Inovasi yang dilakukan para ilmuwan untuk mengatasi rasa sakit saat melahirkan normal terus berkambang. Salah satu cara non medis adalah lewat cara “ayunan nenek” atau sling birth.
Sling birth adalah selendang yang dibentuk seperti ayunan yang biasa digunakan para nenek di jaman dahulu untuk membuat ayunan bayi, bedanya, ayunan ini nantinya digunakan ibu yang akan melahirkan.
Prinsip membuat ayunan ini sangat sederhana. Kain panjang yang cukup kuat digantung ke atas membentuk seperti gendongan bayi berbentuk O yang nantinya akan digunakan oleh ibu untuk menopang tubuh bagian atasnya saat melahirkan.
Salahsatu cara menggunakan sling birth saat proses persalinan. Sumber: Pinterest.
Salah satu yang sudah mengambil manfaat dari sling birth ini adalah Brianna Quasius (32) asal Chaska, Minnesota. Ia mengaku, metode ini sangat membantunya mengurangi rasa sakit selama 28 jam jelang melahirkan dengan 22 jamnya dilalui tanpa medikasi obat-obatan sama sekali.
“Tubuh bagian atasku berusaha mengatasi rasa sakit yang ditimbulkan oleh tubuh bagian bawah. Sehingga tanganku bisa mencengkeram kuat-kuat kain sling birth ini. Ayunan ini rasanya terasa lebih baik daripada harus menekan suami saat kesakitan dan membuat lehernya terluka,” aku Quasius.
“Bisa berayun ke atas dan ke bawah dan berganti posisi saat melahirkan sangat membuatku rileks, baik secara fisik dan mental,” ujarnya lagi.
Menurut Foxnews, popularitas penggunaan “ayunan nenek” ini meningkat tak hanya di Eropa, namun juga Amerika. Bersaing dengan penggunaan alat lainnya seperti tali, kursi melahirkan, matras melahirkan, dan sebagainya.
Tracy Donegan, seorang bidan asal San Fransisco mengaku secara terang-terangan bahwa sling birth ini adalah metode kuno yang efektif digunakan di rumah sakit modern. Pendiri komunitas GentleBirth di Amerika ini juga merasa, selain mengurangi rasa sakit saat melahirkan secara normal atau cesar, bahwa penggunaan ayunan ini bisa membuat ibu melahirkan terhindar dari penggunaan obat-obatan kimia yang tak perlu.
Fakta lainnya, bisa berayun ke atas dan ke bawah dapat mengurangi rasa sakit sehingga tak perlu menggunakan epidural. Bahkan beberapa perempuan juga terhindar dari operasi cesar, demikian ulasan dari Cochrane.
“Kami sering mencari cara agar dapat mengurangi sebanyak mungkin angka melahirkan caesar yang dilakukan oleh para ibu. Ternyata, membuat para ibu melahirkan bergerak dengan fleksibel dari atas ke bawah cukup efektif mengurangi operasi cesar,” ungkap Heather Jelinek, bidan bersertifikat di Rumah Sakit anak dan bersalin Universitas Minnesota Masonic, Minneapolis.
Kelinek juga menambahkan bahwa metode sling birth ini dapat membuat para ibu melahirkan mendapatkan kekuatan tubuh yang mereka butuhkan tanpa andil obat penghilang rasa sakit.
Teknik lainnya: Rebozo
Teknik lain yang semakin populer adalah melahirkan dengan metode pergeseran (birth shifting). Seperti halnya sling birth, birth shifting dapat membantu mengurangi rasa sakit, membantu persalinan dan memiliki potensi untuk mengurangi tingkat operasi cesar.
Teknik ini menggunakan Rebozo, yang merupakan persilangan antara syal dan selendang.”Penggunaan Rebozo adalah teknik untuk memberikan ruang bagi bayi dengan cara yang menyenangkan bagi ibu,” kata Gail Tully, bidan profesional di Minneapolis dan pendiri Spinning Baby, sebuah program pendidikan melahirkan.
Wanita bisa menyandarkan punggungnya, berdiri, berlutut, atau bersandar pada bola melahirkan. Kemudian, kain Rebozo akan melilit perut atau pinggul wanita tersebut.
Orang yang memegang Rebozo kemudian mengangkat berat perutnya dari tulang pinggul. Lalu dengan lembut serta berirama, tubuhnya perlahan bergerak dari satu sisi ke sisi yang lain.
Tujuan dari menggunakan Rebozo bukanlah untuk mencari posisi untuk bayi, tetapi untuk membantu otot-otot dan serat otot di dalam ligamen uterus untuk rileks, meregang, dan memperpanjang otot.
“Ketika otot-otot lebih panjang, mereka juga jadi lebih lembut,” kata Tully. “Oleh karena itu, ada sedikit perlawanan terhadap rahim mencoba untuk memutar bayi dan bayi berusaha mencari posisi terbaik lahir melalui panggul.”
Rebozo dapat dilakukan selama tiga menit, atau tergantung kapan ibu atau orang yang menggunakannya lelah.
Para ahli sepakat bahwa apakah wanita memilih melahirkan normal atau tidak, mereka harus memiliki berbagai alat yang tersedia bagi mereka selama persalinan karena alat yang berfungsi selama satu kontraksi atau tahap persalinan, mungkin tidak berfungsi untuk yang lainnya.
Yang paling penting, wanita harus bisa memilih bagaimana dan di mana mereka melahirkan dan posisi yang nyaman untuk mereka.
“Kami ingin memastikan bahwa kami mengusahakan lahirnya bayi dengan sehat dan baik saat dilahirkan,” kata Donegan mengakhiri.
Kendati belum ada rumah sakit di Indonesia yang menggunakan cara-cara ini, kita berharap para bidan dan dokter bersalin segera mengadopsi cara-cara apapun agar dapat mengurangi rasa sakit saat melahirkan dan membuat ibu nyaman selama proses persalinan.
Baca juga:
Manfaat dan Risiko Prosedur Anestesi Epidural saat Melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.