X
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan ProdukMasuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Artikel Premium
  • Breastfeeding Week 2023
  • Cari nama bayi
  • Perawatan Ibu dan Bayi
  • Kulit Bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Parenting
    • Keluarga
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
    • Marvelous Asian Mums Special 2021
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Belanja
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Awards
    • TAP x Tokopedia Awards 2023

Catat! Begini 3 cara mengajarkan anak menjadi netizen yang baik

Bacaan 3 menit

Beberapa tahun ke belakang saya sering merasa ngeri saat membaca komentar atau postingan di sosial media yang sering kali bernada menghujat. Hingga timbul pertanyaan, di mana sikap empati mereka? Apakah memang sudah hilang?

Bahkan, di penghujung tahun 2018 kemarin, saat ada pemberitaan yang terkait dengan korban meninggalnya Tsunami di Banten, masih saja ada komentar bernada negatif yang dilayangkan untuk korban. Belum lagi dengan body shaming yang kerap dituliskan di kolom komentar akun sosial media.

Kenapa dewasa ini jari-jari mudah untuk menuliskan hujatan? Bukankah apa yang ditulis bisa menggambarkan isi kepala? Kondisi ini seakan memperlihatkan hilangnya sikap empati.

Sebagai orangtua, kondisi seperti ini membuat saya khawatir. Takut, jika anak saya tumbuh tanpa sikap empati. Takut, jika ke depannya anak saya memiliki perilaku yang serupa. Mudah melayangkan hujatan, meskipun hanya lewat sosial media. Apalagi jika mengingat anak-anak tumbuh di era digital.

Beberapa waktu lalu, saya membaca penjelasan Devi Sani, M.Psi, seorang psikolog anak yang mendirikan Rainbowcastle terkait dengan hal ini.

Sebagai psikolog anak sekaligus orangtua, ia merasa ikut bertanggung jawab mencari cara mencegah anak-anak tumbuh jadi netizen yang mudah memuliskan kalimat negatif. Dengan demikian anak bisa tumbuh dengan sikap empati yang baik.

Seperti yang Devi katakan bahwa orangtua memiliki peran besar agar anak bisa tumbuh menjadi netizen yang baik dan sopan. Dengan sikap empati yang dimiliki, anak bisa memposisikan dirinya lebih dulu menjadi orang lain sehingga bisa berpikir ulang atas apa yang ingin ia sampaikan.

Berikut 3 cara yang bisa dilakukan untuk mencegah anak menjadi netizen yang kerap menghujat seperti yang saya kutip dari akun sosial media

Melatih anak memiliki sikap empati #1: Menjadi role model

Catat! Begini 3 cara mengajarkan anak menjadi netizen yang baik

Berikan anak role model terbaik dalam berinteraksi di dunia nyata. Terdengar umum, tapi tanggung jawab orangtua-lah untuk memilih lingkungan terbaik untuk anaknya.

Melatih anak memiliki sikap empati #2: Membuat anak merasa aman

Kedua dan yang paling akar dan bisa dilakukan sejak calon netizen masih bayi adalah memupuk kelekatan yang aman.

Pastikan di dua tahun pertama, bayi merasa bahwa ia hidup di dunia yang peduli akan kebutuhannya dan “meladeni” tangisannya dengan memberi ketenangan. Bukan dunia yang “cuek” pada tangisannya. Ini adalah langkah awal membangun attachment yang aman dengan bayi.

Melatih anak memiliki sikap empati #3: Menempatkan diri pada posisi orang lain

Catat! Begini 3 cara mengajarkan anak menjadi netizen yang baik

Penutup, sesungguhnya kami merasa kasihan pada para netizen penghujat ini. Ada beberapa kemungkinan alasan mengapa mereka begitu.

Pertama yang mereka lakukan sebenarnya “a cry for help”. “Lihat aku nih, aku nyinyirin dia”. Mereka jadi senang jika ada yang memerhatikan meskipun perhatiannya dalam hal negatif.

Kedua, komen negatif ini bisa jadi kompensasi. Karena di dunia nyata mereka tidak pernah punya kesempatan mengutarakan amarah mereka, atau tidak ada yang peduli dengan perasaan marah mereka, jadinya mereka melampiaskan amarah mereka di dunia maya dengan cara yang negatif.

Ketiga, mereka bisa jadi memiliki masa kecil yang menyakitkan. Meskipun semua kita sebenarnya punya luka masa kecil tapi perlahan akan “sembuh” jika ada empati yang diberikan orang lain pada kita.

Empati adalah menempatkan diri pada posisi orang lain tanpa ikut terlalu “drama”. Disitulah awal kita akan merasa berhak menyakiti orang lain dan berhak TIDAK berempati dengan orang lain karena berpikir “Toh tidak ada yang berempati padaku, ngapain aku harus berempati pada orang lain?”.

Dengan 3 langkah yang telah dipaparkan psikolog Devi Sani, semoga kita semua bisa sama-sama belajar menumbuhkan sikap empati agar anak bisa menjadi netizen yang baik.

 

Cerita mitra kami
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
'Kemerdekaan' Ibu Dukung Anak Tumbuh Jadi Generasi Terbaik
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
Ibu Tangguh Menjadikan si Kecil Tangguh, Tumbuh Sehat dan Kuat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
5 Cara Sederhana yang Bikin Anak Suka Makanan Rumahan yang Sehat
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?
Cegah Ancaman Berbagai Virus, Sudahkah Berikan Perlindungan Ekstra untuk Keluarga?

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Adisty Titania

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Catat! Begini 3 cara mengajarkan anak menjadi netizen yang baik
Bagikan:
  • 7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu!

    7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu!

  • Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!

    Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

  • 7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu!

    7 Tanda anak siap toilet training dan cara melatihnya, Parents perlu tahu!

  • Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!

    Ingin melatih anak puasa seharian penuh? ini yang perlu Parents perhatikan!

  • 30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

    30 Film Semi Korea untuk Ditonton Bareng Pasangan di Malam Jumat

  • 7  Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

    7 Artis Melahirkan di Usia Muda, Ada yang punya 4 Anak di Usia 30 Tahun!

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
  • Tumbuh Kembang
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Praremaja
    • Usia Sekolah
  • Parenting
    • Pernikahan
    • Berita Terkini
    • Seks
    • Keluarga
  • Kesehatan
    • Penyakit
    • Info Sehat
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Keuangan
    • Travel
    • Fashion
    • Hiburan
    • Kecantikan
    • Kebudayaan
  • Lainnya
    • TAP Komuniti
    • Beriklan Dengan Kami
    • Hubungi Kami
    • Jadilah Kontributor Kami
    • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Sri-Lanka flag Sri Lanka
  • India flag India
  • Vietnam flag Vietnam
  • Australia flag Australia
  • Japan flag Japan
  • Nigeria flag Nigeria
  • Kenya flag Kenya
© Copyright theAsianparent 2023. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

theAsianparent heart icon
Kami ingin mengirimkan Anda informasi terbaru seputar gaya hidup.