Gempa bumi merupakan salah satu bencana alam yang sering kali terjadi di beberapa daerah di Indonesia. Hal itu dikarenakan Indonesia terletak di di sepanjang jalur seismik, tempat bertemunya banyak lempeng tektonik. Seperti Lempeng Benua Eurasia, Lempeng Samudera Indo-Australia, dan lain sebagainya. Sebagai negara yang rawan gempa, tidak ada salahnya jika Parents mengetahui beberapa istilah penting terkait peristiwa itu, termasuk soal skala intensitas gempa.
Menurut data BMKG, gempa bumi terjadi akibat pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menghasilkan energi panas. Dan energi yang dihasilkan itu kemudian akan menciptakan gelombang seismik.
Dampak terbentuknya gelombang seismik itu pun dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi dalam bentuk getaran atau guncangan pada tanah. Dan secara umumnya, gempa bumi diakibatkan oleh pergerakan kerak atau lempeng bumi.
Intensitas gempa bumi sendiri merupakan ukuran gempa yang pertama kali digunakan untuk menyatakan seberapa besar gempa terjadi, sebelum manusia dapat mengukur besarannya dengan alat seperti saat ini.
Untuk mengetahui besaran gempa yang terjadi biasanya dilakukan dengan pengamatan langsung, dampak gempa bumi terhadap manusia, serta dampak pada struktur bangunan dan lingkungan di lokasi peristiwa ini berlangsung. Dan intensitas gempa bumi dinyatakan dalam skala Modified Mercalli Intensity (MMI) atau biasa disebut dengan skala Mercalli.
Artikel Terkait: Gempa Bermagnitudo 5,5 Mengguncang Halmahera Barat, Tidak Berpotensi Tsunami
Apa Itu Skala Intensitas Gempa MMI?
Mengutip dari laman BMKG, skala MMI atau Mercalli adalah satuan yang digunakan untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Satuan ini ternyata diciptakan oleh seorang vulkanologis asal Italia, yakni Giuseppe Mercalli pada tahun 1902 silam.
Giuseppe Mercalli pun membagi satuan ini menjadi 12 pecahan berdasarkan informasi dari orang-orang yang selamat dan tingkat kerusakan yang terjadi akibat bencana alam tersebut. Namun sayangnya, skala buatan Mercalli ini dinilai kurang tepat dibandingkan dengan perhitungan magnitudo gempa yang lainnya.
Oleh karena itu, saat ini banyak orang yang beralih menggunakan Skala Richter untuk mengukur kekuatan gempa bumi. Kendati demikian, Skala Mercalli masih sering digunakan terutama jika tidak terdapat peralatan seismometer yang dapat mengukur kekuatan gempa di lokasi kejadian.
12 Pecahan Skala MMI
– I MMI : Getaran yang tidak dapat dirasakan, kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang.
– II MMI : Getaran yang hanya bisa dirasakan oleh beberapa orang. Selain itu, benda-benda yang digantung akan bergerak.
– III MMI : Getaran yang bisa dirasakan dalam rumah. Rasanya seperti ada sebuah truk besar yang baru saja lewat.
– IV MMI : Di tingkat ini, getaran akan dirasakan oleh banyak orang, terutama yang sedang di dalam rumah. Sedangkan mereka yang di luar rumah, mereka akan melihat gerabah pecah, jendela atau pintu berderit dan dinding berbunyi.
– V MMI : Getaran dirasakan oleh hampir seluruh orang. Banyak orang akan terbangun, keramik di rumah pecah, barang-barang berjatuhan, tiang di jalanan tampak bergerak, hingga bandul pada lonceng dapat berhenti.
Artikel Terkait: Ini cara melatih si kecil menghadapi gempa bumi, catat Parents!
– VI MMI : Getarannya cukup kencang sehingga bisa dirasakan oleh semua orang. Banyak orang yang ketakutan dan lari ke keluar rumah. Selain itu, beberapa tempat akan mengalami kerusakan ringan.
– VII MMI : Pada level ini akan terjadi kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik kemungkinan besar hancur.
– VIII MMI : Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Sementara pada bangunan yang konstruksinya kurang baik akan mengalami retak-retak, bahkan dinding dapat lepas dari rangka rumah.
– IX MMI : Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Selain itu, rumah tampak agak berpindah dari posisi awalnya.
– X MMI : Bangunan dengan konstruksi yang kuat akan mengalami kerusakan. Dalam tingkat ini, banyak ditemukan peristiwa tanah longsor.
– XI MMI :Hampir seluruh bangunan akan hancur dan hanya sedikit yang tetap bertahan. Selain itu, tanah akan terbelah sehingga beberapa rel kereta api tidak dapat digunakan.
– XII MMI : Jika kekuatan gempa bumi sudah di tahap ini, maka semua yang ada di lokasi kejadian akan hancur sama sekali.
Artikel Terkait: 8 Arti Mimpi Gempa Bumi, Pertanda Parents Sedang Gelisah
Skala Intensitas Gempa Bumi (SIG)
Mengutip dari BMKG, SIG digunakan untuk menyatakan dampak yang diakibatkan oleh gempa bumi. Skala ini disusun berdasarkan tipikal budaya atau bangunan di Indonesia. Selain itu, ia disusun dengan dibagi menjadi lima tingkatan.
Dari 12 pecahan skala MMI itu, BMKG mengelompokkannya menjadi lima skala intensitas gempa bumi (SIG) berdasarkan warna putih, hijau, kuning, jingga, dan merah. Berikut penjelasannya.
1. Skala SIG BMKG tingkat I dengan warna putih, itu artinya kekuatan gempa tidak dirasakan atau hanya dirasakan oleh beberapa orang saja.
2. Skala SIG BMKG tingkat II dengan warna hijau, itu artinya kekuatan gempa dirasakan oleh banyak orang dan tidak menimbulkan kerusakan.
3. Skala SIG BMKG tingkat III dengan warna kuning, itu artinya kekuatan gempa dapat membuat beberapa struktur bangunan mengalami kerusakan ringan.
4. Skala SIG BMKG tingkat IV dengan warna jingga, itu artinya kekuatan gempa dapat membuat kerusakan sedang pada beberapa bangunan.
5. Skala SIG BMKG tingkat V dengan warna merah, itu artinya kekuatan gempa dapat mengakibatkan kerusakan berat. Sebagian besar bangunan akan hancur selamanya.
Demikianlah informasi singkat mengenai skala intensitas gempa bumi. Dengan adanya informasi ini, diharapkan Parents bisa mengetahui kekuatan gempa dan dampaknya. Sehingga Parents dapat menghindari kemungkinan buruk jika peristiwa ini terjadi di masa depan.
***
BACA JUGA:
Ingin Bekerja di Perusahaan Startup? Kenali 5 Hal yang Perlu Dipertimbangkan
Tertarik Investasi P2P Lending? Kenali Cara Kerja dan Risikonya Berikut Ini, Parents!
Sering Diabaikan, Kenali Kondisi Screen Fatigue yang Sebabkan Produktivitas Menurun
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.