Jangan Stres Hadapi Anak GTM, Ini 7 Solusinya dari Pengalaman Saya

Gerakan tutup mulut (GTM) bisa dilakukan anak-anak karena beberapa penyebab. Simak apa penyebab dan solusi mengatasi anak GTM. Jangan stres dulu Bunda!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Di usia 1-5 tahun, biasanya balita rentan mengalami problem terkait gangguan makan. Bahkan pada tingkat yang lebih serius, anak sampai melakukan aksi GTM (Gerakan Tutup Mulut) saat waktu makan tiba. Lalu, seperti apa solusi mengatasi anak GTM yang paling ampuh?

Banyak Parents yang pasti pusing tujuh keliling jika anak mulai susah makan, tak terkecuali saya ketika hal serupa juga dilakukan si kecil. Sebelum berpikir untuk mengatasi gangguan makan tersebut, ada baiknya Parents mencari tahu penyebab susah makan pada si kecil. Harapannya, jika sudah tahu penyebab si kecil susah makan, maka usaha untuk mengatasinya tentu akan lebih efektif dan tepat sasaran, bukan?

Apakah Parents pernah mengalami si kecil mulai sering GTM (Gerakan Tutup Mulut) saat waktu makan? Jika ya, adalah hal yang wajar jika Parents menjadi emosi. Saya pun juga. Namun, harus pandai meredam amarah, jangan lampiaskan pada si kecil. Sebab, kita justru harus membantunya.

Parents juga jangan khawatir, karena tentu ada penyebab mengapa anak melakukan GTM. Simak juga beberapa solusi mengatasi anak GTM, yakni ketika si kecil ogah-ogahan makan, berikut ini.

1. Adaptasi Tekstur Makanan

Ketika masa ASI Eksklusif 0-6 bulan, bayi full mengonsumsi ASI. Tekstur ASI yang cair dan lebih mudah dicerna ini membuat bayi merasa nyaman, sehingga membutuhkan waktu adaptasi lebih lama ketika akan memasuki masa MPASI. Si kecil harus beradaptasi ketika bertemu makanan yang bertekstur sedikit lebih padat daripada ASI. Tak jarang, si kecil malas makan karena merasa belum nyaman dengan tekstur makanannya.

Jika hal ini penyebabnya, Parents dapat mengatasinya dengan cara proses naik tekstur yang dilakukan secara perlahan. Misalnya pada usia 7-8 bulan, perkenalkan si kecil dengan puree buah yang sedikit encer, kemudian makanan bertambah kental/padat seiring bertambahnya usia si kecil atau ketika si kecil sudah tampak menikmati tekstur makanan sebelumnya. Lakukan adaptasi tekstur makanan ini setidaknya selama 2-3 minggu, hingga si kecil benar-benar merasa nyaman.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Menu Andalan dan Tips Bagaimana Saya Menghadapi Anak yang GTM

2. Hindari Distraksi dan Buat Suasana Makan Menyenangkan

Parents, siapa sih yang tidak suka bersantai, makan, sambil menonton TV? Pasti semua orang suka, kan? Orang dewasa saja suka, apalagi anak-anak. Namun, kebiasaan makan sambil menonton TV ini ternyata berdampak buruk bagi anak.

Biasanya, anak akan lebih fokus pada kegiatan menonton TV dibanding aktivitas makan. Alhasil, nafsu makan menurun dan makanan susah masuk karena cepat terasa kenyang. Jika hal ini penyebab si kecil mulai GTM, maka Parents bisa mengondisikan agar tidak ada distraksi/gangguan apapun saat si kecil sedang makan.

Buatlah suasana makan senyaman mungkin dan menyenangkan, tanpa harus menonton TV, agar si kecil tetap fokus pada makanannya. Matikan TV ketika jam makan tiba dan usahakan untuk selalu makan bersama seluruh anggota keluarga di rumah, agar si kecil tidak teralihkan dengan melihat aktivitas yang sedang dilakukan oleh anggota keluarga lain.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Membuat suasana makan menyenangkan bisa dengan mengajaknya bercerita hal-hal lucu sebelum makan, tidak mengomeli anak saat makan, menyajikan makanan dengan dekorasi yang menyenangkan, dan sebagainya.

3. Solusi Mengatasi Anak GTM, Disiplin Patuhi Jadwal Makan

Kondisi jadwal makan yang tidak teratur, dapat membuat jam biologis tubuh pun ikut tidak teratur, sehingga dapat mengacaukan nafsu makan si kecil. Setiap anak pada dasarnya mencintai keteraturan/rutinitas. Jadi, ciptakan jadwal makan yang teratur, agar kondisi tubuh juga ikut teratur. Begitu pula pada anak. Patuhilah jadwal makan agar nafsu makan anak tetap terjaga normal.

Percaya atau tidak, lambung kita dapat merekam jadwal makan kita selama ini, lho! Jika terbiasa sarapan jam 6 pagi, maka ketika jam 7 pagi perut belum terisi sarapan, bisa jadi si lambung akan mengeluarkan asam lambung berlebih sebagai pertanda dia berteriak minta diisi.

