak punya pilihan lain, yang penting bayinya bisa selamat.
Mendengar stigma ibu melahirkan caesar tentu membuat para ibu seperti harus merasakan sakit dua kali. Sakit karena luka jahitan operasi dan sakit hati karena dihakimi oleh orang-orang yang meremehkan ibu yang melahirkan caesar.
Maka, kami mengajak Anda semua untuk berhenti melontarkan kalimat-kalimat berikut ini pada mereka yang melahirkan caesar saat kumpul keluarga.
Stigma ibu melahirkan caesar
1. “Kamu beruntung bisa lahiran dengan cepat. Nggak perlu ngerasain 14 jam di kamar bersalin.”
via GIPHY
Sebagian besar ibu yang menjalani metode SC karena telah melalui belasan jam di kamar persalinan namun bayinya tak kunjung keluar. Ingat, Bun, melahirkan bukanlah kompetisi.
Tak ada yang menang atau kalah jika Anda menjadi yang tercepat (atau bahkan yang terlama!) di kamar persalinan.
2. “Makanya banyak jalan kaki sama senam hamil biar nggak perlu caesar. Kalau sungsang, banyak-banyak jongkok deh.”
via GIPHY
Dengar saran semacam ini rasanya ingin bilang: “Hey, semua saran sudah saya coba lho!” Tapi, berujung hanya bisa tersenyum manis sambil mengucapkan terima kasih.
3. “Wah, belum merasakan jadi ibu sejati dong…”
via GIPHY
Duh, rasanya ingin langsung membalikkan meja ya kalau sampai ada yang tega mengatakan stigma ibu melahirkan caesar. Please deh, melahirkan itu otomatis membuat kita jadi seorang ibu, terlepas dari metode apa yang dipilih.
Memangnya kalau melahirkan caesar, tidak pantas jadi ibu? Lalu, bayi saya harus memanggil saya apa, dong?
4. “Setidaknya Miss V kamu masih tetap rapat”
via GIPHY
Bagi mereka yang melalui persalinan vaginal, tentu saja yang berkorban paling banyak adalah area Miss V. Namun bagi ibu yang melahirkan caesar, area perut harus disayat, usus digeser, dan bayi dikeluarkan.
Anggap saja impas ya, sama-sama berkorban, sama-sama mengalami sakit yang luar biasa. Lagipula rapat atau tidak rapat, memangnya saya akan dengan bangga memamerkan Miss V saya pada orang-orang?
5. “Males ngeden ya? Atau gak mau merasakan sakit? Makanya pengen yang gampang aja…”
via GIPHY
Puhleaaaaseee… operasi itu bukanlah jalan yang mudah. Bayangkan ada seseorang mengobok-obok organ dalam tubuh Anda kemudian menjahitnya lagi.
Lalu, Anda harus berjalan pelan sekali seperti nenek-nenek usia 80 tahun. Bahkan sekedar pergi ke kamar mandi pun menjadi sebuah perjuangan luar biasa.
6. “Yaaahhh… udah nggak bisa lagi merasakan persalinan normal kalau anak pertama aja lahirnya caesar”
via GIPHY
Wah, tampaknya Anda kurang banyak membaca. Memang tidak setiap wanita bisa menjalani VBAC (Vaginal Birth After C-Section) tetapi ada beberapa wanita yang sukses melahirkan vaginal saat anak kedua meski sebelumnya caesar.
7. “Banyak duit nih pasti kalau lahiran caesar…”
via GIPHY
Melahirkan caesar tak hanya meninggalkan sakit pada bekas luka operasi tetapi juga pada kantong. Percayalah, kalau boleh memilih, tentu kami ingin bisa melahirkan dengan mudah dan murah.
Kalau tidak boleh ngomong hal-hal di atas, sebaiknya ngobrol apa dong kalau kumpul keluarga? Masih banyak kok hal lain yang bisa ditanyakan untuk sekedar basa-basi.
Jangan sampai momen kebersamaan dengan keluarga jadi rusak kalau kita menyinggung hal yang sensitif.
Bunda juga pernah menerima stigma ibu melahirkan caesar? Share dengan kami yuk di kolom komentar.
Baca juga:
5 Hal yang Tidak Boleh Diucapkan Pada Ibu Baru Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.