Sistem hidroponik menjadi salah satu sistem menanam yang cukup populer akhir-akhir ini. Dikutip dari Eden Green, secara etimologi, hidroponik berasal dari bahasa Yunani kuno, yakni “hydro” yang berarti air, dan “ponics”, yang berarti hara. Oleh karena itu, sistem ini bisa dibilang sistem yang menggunakan air sebagai unsur hara utamanya.
Alih-alih menggunakan tanah, hidroponik bergantung pada larutan kaya nutrisi berbasis air. Sistem tanam ini sebenarnya bukan sesuatu yang baru karena telah ada selama ribuan tahun.
Selain itu, sistem ini lebih praktis daripada sistem penanaman konvensional karena tidak membutuhkan lahan tanam seperti layaknya sistem penanaman konvensional.
Artikel terkait: Ingin Berkebun Sendiri, 8 Perlengkapan Ini Wajib Dimiliki para Pemula!
Jenis sistem hidroponik
Secara umum, sistem hidroponik terbagi menjadi enam jenis. Setiap jenis memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai keenam jenis sistem hidroponik tersebut, seperti dilansir dari Sensorex.
1. Sistem Sumbu
Sistem sumbu adalah jenis sistem hidroponik paling sederhana. Sistem sumbu terkenal karena tidak menggunakan aerator, pompa, atau listrik. Faktanya, ini adalah satu-satunya sistem hidroponik yang tidak memerlukan listrik. Dengan sistem ini, tanaman ditempatkan langsung di dalam zat penyerap seperti perlit atau vermikulit.
Kemudian, sumbu nilon diposisikan di sekitar tanaman sebelum dihubungkan langsung ke dalam larutan nutrisi. Dengan demikian, tanaman tidak dapat memperoleh nutrisi dengan jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, sistem ini ideal untuk tanaman kebun kecil dan herba, terutama tanaman yang tidak membutuhkan banyak air.
2. Water culture
Sistem water culture adalah jenis sistem hidroponik yang sangat sederhana. Sistem ini menempatkan akar tanaman langsung ke dalam larutan nutrisi. Sementara sistem sumbu menempatkan bahan tertentu di antara tanaman dan air, sistem water culture melewati penghalang ini.
Oksigen yang dibutuhkan tanaman untuk bertahan hidup dikirim ke air oleh diffuser. Jika memilih sistem ini, tanaman harus diamankan ke posisi yang tepat dengan pot jaring. Keuntungan dari sistem ini adalah akar tanaman ditempatkan langsung ke dalam sistem nutrisi. Dengan demikian, nutrisi dapat dengan mudah diserap oleh tanaman.
Karena adanya akses langsung ke nutrisi dan oksigen, tanaman yang ditanam pun akan tumbuh lebih cepat. Selain itu, instrumennya pun mudah dibuat dan cocok untuk segala tanaman. Tanaman besar dengan akar yang kokoh pun bisa tumbuh lebih cepat dengan sistem ini. Meski demikian, sistem ini rawan menyebabkan penyakit pada akar tanaman.
Artikel terkait: 10 Manfaat Berkebun di Rumah untuk Kesehatan Tubuh Ayah
3. Ebb and flow
Sistem pasang surut atau ebb and flow adalah sistem hidroponik populer lainnya yang digunakan di kalangan tukang kebun rumah. Dengan sistem jenis ini, tanaman ditempatkan di bedeng yang luas dan dilengkapi dengan media tanam, seperti rockwool atau perlit. Setelah tanaman ditanam dengan hati-hati, bedeng akan dibanjiri dengan larutan kaya nutrisi sampai air mencapai beberapa inci di bawah lapisan atas media tanam, yang memastikan larutan tidak meluap.
Pompa air yang membanjiri bedengan dilengkapi dengan pengatur waktu yang akan mematikan pompa setelah jangka waktu tertentu. Ketika ini terjadi, air akan dikeringkan dari bedeng tumbuh dan dikirim kembali ke pompa. Sistem pasang surut terbukti efektif dalam menumbuhkan hampir semua jenis tanaman, termasuk sayuran akar tertentu seperti wortel dan lobak.
Namun, disarankan agar tidak menggunakan tanaman yang sangat besar dengan sistem ini. Masalah utama dengan sistem pasang surut adalah bahwa pengontrol pompa dapat mengalami malfungsi, yang menghentikan operasi sampai pompa diperbaiki atau diganti.
4. Sistem Tetes
Sistem tetes adalah sistem hidroponik yang mudah digunakan. Sistem ini dapat diterapkan di berbagai jenis tanaman. Cara kerjanya, larutan nutrisi dipompa ke dalam tabung yang mengirimkan langsung ke dasar tanaman. Di ujung setiap tabung terdapat pemancar tetesan yang mengontrol aliran larutan nutrisi.
Sistem ini pun cukup fleksibel dan terdiri dari dua jenis, yakni sistem sirkulasi dan nonsirkulasi. Sistem sirkulasi akan menetes hampir secara konstan, begitu pula sebaliknya. Karena pengaturan sirkulasi yang dapat disesuaikan, sistem ini juga dapat digunakan terhadap hampir semua tanaman. Kekurangannya, Parents harus konsisten mempertahankan tingkat keasaman (pH) nutrisi.
