Adakah Parents yang berasal dari Palembang? Apakah Anda mempunyai dan mengetahui fakta menarik di balik kain tradisional songket Palembang?
Songket merupakan salah satu warisan kebudayaan yang berasal dari Palembang, Sumatera Selatan yang sudah sangat terkenal keindahannya. Ditenun dari benang emas dan perak yang menawan, keindahannya telah dikenal hingga negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand.
Umumnya, Anda akan melihat kain songket dikenakan dengan cara melilitkannya seperti sarung, ada juga yang disampirkan di bahu atau dikenakan sebagai destar atau tanjak. Lebih lanjut, yuk simak informasi menarik warisan kebanggaan Nusantara daratan Sumatera ini!
5 Fakta Menarik Songket Palembang
1. Sejarah Kain Songket Palembang
Melansir laman Indonesia Kaya, songket merupakan salah satu peninggalan bersejarah dari kerajaan Sriwijaya pada abad ke-7 hingga abad ke-13. Konon, kain songket merupakan bukti dari kerajaan Sriwijaya kala masih berjaya.
Songket identik dengan benang emas dan perak, yang diyakini didapat dari pedagang asal Tiongkok dan India yang saat itu berdatangan ke wilayah Sriwijaya. Para pedagang membawa sutra dan emas sebagai dagangan, yang kemudian menjadi cikal bakal kain songket berlapis emas khas Palembang.
Dengan kualitasnya yang terbaik di Indonesia, tak heran bila Songket dijuluki “Ratu Segala Kain”. Saking anggunnya, dibutuhkan waktu satu sampai tiga bulan untuk menyelesaikan kain songket eksklusif! Sementara untuk songket biasa hanya membutuhkan waktu sekitar 3 hari saja.
Awalnya, kain songket hanya digunakan oleh kaum Adam sebagai destar, tanjak atau ikat kepala. Seiring perkembangan zaman, barulah kaum perempuan Melayu mulai mengenakan songket sarung dipadukan dengan baju kurung.
Artikel Terkait: Kain Ulos, Si Penghangat Tubuh yang Menjadi Benda Sakral dalam Adat
2. Keistimewaan Songket
Patut diketahui bahwa kain songket memiliki banyak keistimewaan jika dibandingkan kain tenun jenis lain. Salah satunya corak dan ragamnya yang berbeda, masing-masing memiliki makna tersendiri.
Bahan dasar kain songket yang diimpor dari Tiongkok dan India sehingga membuat harga songket melambung tinggi. Teknik pembuatan kain yang unik dan cenderung rumit membuat songket berbeda dengan kain jenis lainnya.
Dari cara memakainya, songket pria dan perempuan memiliki perbedaan mendasar. Kain songket untuk pria disebut Rumpak (bumpak) dengan motif yang tidak penuh dengan tumpal (kepala kain) berada di belakang badan.
Songket tersebut dipakai mulai dari pinggul ke bawah sampai bagian bawah lutut (untuk pria yang telah menikah) dan menggantung di atas lutut (untuk pria yang belum menikah). Sementara bagi perempuan, tumpal (kepala kain) wajib berada di depan dengan posisi dari pinggul hingga mata kaki.
Artikel Terkait: Fakta Menarik Kain Sasirangan Khas Banjar, Asal Usul hingga Arti Warnanya
3. Teknik Pembuatan Rumit
Seperti telah diinfokan sebelumnya, songket membutuhkan waktu tiga bulan lamanya hingga selesai. Selain bahan dasar yang mewah, teknik membuatnya yang rumit membuat kain ini dibanderol dengan harga tidak murah.
Pembuatan songket Palembang menggunakan bahan baku benang sutera asli berwarna putih sebelum dilapis emas. Benang tersebut kemudian dimasukkan dan didesain ke dalam alat penenun yang biasa disebut dayan.
Semua bagian dayan, yaitu cagak dan beliro mempunyai fungsinya masing-masing untuk menarik benang lalu menggantinya dengan benang yang lain. Begitu seterusnya hingga benang-benang yang ada menjadi satu kesatuan membentuk motif pada kain songket.
Jika kurang konsentrasi saat pembuatan, seperti salah angkat urutan lidi, maka proses pengerjaan harus diulang. Jika tidak diulang motif pada kain songket tidak akan terbentuk dengan sempurna. Maka itu, jangan heran jika kain ini dipatok dengan harga mahal, bahkan mencapai ratusan juta rupiah.
