Sleep regression adalah kondisi saat bayi sulit tidur atau mudah terbangun saat ia tidur.
Meski umumnya banyak terjadi ketika waktu tidur di malam hari, kondisi ini juga bisa berlangsung ketika jam ia tidur siang.
Kondisi ini sebetulnya wajar dialami oleh si Kecil, Parents. Terutama ketika ia sudah akan mulai memasuki tahap perkembangan selanjutnya.
Sleep regression juga bisa terjadi saat bayi tengah mengalami perkembangan otak yang pesat. Namun, pada beberapa kondisi ini juga berkaitan dengan masalah kesehatan tertentu.
Berikut theAsianparent rangkum ulasannya.
Artikel terkait: Jangan Bingung, Ini Jam Tidur Bayi Baru Lahir yang Normal
Ciri-ciri Sleep Regression
“Kenapa bayi tidur seperti gelisah, ya?” Parents tidak sendirian ketika bertanya hal yang sama. Sebab, ini menjadi salah satu tanda umum sleep regression.
Kondisi ini normal dialami si Kecil, meski tak jarang membuat orangtua merasa stres dan gelisah.
Namun jangan khawatir, menurut dokter anak Heidi Szugye, DO, IBCLC kondisi ini hanyalah sementara terjadi.
Ada pun beberapa ciri lain yang kerap dialami bayi dengan kondisi regresi tidur antara lain:
- Menolak tidur siang atau waktu tidur malam
- Sulit tidur, bahkan setelah diberikan susu maupun ganti popok
- Melewatkan jam tidur siang atau tidur siang lebih sebentar
- Sering terbangun saat malam hari
- Lebih sering rewel dan menangis
- Tidur lebih gelisah.
Artikel terkait: Jangan Panik, Begini Cara Mengatasi Bayi Rewel di Malam Hari
Penyebab Bayi Mengalami Sleep Regression
Setiap bayi memiliki kondisi yang beragam, termasuk ketika ia mengalami regresi tidur. Hal ini bisa bervariasi dalam hal waktu, durasi, dan frekuensinya.
Namun Parents, sleep regression biasanya terjadi pada sekitar usia 4, 6, 8, 12, dan 24 bulan.
Belum banyak penelitian mengenai hal ini, tetapi kondisi tersebut ditengarai berbagai alasan, seperti:
- Anak mulai memasuki tonggak perkembangan yang lebih kompleks, seperti tengkurap, merangkak, berjalan, atau mulai berbicara
- Peralihan dari jam tidur newborn ke jam tidur lebih panjang di malam hari
- Kecemasan berpisah dengan orangtua
- Berada di lingkungan yang baru
- Melakukan rutinitas yang baru
- Meningkatnya kemandirian si Kecil, seperti toilet training, perpindahan dari baby box ke tempat tidur, atau memiliki adik kandung.
Di sisi lain, sleep regression ini pun bisa terjadi karena masalah kesehatan. Beberapa kemungkinannya antara lain:
- Nyeri di bagian tubuh tertentu
- Tumbuh gigi
- Merasa lapar dan haus
- Gangguan refluks
- Kolik
Artikel terkait: Kondisi Separation Anxiety pada Bayi, Saat si Kecil Rewel Ditinggal Bunda
Berapa Lama Bayi Mengalami Regresi Tidur?
Melansir Cleveland Clinic, Dr. Szugye mengungkapkan bahwa lamanya sleep regression ini pun bisa beragam pada tiap anak. Akan tetapi, biasanya ini bisa berlangsung selama satu atau dua minggu sebelum kondisinya kembali normal.
Kondisi ini pun menjawab pertanyaan yang sering kali Parents ajukan, “Mengapa bayi sering terbangun padahal baru tidur sebentar?”
Di satu tahun pertamanya, regresi tidur biasa dialami si Kecil, Parents.
Menurut Dr. Szugye, normal adanya bila si Kecil yang mengalami pasang surut untuk tidur nyenyak. Hal ini menjadi bagian alami dari tumbuh kembang anak usia dini.
Artikel terkait: 7 Referensi Lagu Pengantar Tidur Bayi agar Cepat Terlelap
Bagaimana Cara Mengatasi Bayi yang Susah Tidur di Malam Hari atau Siang Hari?
Berikut beberapa tips yang bisa Parents lakukan saat menghadapi bayi yang mengalami sleep regression.
1. Tetap Konsisten Membuat Rutinitas Tidur
Bila belum melakukan rutinitas tidur, cobalah untuk membiasakan sejak dini, lalu cobalah lebih konsisten.
Misalnya saja mandi, mengenakan piyama atau sleep-sack, minum susu, lalu membaca doa.
Hal ini bisa mengajarkan rutinitas, kedisiplinan, sekaligus ikatan emosional supaya ia lebih siap dan merasa aman untuk tidur.
2. Tidur di Tempat Tidur atau Boks Bayi
Biasakan si Kecil untuk selalu tidur di tempat tidur atau boks bayi.
Usahakan supaya ia tidak tidur di ayunan, bouncer, atau di tempat lainnya.
3. Cukup Tenangkan Si Kecil
Saat ia terbangun, pastikan Parents tidak terlalu terburu-buru untuk menggendongnya.
Sambil memantau kondisinya, biarkan dulu sejenak. Ada beberapa anak yang sudah bisa menenangkan diri sendiri, tapi ada juga yang perlu ditenangkan.
Cobalah untuk menenangkan dengan menepuk tubuhnya perlahan sambil mengeluarkan suara “shhhh…”.
4. Buat Suasana Lebih Kondusif
Kondisi ruangan pun sangat memengaruhi kenyamanan si Kecil.
Pastikan ruangan tidak terlalu panas maupun terlalu dingin. Jangan lupa untuk redupkan lampu untuk membantunya tidur lebih lelap.
5. Tetap Tenang
Menghadapi kondisi ini terkadang membuat jengkel. Namun, cobalah untuk tetap tenang supaya Parents pun bisa turut menenangkan si Kecil.
Saat orang tuanya merasa panik, si Kecil bisa merasakan sehingga bisa jadi lebih rewel.
Hal ini juga berlaku bila si Kecil perlu digantikan popok atau diberikan susu. Lakukan dengan cepat dan tenang, supaya ia bisa kembali tidur.
***
Itulah ulasan mengenai sleep regression pada bayi.
Parents tidak perlu khawatir karena kondisi ini normal dan sementara terjadi.
Semoga informasi di atas bisa bermanfaat, ya.
Signs of sleep regression in babies and how to manage
www.medicalnewstoday.com/articles/sleep-regression-stages
Infant Sleep Regression: What Parents Need To Know
health.clevelandclinic.org/the-4-month-sleep-regression-what-parents-need-to-know
Sleep regression in babies and toddlers: When and why it happens
www.babycenter.com/baby/sleep/sleep-regression-in-babies-and-toddlers_10423825
Baca Juga:
Hindari Risiko SIDS, Ini Dia Posisi Tidur Bayi yang Benar dan Aman
Normalkah Bayi Baru Lahir Tidur Terus? Bunda Perlu Tahu Penyebabnya!