5. NFT (Nutrient Film Technology)
Sistem NFT memiliki desain yang sederhana tetapi banyak digunakan karena mudah diaplikasikan. Dalam sistem ini, larutan nutrisi ditempatkan ke dalam sebuah reservoir besar. Dari tempat tersebut, larutan nutrisi kemudian dipompa ke saluran miring. Ketika larutan nutrisi dikirim ke saluran, ia mengalir menuruni lereng dan di atas akar setiap tanaman untuk memberikan jumlah nutrisi yang tepat.
Apabila kelebihan, larutan pun akan dikembalikan ke reservoir. Untuk sistem ini, disarankan menggunakan net pot, alih-alih jenis media tanam lainnya. Karena saluran yang relatif kecil, sistem ini cocok untuk tanaman yang memiliki akar kecil agar bisa berkembang biak secara baik.
Artikel terkait: 7 Tips Ini Buat Berkebun Bersama Anak Jadi Lebih Menyenangkan, Lho!
6. Sistem Aeroponik
Sistem aeroponik mudah dipahami tetapi agak sulit untuk dibuat. Dengan sistem jenis ini, tanaman yang ingin ditanam akan melayang di udara. Beberapa nozel kabut ditempatkan di bawah tanaman. Nozel ini akan menyemprotkan larutan nutrisi ke akar setiap tanaman, yang telah terbukti menjadi metode hidroponik yang sangat efektif.
Nozel kabut terhubung langsung ke pompa air. Ketika tekanan meningkat di pompa, larutan disemprotkan dengan kelebihan yang jatuh ke reservoir di bawah. Selama menggunakan dimensi yang tepat untuk reservoir, semua jenis tanaman bisa ditanam dengan sistem ini. Namun, jika Parents ingin menanam tanaman yang besar, reservoir yang dibutuhkan juga harus lebih dalam.
Jika tidak, nozel kabut mungkin tidak dapat menjangkau semua akar. Karena tanaman dengan sistem aeroponik tersuspensi di udara, mereka mendapatkan semua oksigen yang mereka butuhkan. Sistem ini juga menggunakan lebih sedikit air daripada sistem hidroponik lainnya sehingga lebih efisien.
Namun, ada beberapa masalah dengan sistem ini. Pertama, untuk membuat sistem ini diperlukan biaya yang relatif mahal. Kedua, nozel yang menyemprotkan nutrisi terkadang mengalami penyumbatan. Dengan demikian, pembersihan secara rutin perlu dilakukan agar nozel dapat bekerja secara maksimal.
Manfaat hidroponik
Sistem ini pun memiliki beberapa manfaat daripada sistem lainnya. Berikut ini beberapa manfaat hidroponik, seperti dilansir dari Pure Green Saz.
1. Menghemat Ruang
Tidak seperti sistem penanaman konvensional, sistem hidroponik dapat menghemat ruang karena akar tidak perlu menyebar untuk mencari nutrisi dan air. Dengan demikian, dalam lahan sempit pun, hidroponik dapat dilakukan.
2. Menghemat Air
Sistem penanaman konvensional membutuhkan air lebih banyak daripada hidroponik. Hal ini disebabkan penanaman konvensional, suplai air sering kali tidak tepat sasaran. Sistem hidroponik diklaim dapat menghemat air hingga 10 kali lipat secara terkontrol daripada sistem konvensional.
Artikel terkait: Berhenti Kerja Akibat Pandemi, Ini 5 Manfaat Berkebun di Rumah yang Kurasakan
3. Lebih Sedikit Bahan Kimia
Sistem ini sangat jauh dari permasalahan hama dan gulma. Dengan demikian, Parents tidak memerlukan berbagai zat kimia untuk mengontrol hama atau gulma, seperti pestisida atau herbisida. Dengan demikian, akan lebih sehat daripada sistem konvensional.
4. Pertumbuhan Lebih Cepat
Tanaman yang ditanam dalam sistem hidroponik tumbuh 30 persen hingga 50 persen lebih cepat daripada yang ditanam di tanah. Tanaman tumbuh lebih cepat dalam sistem hidroponik karena mereka menerima jumlah nutrisi yang ideal dan stres akibat lingkungan pun bisa menurun.
5. Bisa Mengontrol Nutrisi
Sistem hidroponik memberi makan tanaman larutan nutrisi yang dicampur dengan air sehingga memberi petani kontrol yang lebih baik atas nutrisi apa yang diserap tanaman mereka.
Demikian penejelasan singkat mengenai sistem hidroponik. Daripada sistem penanaman konvensional, sistem ini memang memiliki banyak keunggulan. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
Isi Waktu Luang, 11 Artis Indonesia Ini Geluti Hobi Berkebun Sejak Pandemi
9 Potret Artika Sari Devi Berkebun Bersama Si Kecil, Seru dan Banyak Manfaat!
Berkenalan dengan 10 Jenis Tanaman Hidroponik, Bisa Ditanam di Rumah Loh!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.