Splenomegali adalah pembesaran limpa. Kondisi ini jarang menimbulkan gejala sehingga kerap ditemukan secara kebetulan saat melakukan pemeriksaan kesehatan rutin.
Limpa merupakan organ tubuh yang terletak di bawah tulang rusuk kiri. Ukuran normalnya berkisar antara 11 sampai 20 cm dengan berat hingga 50 gram. Namun pada splenomegali, limpa dapat membesar lebih dari 20 cm dan mencapai berat hingga 1 kg.
Limpa adalah organ yang kerap ‘dilupakan’, padahal organ ini memegang peran kunci dalam sistem kekebalan tubuh. Yakni, dalam mengenali kuman penyebab infeksi serta membentuk antibodi untuk melawan infeksi tersebut.
Gejala yang menyertai splenomegali
Splenomegali jarang menimbulkan gejala. Namun pada sebagian orang, limpa yang membesar dapat menekan organ lain dan menghambat aliran darah ke limpa sehingga muncul gejala tertentu, di antaranya:
- Anemia.
- Kelelahan.
- Perut kembung dan begah.
- Rasa tidak nyaman di tulang rusuk kiri atau perut kiri atas
- Mudah mengalami pendarahan.
- Berat badan menurun.
- Kulit dan bagian putih mata menguning.
- Sering mengalami infeksi, yang ditandai dengan demam.
Anda disarankan untuk segera ke dokter bila merasakan sakit di perut bagian kiri atas. Utamanya, bila nyeri bertambah berat saat Anda menarik napas dalam-dalam.
Penyebab splenomegali
Sejumlah kondisi dapat menyebabkan splenomegali, yang tersering yaitu:
- Kanker darah seperti leukemia, limfoma, dan penyakit mieloproliferatif (kelainan pada sumsum tulang).
- Penyakit hati termasuk hepatitis dan sirosis. Pada 30 persen kasus, splenomegali disebabkan oleh adanya gangguan pada hati, yang ditandai dengan hepatomegali atau pembesaran hati.
- Infeksi bakteri, virus, dan parasit pada limpa.
Kondisi-kondisi berikut juga dapat menyebabkan pembesaran limpa:
- Anemia sel sabit yang menyebabkan sel darah merah hancur lebih cepat.
- Gangguan metabolisme seperti penyakit Gaucher dan Niemann-Pick.
- Adanya tekanan dan bekuan darah pada pembuluh darah di limpa atau hati.
- Kondisi autoimun, seperti lupus dan artritis reumatoid.
- Kanker pada limpa atau dari organ lain yang menyebar ke limpa.
- Abses atau kumpulan nanah pada limpa.
Sesungguhnya splenomegali merupakan kondisi yang jarang terjadi. Namun, kelompok individu berikut lebih berisiko mengalami pembesaran limpa:
- Anak-anak dan dewasa muda yang memiliki infeksi.
- Individu yang tinggal atau bepergian ke daerah endemis malaria.
- Individu dengan kelainan metabolisme bawaan yang dapat memengaruhi organ hati dan limpa.
Cara mendiagnosis splenomegali
Meski jarang menimbulkan gejala, pembesaran limpa dapat diketahui dengan pemeriksaan fisik pada perut bagian kiri atas. Untuk mengonfirmasi diagnosis, umumnya dilakukan salah satu pemeriksaan berikut:
- Hitung darah lengkap untuk mengukur jumlah sel darah putih, sel darah merah, dan trombosit. Kadar yang rendah dapat mengindikasikan terjadinya splenomegali.
- CT scan atau USG perut untuk mengetahui ukuran limpa dan melihat kondisi organ lain yang mungkin tertekan akibat pembesaran limpa. Magnetic resonance imaging (MRI) juga dapat dilakukan untuk mengetahui aliran darah dalam limpa.
- Tes fungsi hati untuk melihat kadar enzim hati seperti SGOT dan SGPT. Kadar enzim hati yang tinggi bisa menandakan adanya pembesaran limpa.
- Biopsi sumsum tulang untuk menemukan penyebab pembesaran pada limpa.
Cara mengobati splenomegali
Splenomegali yang bergejala akan ditangani sesuai dengan penyebab yang mendasarinya. Sedangkan bila tidak bergejala, dokter umumnya akan meminta Anda untuk menunggu dan tetap waspada. Bila kemudian gejala muncul, Anda disarankan untuk segera kontrol ke dokter.
Operasi pengangkatan limpa (splenektomi) biasanya disarankan bila splenomegali menyebabkan komplikasi serius atau tidak bisa diobati dengan pilihan pengobatan lainnya. Pada umumnya, individu tetap bisa beraktivitas normal setelah limpa diangkat. Akan tetapi untuk mempercepat proses pemulihan, disarankan untuk:
- Melakukan vaksinasi sebelum dan sesudah operasi.
- Mengonsumsi antibiotik sampai habis, terutama bila ada kemungkinan infeksi.
- Menghubungi dokter saat mengalami demam karena merupakan tanda adanya infeksi.
- Tidak bepergian ke wilayah yang endemis malaria.
Komplikasi splenomegali
Splenomegali dapat menyebabkan ruptur (robekan) limpa. Ini merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan operasi dan transfusi darah segera untuk mengembalikan volume darah. Pada beberapa kasus, operasi pengangkatan limpa dapat meningkatkan risiko terjadinya infeksi bakteri, seperti Streptococcus pneumoniae dan Neisseria meningitidis.
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.