Parents mungkin sudah memahami jika anak perlu mendapatkan tidur yang berkualitas untuk mendukung tumbuh kembangnya lebih optimal. Bagaimana dengan sleep hygiene? Ada yang familier dengan istilah ini?
Sebelum membahas sleep hygiene lebih lanjut, perlu dipahami dahulu bahwa tidur yang berkualitas sangat dibutuhkan anak. Di awal sesi IG live yang dilangsungkan theAsianparent ID dan Mayapada Hospital Surabaya, dr. Benny Herlianto Sp.A mengatakan banyak yang menganggap tidur hanya sebuah hal biasa dan sekadar rutinitas harian.
“Jadi banyak juga, nih, yang tidak memperhatikan kalau tidur ini penting untuk tumbuh kembang anak, bahkan kualitas tidur ini sama pentingnya dengan kebutuhan nutrisi. Kalau anak kurang tidur cenderung mengalami gangguan kesehatan bahkan mengganggu kesehatan mental anak. Itulah mengapa kualitas tidur seorang anak harus diperhatikan,” paparnya.
Ia pun melanjutkan, pada saat pola tidur malam terbentuk dengan baik sesuai dengan kebutuhan tidur anak, artinya growth hormone atau hormon pertumbuhan anak bisa bekerja secara optimal.
“Perlu diingat, kalau growth hormone atau hormon pertumbuhan ini hanya bekerja pada pukul 00.00-01.00. Di mana anak sudah memasuki fase tidur dalam atau deep sleep,” papar dr. Benny Herlianto Sp.A dari Mayapada Hospital Surabaya kepada theAsianparent Indonesia
Lebih lanjut, dr. Benny Herlianto Sp.A juga menerangkan kalau pengeluaran hormon pertumbuhan memiliki peran yang sangat besar bagi tumbuh kembang anak. Hormon pertumbuhan inilah yang membantu mengoptimalkan tumbuh tinggi badan anak sesuai potensinya. Anak juga akan lebih waspada, dapat berkonsentrasi, dan mengerjakan tugasnya dengan baik.
Sementara untuk memasuki fase deep sleep ini tentu saja membutuhkan waktu yang panjang. Umumya, tahapan tidur dalam ini terjadi 3 jam setelah anak mulai terlelap. Artinya, jika terbiasa tidur jam 10 atau jam 11 malam, anak berisiko kehilangan momen. Sangat disayangkan bukan jika pola tidur malam anak tidak sesuai?
Artikel Terkait: Unik Banget, Inilah 7 Perbedaan Kebiasaan Tidur Anak-anak di Berbagai Negara
Apa yang Dimaksud dengan Sleep Hygiene?
“Saat ini juga muncul istilah sleep hygiene. Mungkin istilah sleep hygiene ini belum familier, jika diartikan memang tidur bersih. Sleep hygiene merupakan perilaku atau kebiasaan yang perlu dilakukan seseorang agar mendapatkan tidur berkualitas. Sebenarnya ini tidak hanya perlu diterapkan pada anak-anak saja, orang dewasa pun perlu sleep hygiene,” urai dr. Benny Herlianto Sp.A lagi.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana agar kita sebagai orang tua bisa membangun kebiasaan sleep hygiene pada anak? Berikut beberapa kiat dr. Benny Herlianto Sp.A
Langkah agar Anak Mendapatkan Sleep Hygiene
1. Kebiasaan Sleep Hygiene Dimulai dengan Atur Jadwal
“Tidur harus berpola, sebaiknya tidur punya jadwal yang sama. Begitu juga jam bagun, ini berlaku setiap hari. Jangan sampai saat akhir pekan anak dibiarkan bagun siang. Kalau begini nanti tidak konsisten, sehingga berisiko pola tidur juga akan berubah.”
2. Bersihkan Diri Sebelum Tidur
“Selanjutnya jangan lupa bersih-bersih, cuci tangan, cuci kaki dan tentu saja sikat gigi. Kalau perlu mandi air hangat biar badan pun terasa lebih rileks.”
3. Tidur Saat Mulai Mengantuk
“Usahakan anak tidur ketika mulai mengantuk. Jangan sampai ketiduran di sofa lalu kita pindahkan ke kasur. Sebenarnya orang tua bisa melihat tanda-tanda anak mengantuk.