4. Jenis dan Motif Kain Songket Beserta Maknanya
Dengan wujudnya yang begitu indah, songket memang tidak untuk penggunaan sehari-hari. Maklum saja, kain ini terlalu mewah dikenakan dalam keseharian. Di samping itu, kain songket juga memiliki jenis juga motif yang mengandung makna tertentu.
Biasanya, makna ini perlambang dari siapa yang memakainya. Merujuk laman Griya Tenun, ini dia ulasannya:
Jenis Kain Songket
- Songket Lepus adalah kain songket yang benang emasnya hampir menutupi seluruh bagian kain. Kata lepus berarti menutupi. Songket lepus mempunyai beberapa motif yaitu motif lepus bintang, lepus berantai, lepus ulir, dan lainnya.
- Songket Tawur. Songket Tawur memiliki motif yang tidak menutupi seluruh permukaan kain, tetapi berkelompok dan menyebar.
- Songket Tretes. Songket Tretes motifnya biasanya terdapat pada kedua ujung pangkal kain dan pinggir-pinggir kain, sementara bagian tengahnya dibiarkan polos.
- Songket Bungo Pacik. Songket Bungo Pacik mempunyai motif yang terbuat dari benang kapas putih sehingga benang emasnya hanya sebagai selingan saja.
- Songket Limar. Songket Limar ditenun dengan corak ikat pakan. Motifnya berasal dari benang pakan yang diikat dan dicelup pewarna.
- Songket Kombinasi. Songket kombinasi adalah perpaduan dari jenis songket lainnya.
Artikel Terkait: Bangga! Dior Gunakan Kain Endek Bali untuk Koleksi Fashion Teranyar
Motif dan Makna Kain Songket
Hal unik lain yaitu ragam motif kain songket yang selain bermakna, juga dipengaruhi tradisi dan kepercayaan yang berlaku di masing-masing daerah.
Contohnya, motif songket Melayu di Sumatera Timur yang didominasi motif bunga atau hewan karena pengaruh agama Islam. Sedangkan songket dari daerah Batubara, Sumatera Barat pernah mengaplikasikan corak naga berjuang namun telah punah. Jikalau ada kain bermotif hewan, umumnya karena pengaruh kolonial Belanda.
- Songket dengan motif bunga tanjung melambangkan keramah-tamahan. Motif ini biasanya dikenakan oleh tuan rumah ketika menyambut tamu sebagai ungkapan selamat datang.
- Songket bermotif bunga melati melambangkan keanggunan, kesucian, dan sopan santun. Kain songket dengan motif bunga melati ini biasanya dikenakan oleh perempuan yang belum menikah.
- Songket dengan motif pucuk rebung melambangkan sebuah harapan, doa, dan kebaikan. Biasanya, kain motif ini berperan dalam perayaan adat. Hal ini dimaksudkan agar orang yang memakainya diberkati dengan keberuntungan dan kemudahan dalam setiap langkah hidupnya.
5. Perawatan
Proses pembuatan yang rumit dan bahan baku yang mahal membuat kain ini berharga tinggi. Selain itu, minat masyarakat kian menurun untuk menenun karena harga jual dinilai tidak sebanding dengan pengerjaannya yang lama. Bagi Anda yang hendak memiliki kain songket, tentunya perlu dirawat dengan benar.
Mengutip Detik, Miranda Alda Iswandi selaku Direktur Artistik studio tenun Pinankabu menuturkan sebaiknya songket disimpan dengan menggulungnya menggunakan kertas bebas asam. Setelah dipakai, angin-anginkan kain songket dan bentangkan setiap bulannya untuk melihat jika ada noda yang perlu dibersihkan.
Parents, semoga informasi ini bermanfaat dan kain songket Palembang terus lestari hingga anak cucu kita nanti.
Baca juga artikel menarik lainnya:
4 Fakta Menarik Serta Jenis-Jenis Kain Tenun Suku Dayak yang Indah
Filosofi Pembuatan Kain Tenun Lombok, Syarat Perempuan Sasak Boleh Menikah
Kain Ulap Doyo, Kain Tradisional Suku Dayak Benuaq yang Terbuat dari Daun