Terletak di tengah-tengah daerah Cincin Api Pasifik, dan berada di atas beberapa lempengan tektonik, dikelilingi banyak gunung berapi, menjadikan Indonesia menjadi negara yang rawan mengalami gempa bumi. Dari sini tentu saja mengingatkan kita semua agar melatih anak cara menghadapi gempa bumi.
Berikut ulasan mengenai cara melatih si kecil menghadapi gempa bumi!
Artikel Terkait: 10 Negara Rawan Gempa Bumi di Dunia, Salah Satunya Indonesia!
Melatih Anak Menghadapi Gempa Bumi
Langkah utama yang perlu dilakukan Parents dalam melatih anak menghadapi gempa adalah melakukan simulasi di rumah.
Namun, tentu persiapan saat gempa pun perlu dikemas menjadi salah satu kegiatan menyenangkan yang edukatif.
Hal ini pun dijelaskan oleh Herman, Staff relawan PMI DKI Jakarta, saat ditemui theAsianparent pada rangkaian acara “Petualangan Anak Siaga Hansaplast” di Sentul, Jakarta.
Menurut Herman, jelaskanlah secara perlahan pada anak bahwa dalam situasi darurat ketika gempa, beberapa hal yang sebaiknya dilakukan antara lain:
- Lindungi kepala dengan telungkup atau bantal
- Bersembunyi di bawah meja/kasur asalkan kuat
- Hindari pecahan kaca agar si kecil tidak terluka
- Berlarilah ke luar ruangan atau tanah lapang yang aman dari potensi reruntuhan.
Selain hal-hal di atas, ada beberapa hal yang sebaiknya tidak dilakukan dalam situasi ini, seperti:
- Jangan berada di bawah tiang listrik atau pepohonan
- Hindari berlindung di kamar mandi karena khawatir terkunci
- Saat berada di gedung, sebaiknya tidak keluar menggunakan lift.
Bila si kecil sudah berusia lebih besar, Anda bisa lebih mengajarkan banyak hal, seperti :
- Memberikan pengertian mengenai penyebab gempa yang bisa mereka pahami
- Libatkan anak dalam perencanaan saat dalam keselamatan menangani gempa.
Bicarakan Juga pada tentang Gempa Bumi agar Anak Waspada
Selain melatih anak untuk memahami bagaimana cara menghadapi gempa bumi, Parents juga harus menjelaskan kepada anak mengenai gempa bumi itu sendiri.
Hal ini dilakukan agar si kecil tahu bahwa gempa bumi adalah hal yang harus diwaspadai.
Parents mungkin bisa membahas bebarapa hal di bawah ini.
- Anak-anak perlu tahu bahwa gempa adalah hal yang bisa terjadi kapan saja, sehingga mereka akan tahu apa yang harus dilakukan ketika bencana itu datang.
“Orang tua harus jujur mengenai gempa bumi, tanpa mebuat anak terlalu khawatir,” kata Dr. David Fassler, profesor psikiatri di University of Vermont.
Dengan kata lain, beri tahu anak-anak tentang gempa dengan cara yang sederhana.
Berikan informasi yang akurat berdasarkan sains, tetapi jangan membebani pikiran mereka dengan menceritakan hal-hal tragis.
- Fokuskan percakapan gempa pada persiapan menghadapinya, bukan pada seberapa menakutkannya fenomena itu
“Saran utama saya kepada orang tua adalah memberdayakan anak-anak dengan melibatkan mereka dalam proses persiapan dan simulasi bencana,” kata Susan Romanski, Direktur Kesiapsiagaan Bencana dan Ketahanan Masyarakat di Mercy Corps, Amerika Serikat.
Bicarakan tentang apa yang harus dilakukan ketika gempa terjadi, dan apa yang harus dilakukan setelah goncangan berhenti.
Anda juga bisa melakukan simulasi di rumah. Kegiatan ini bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan dan edukatif.
- Beri tahu anak-anak bahwa jika terjadi gempa bumi atau keadaan darurat lainnya, akan ada banyak orang yang akan membantu
“Dalam keluarga kami, saya menekankan kepada anak-anak bahwa jika gempa bumi terjadi di rumah, hal pertama yang saya dan suami saya akan lakukan adalah memeriksa keadaan anak-anak.
Jika gempa terjadi ketika mereka berada di sekolah, saya menekankan kepada anak-anak bahwa kami akan segera menjemput mereka setelah goncangan berhenti, dan guru-guru mereka pasti akan menjaga mereka sebelum kami tiba,” ungkap Dr. David Fassler.
Tips untuk Orang Tua yang Memiliki Bayi
Ketika Parents masih memiliki bayi dan balita, beberapa hal yang bisa dilakukan antara lain:
- Tempat tidur bayi harus ditempatkan jauh dari jendela dan rak-rak buku yang tinggi, agar tidak roboh menimpa si kecil saat mungkin terjadi gempa.
- Saat mengalami gempa dan terpaksa mengungsi, minimal 72 jam terdapat persediaan air, susu formula, botol, makanan, jus, pakaian, popok sekali pakai, tisu bayi dan obat-obatan yang diresepkan harus disimpan di tempat yang kemungkinan besar dapat diakses setelah gempa bumi.
- Siapkan seperangkat perlengkapan bayi seperti pakaian dan selimut untuk situasi darurat
- Pasang kait di semua lemari (bukan hanya yang bisa dijangkau anak-anak kecil) sehingga tidak ada yang bisa menimpa bayi saat gempa.
***
Baca Juga :
Mengenal Skala Intensitas Gempa yang Sering Melanda Indonesia
Peduli Korban Gempa Maroko, Mari Kirimkan Doa pada Mereka yang Selamat
Tewaskan Lebih Dari 1000 Orang, Afghanistan Alami Gempa Paling Dahsyat di 2022
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.