Kucek-kucek mata, menguap, ada yang suka menarik telinga. Nah, jika sudah melihat tanda ini, lakukan ritual sebelum tidur. Kalau anak dibiasakan tidur di sofa atau pun area lainnya, maka anak bisa punya mindset yang berbeda terkait dengan kamar dan tempat tidur.”
Artikel Terkait: Bayi Butuh Tidur Nyenyak; Ini Manfaat dan Tips Tidur Berkualitas
4. Bentuk Mindset yang Benar
“Tempat tidur adalah tempat kita untuk istirahat, untuk tidur. Bukan area untuk main gadget, untuk makan, atau nonton tv. Ini perlu dilakukan untuk menumbuhkan mindset bahwa tempat tidur itu buat tidur, dan ketika besar dia bisa paham. Ini penting untuk menumbuhkan kebiasaan saat anak tumbuh remaja.”
5. Kurangi Aktivitas Fisik Menjelang Tidur Bantu Anda Mendapatkan Sleep Hygiene
“Kalau bisa, 3 jam sebelum tidur tidak usah ada aktivitas berat lagi. Misal, anak biasa tidur jam 8 atau jam 9 malam, maka ketika jam 6 anak tidak usah lagi lompat-lompat, bersepeda, termasuk makan berat.”
6. Ciptakan Kamar yang Kondusif
Kamar yang kondusif seperti apa, sih? Sebenarnya di kamar itu tidak perlu banyak boneka, mainan, atau tv. Ketika sudah waktunya tidur, akan membuat pikiran mereka beralih, bukannya tidur malah ingin main. Kalau bisa, kamar juga sejuk dan tentu saja kondisinya bersih. Kamar juga tidak perlu terang, kalau anak takut gelap, kamar bisa dibuat temaram
7. Hindari Kafein
“Ketika sudah sore, hindari mengonsumsi makanan atau minuman yang mengandung kafein. Misalnya makan cokelat, hindari minuman yang mengandung kafein seperti teh apalagi soft drink.”
8. Batasi Waktu Tidur Siang
“Kalau bisa, tidur siang juga jangan sampai kelamaan, batasi, apalagi sampai kesorean, jadi kalau anak masih tidur siang sampai jam 4, bangunkan saja.”
Artikel terkait: 8 Tempat Tidur Anak Pilihan Agar Buah Hati Tidur Nyenyak
9. Membuat Ritual yang Membantu Anak Tidur
“Kalau gadget perlu dihindari, orang tua kalau bisa menciptakan kebiasaan menjelang tidur seperti membaca buku, dongeng sebelum tidur, atau nyanyi yang bisa membantu anak untuk mendapatkan sleep hygiene.”
dr. Benny mengingatkan sleep hygiene ini bisa didapatkan apabila dijalankan secara konsisten. Dan kebiasaan ini tentu saja perlu dilakukan sejak dini. Namun memang, sleep hygiene baru bisa diterapkan pada saat usia anak di 3 bulan.
“Soalnya, anak yang usianya masih di bawah 3 bulan memang masih membutuhkan waktu tidur yang relatif panjang. Biasanya untuk anak usia 0-3 bulan 17 jam. Kalau kebutuhannya terpenuhi, pasti dia tidur. Sudah kenyang menyusui, pakaiannya sudah nyaman, pasti dia tidur.
Sedangkan untuk anak usia 4-12 bulan, mereka membutuhkan waktu tidur 12 sampai 16 jam. Anak di atas 1 tahun sampai 3 tahun, membutuhkan waktu 12-14 jam, sedangkan anak-anak di atas 3 tahun, biasanya waktu tidurnya 10-13 jam.”
Akan tetapi, dr. Benny mengingatkan kalau yang melakukan penelitian atau riset kebutuhan tidur anak ini dilakukan oleh Amerika. Menurutnya, sampai saat ini di Indonesia sendiri memang belum ada penelitiannya.
“Namum, umumnya orang Asia jam tidurnya cenderung lebih pendek, Biasanya lebih pendek 1 jam. Hal ini disebabkan karena faktor kultur dan cuaca,” tambahnya.
Tak hanya memperhatikan waktu tidur anak, nyatanya sleep hygiene juga sangat dibutuhkan untuk mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Jadi, jangan sampai abai, ya, Parents.
Baca Juga:
id.theasianparent.com/aturan-tidur-terpisah