Kabar baik bagi para wanita! Skotlandia resmi mendeklarasikan diri menjadi yang pertama di dunia untuk menawarkan produk menstruasi gratis tanpa dikenai biaya, lo!
Hal ini akan sangat berdampak bagi para wanita yang tidak mampu membeli produk menstruasi dan tetap bisa menjaga kesehatan reproduksinya.
Skotlandia Memperjuangkan Produk Menstruasi Gratis Sejak 2016
Sumber: Unsplash
Parlemen Skotlandia sudah menggodok kebijakan produk menstruasi gratis sejak tahun 2020. Proposal kebijakan ini mencakup produk menstruasi bisa didapatkan tanpa biaya di apotek maupun lokasi umum di seluruh Skotlandia.
“Membuka akses produk menstruasi gratis sangat penting untuk kesetaraan dan martabat bangsa, mengurangi halangan finansial untuk mendapatkannya,” ujar Sekretaris Keadilan Sosial Shona Robinson dikutip dari NPR.
“Kami bangga apa yang sudah dicapai oleh Skotlandia. Kami adalah yang pertama tapi tidak akan menjadi yang terakhir,” ujar Monica Lennon, anggota parlemen Skotlandia yang mencanangkan proposal pada tahun 2016.
Artikel Terkait: Akhiri Kemiskinan Menstruasi, Hawaii Gratiskan Produk Menstruasi untuk Siswa
Di Negara Lain, Kebijakan Ini Masih Sebatas di Sekolah atau Institusi Lain
Isu kebutuhan akses akan pembalut atau tampon bagi para wanita secara mudah dan cuma-cuma ini sudah berlangsung sejak lama.
Skotlandia adalah negara yang pertama memberikan akses produk menstruasi gratis di dunia, sedangkan negara lain seperti New Zealand dan Kenya masih terbatas pada sekolah saja.
Negara lainnya pun menurunkan pajak atau bahkan menghilangkannya dari penjualan setiap produk kesehatan reproduksi wanita, sehingga memotong ongkos pembelian secara drastis dan menjangkau lebih banyak kalangan ekonomi.
Keputusan ini dirasa sangat tepat mengingat negara di dunia tengah berjuang kembali bangkit dan pulih dari pandemi Covid-19. Ekonomi menjadi salah satu sektor yang paling terdampak oleh pandemi sehingga produk primer seperti pembalut diharapkan mudah diakses.
Kebijakan Ini Didasari Oleh Ketidakmampuan Membeli Produk Menstruasi
Sumber: Unsplash
Seberapa darurat kebijakan produk menstruasi untuk gratis diakses seperti di Skotlandia? Jawabannya: sangat darurat.
Kebijakan ini tergambarkan dari beberapa kasus masyarakat kelas ekonomi bawah yang sulit mendapatkan akses produk kewanitaan saat mereka mengalami menstruasi.
Di Seoul, ibukota Korea Selatan, para siswi perempuan menggunakan tisu kering sebagai pengganti pembalut.
Belum lagi di Amerika Serikat muncul kasus para wanita yang tidak bisa membeli pembalut menggunakan kaus kaki mereka sebagai produk menstruasi yang lebih mudah didapatkan.
Apalagi dengan kondisi krisis ekonomi yang berat, masyarakat dengan pendapatan rendah lebih memilih untuk membeli makan daripada produk menstruasi.
Akibatnya, banyak wanita yang mengeluhkan kondisi biologis mereka dan berujung pada depresi atau pun kehilangan waktu kerja dan belajar.
Artikel Terkait: Alami Menstruasi Tidak Teratur? Waspada Gejala Kurangnya Hormon Seksual!
Bagaimana dengan Indonesia?
Mengacu pada Borgen Project, Indonesia sendiri masih menganggap produk menstruasi sebagai bahan komersial yang dijualbelikan. Harga produk menstruasi yang murah belum tentu bagus kualitasnya, sedangkan produk yang aman justru cukup mahal.
Hal ini akhirnya mendorong beberapa wanita di pedalaman untuk membuat sendiri produk menstruasi dari kain, handuk, daun, kertas koran, hingga spon bekas.
Belum lagi dengan stigma seputar menstruasi yang kental di Indonesia menyebabkan sulitnya edukasi seksual dan reproduksi bagi remaja putri.
Semoga saja Indonesia ke depannya akan memprioritaskan kebutuhan kesehatan reproduksi wanita, ya Parents!
***
Baca Juga:
Simak, Berbagai Masalah Menstruasi pada Anak Perempuan yang Wajib Parents Ketahui!
5 Tanda-Tanda Menstruasi pada Ibu Menyusui & Waktu Haid Normal, Bunda Sudah Tahu?
Alami Menstruasi Tidak Teratur? Waspada Gejala Kurangnya Hormon Seksual!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.