Sosial media kini tengah diramaikan dengan tren Skull Breaker Challenge. Sama seperti namanya, tantangan ini dapat membuat beberapa bagian tubuh merasakan sakit. Bahkan, orang yang mengikutinya berpotensi mengalami cedera, patah tulang, cacat, hingga kematian.
Bahaya tantangan Skull Breaker Challenge yang perlu diwaspadai
Tantangan yang tengah viral lewat aplikasi video bernama TikTok ini melibatkan tiga orang yang berdiri sejajar. Awalnya, ketiga orang tersebut melompat secara bersamaan.
Namun, pada percobaan berikutnya, kedua peserta yang berdiri di sisi kanan dan kiri akan menendang kaki orang yang berdiri di tengah. Aksi tersebut tentunya membuat seseorang terjatuh secara spontan dalam posisi terlentang.
Fatalnya, orang yang berada di tengah tidak mengetahui atau sadar kapan kedua rekannya akan menendang. Sehingga ia pun cenderung akan merasa tidak siap. Aksi ini pun tidak menutup kemungkinan akan menimbulkan rasa kaget pada korban yang berisiko pada kesehatan psikologisnya kelak.
Tantangan yang disebut juga sebagai Tripping Jump atau tersandung sangat melompat ini memang sengaja membuat orang yang berada di tengah terjengkang ke lantai. Untuk memperlihatkan seolah-olah orang tersebut sedang terkena prank, alias bahan candaan.
Sudah memakan banyak korban
Segala risiko yang bisa diakibatkan tantangan ini memang tidak bisa diabaikan. Seorang ibu di Miami melaporkan bahwa Skull Breaker Challenge membuat putrinya terluka.
Ia menjelaskan, bahwa sang putri yang enggan disebutkan namanya tersebut menjadi korban bullying di South Dade Senior High School, Miami. Putrinya tersebut dipaksa untuk melakukan Skull Breaker Challenge oleh teman-temannya.
“Aku melompat sangat tinggi, dan mereka menendang kakiku saat itu. Rasa sakitnya tidak bisa dijelaskan. Aku sakit secara fisik maupun mental,” ungkap remaja yang enggan disebutkan namanya itu, seperti yang dikutip dari laman South Florida.
Setelah menjadi partisipan Skull Breaker Challenge, ia pun dilarikan ke rumah sakit lantaran mengalami cedera. Seminggu setelahnya, remaja tersebut juga mengaku bahwa rasa sakit masih belum juga hilang.
Setelah insiden tersebut, sang ibu pun melaporkan kejadian ini pada pihak sekolah. Beruntung, tak lama setelah laporan masuk, pihak sekolah juga mengambil tindakan tegas akan hal ini.
“Kebanyakan murid atau anak-anak secara umum berpartisipasi dalam jenis tantangan ini untuk meningkatkan followers di media sosial. Namun, tentunya ini bukanlah sikap yang baik dan tidak bisa ditoleransi,” tukas perwakilan South Dade Senior High School.
Ia juga menambahkan, “Orangtua juga perlu mengawasi dan berbicara pada anak agak bijak dalam bersosial media. Berikan pemahaman pada mereka, bahwa rasa menghormati dan empati terhadap orang lain jauh lebih penting daripada ikut eksis dalam mengikuti tren.”
Para siswa yang terlibat dalam tantangan tersebut akhirnya didisplinkan sesuai dengan aturan sekolah. Tidak ingin menutut, sang ibu korban justru memutuskan memindahkan anaknya ke sekolah lain sejak insiden tersebut terjadi.
Tidak hanya itu, seperti yang dilansir dari The Sun, anak laki-laki di Venezuela harus dilarikan ke ICU setelah melakukan tantangan tersebut. Ia mengalami cedera yang sangat serius.
Dalam video Skull Breaker Challenge yang beredar pun, beberapa korban juga tampak tidak sadarkan diri setelah ditendang oleh rekannya.
Risiko yang dapat membahayakan keselataman
Terjatuh saat melompat tentunya dapat menimbulkan risiko yang serius bagi keselamatan. Tubuh akan terbentur dengan dengan keras ke lantai atau tanah, atau pun benda keras lain di sekitarnya.
Hal ini pun selaras dengan penjelasan dokter spesialis bedah saraf bernama Srinivas Janga dari Nizam Institute of Medical Sciences, India.
“Tantangan tersebut memiliki risiko tinggi. Dapat menimbulkan cedera tulang tengkorak. Hal ini menyebabkan pendarahan otak yang mengancam jiwa,” ungkap dokter Srinivas seperti yang dilansir dari laman Gulf Insider.
Berikut merupakan dampak yang bisa didapatkan dari tantangan Skull Breaker Challenge yang bisa berbahaya bagi keselamatan :
- Bisa menyebabkan pendarahan atau pun perdarahan.
- Terjatuh saat melompat akan berisiko tinggi mengakibatkan patah tulang hingga merobek ligamen. Pasalnya, yang jatuh pertama kali dalam tantangan ini adalah bagian tubuh yang rentan seperti tulang punggung, tulang ekor, dan tengkorak.
- Korban berisiko tinggi menjadi lumpuh
- Bisa berujung pada kematian
Oleh karena itu, pengawasan dan pemberian edukasi dari Parents tebtu saja perlu dilakukan agar anak tidak perlu mengikuti tren ini. Pemahaman yang tepat juga perlu diberikan, agar anak bisa bersikap bijak dalam bersosial media.
Sementara itu, TikTok sendiri menyatakan tidak mengizinkan konten tantangan yang berbahaya tersebut dilakukan.
“Kami tidak mengizinkan konten yang mendorong atau mempromosikan kegiatan yang berbahaya. Kami pun akan menghapus konten yang meresahkan dan telah dilaporkan tersebut,” ujar perwakilan TikTok seperti yang dilansir dari Gulf News.
Untuk mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi, tidak ada salahnya untuk segera diskusi dengan anak di rumah, ya, Parents.
***
Baca juga:
3 Tahun menghilang tanpa kabar, seorang suami ditemukan lewat aplikasi Tik Tok
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.