4. Libatkan Anak Saat Menyiapkan Makanan

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Biasanya, anak malas makan ketika merasa tidak cocok dengan menu makanannya. Jika hal ini penyebab si kecil GTM, maka salah satu usaha agar anak mulai bersemangat menghabiskan makanannya adalah mengajak anak terlibat dalam proses memilih dan menyiapkan menu makanan.

Ajarkan anak hal-hal sederhana yang membantu proses menyiapkan makanan, misalnya membantu menata meja makan, mengatur buah di piring, dan sebagainya. Dengan begitu, anak menjadi senang sekaligus bangga karena merasa dipercaya untuk membantu orang tua menyiapkan makanan di rumah.

Artikel terkait: 5 Tanda Anak Butuh Terapi Makan, Parents Jangan Sampai Abai!

5. Beri Menu Padat Gizi, Porsi Kecil, Bervariasi, dan Menarik

Nah, ini salah satu tips yang termasuk gampang-gampang susah untuk diterapkan oleh para Bunda. Jika orang tua memiliki keluangan waktu, cobalah untuk menyajikan makanan dengan porsi kecil, padat gizi, sekaligus bervariasi.

Mengapa harus padat gizi? Karena ketika masa-masa sulit makan, anak tidak mendapatkan asupan gizi yang memadai. Jadi, ketika anak sudah mau makan, berilah makanan/kudapan dalam porsi kecil, tetapi kandungan gizinya cukup tinggi dan lengkap. Harapannya, meski jumlah makanan yang masuk sedikit, tetapi kandungan gizinya sudah lengkap dan memenuhi kebutuhan harian anak.

Misalnya macaroni schotel isi wortel, bayam, daging asap, keju, dan telur. Dalam sepotong kecil kudapan macaroni schotel ini, sudah lengkap mengandung karbohidrat dari macaroni, protein dan lemak dari keju, daging asap, telur. Sementara vitamin dan mineral diperoleh dari isian wortel dan bayam.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Variasikan menu harian anak dan sajikan dengan aneka dekorasi yang lucu dan menarik, agar anak bersemangat menyantapnya dan tidak merasa bosan.

6. Pantau Kondisi Kesehatan

Tips ke-6 ini jadi hal yang penting dan harus diwaspadai juga oleh Parents. Anak yang melakukan aksi GTM bisa jadi sedang mengalami gangguan kesehatan sehingga membuat nafsu makan turun atau aktivitas makannya menjadi tidak nyaman.

Misalnya ketika anak mengalami sariawan atau radang tenggorokan, anak akan kesulitan menelan/mengunyah makanan. Atau ketika anak mengalami sembelit, biasanya anak akan susah makan karena ada rasa tidak nyaman di dalam perut ketika BAB belum keluar dengan lancar. Bisa juga ketika anak mengalami anemia atau terinfeksi cacing, maka salah satu tandanya berupa penurunan nafsu makan.

Jika penyebab anak GTM adalah salah satu dari gangguan kesehatan di atas, maka Parents dapat mengatasinya dengan mengobati penyakitnya terlebih dahulu. Ketika penyakit/gangguan kesehatan sudah diatasi, biasanya nafsu makan anak akan kembali normal.

Artikel terkait: Saran Chef untuk anak GTM: biarkan anak yang memasak! 

7. Jadilah Teladan bagi Anak

Tips terakhir ini berlaku untuk anak di semua usia, ya. Parents memegang peranan penting dalam hal ini. Setiap anak adalah peniru ulung, maka Parents harus selalu siap menjadi teladan dalam keseharian anak, termasuk dalam hal perilaku makan ini.
Misalnya, tunjukkan pada si kecil bahwa Parents juga bersemangat menghabiskan aneka sayuran dan makanan yang sudah tersaji di piring.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Sesekali, Parents dapat berlomba untuk menghabiskan makanan di piring masing-masing, agar si kecil ikut bersemangat menyantap makanannya. Tanamkan pada anak bahwa kita harus bersyukur telah memiliki makanan di rumah. Bentuk rasa syukurnya dengan cara menghabiskan makanan yang sudah tersaji di piring, tidak membuang-buang makanan, dan sebagainya.

Nah, itulah tujuh penyebab beserta solusi mengatasi anak GTM (Gerakan Tutup Mulut) atau susah makan. Selamat mencoba ya, Parents!

Ditulis oleh Devi Indriasari, UGC Contributor theAsianparent.com

Artikel UGC Contributor lainnya:

Pengalaman Memberi MPASI Pertama, Ini 5 Hal yang Kuperhatikan Sungguh-Sungguh

Atasi Sibling Rivalry antara Kakak dan Adik, Ini yang Saya Coba Terapkan

Homeschooling atau Sekolah Formal? Baca Ini Agar Bisa Menentukan Pilihan