Sudah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa ASI menjadi makanan bayi yang paling kaya zat gizi. Namun tahukah Bunda bahwa ASI bisa menjadi basi, dan bayi pun bisa mengalami keracunan ASI?
Ternyata bila Bunda tidak makan dengan benar atau tidak menyimpan ASI yang dipompa dengan benar, tentu hal tersebut bisa terjadi. Bahkan mungkin bila Anda tak cepat tanggap, ASI basi ini dapat membahayakan bayi.
Ketahui berbagaai gejala ketika bayi mengalaminya, serta ciri ASI basi yang harus diwaspadai.
Gejala keracunan ASI karena ASI basi
1. Selalu Mengantuk
Di usia awal-awal kelahiran, bayi memang akan lebih banyak tidur. Rata-rata bayi baru lahir dapat tidur hingga 17-18 jam sehari dalam slot masing-masing 3-4 jam.
Namun, waspadai bila si kecil tampak mengantuk dan lesu sepanjang waktu. Ini bisa menjadi tanda bahwa ia tidak toleran terhadap ASI atau kualitas ASI kurang baik.
2. Mood sering kesal
Jika bayi Anda sering terlihat mudah tersinggung, bisa jadi karena kondisi ini. Hal ini karena ia tidak mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari ASI yang seharusnya ia dapatkan.
3. Gagal menambah berat badan
Secara fisik, pertambahan berat badan bisa menjadi indikator penting kualitas maupun gejala utama keracunan ASI. Bayi yang disusui idealnya bertambah berat antara ½ kg hingga 1 kg setiap bulan selama enam bulan pertama.
Namun bila kurang dari perhitungan dan standar yang ditetapkan, bisa jadi alasannya karena kualitas ASI.
4. Menunjukkan tanda-tanda dehidrasi
Perhatikan gerak-gerik bayi setiap harinya. Saat ia menunjukkan tanda-tanda dehidrasi, bisa jadi ASI yang dikonsumsinya memiliki jumlah dan kualitas yang kurang.
5. Pembengkakan tubuh
Jika si kecil menghadapi masalah dengan ASI, kemungkinan akan terjadi pembengkakan di sekitar area wajah dan perut.
6. Keterlambatan dalam mencapai tonggak perkembangan
Asupan ASI juga memiliki pengaruh kuat terhadap tonggak perkembangan anak. Jika tonggak bayi mengalami keterlambatan seperti berguling, merangkak, atau duduk, tetap waspadai ya, Bun. Hal itu bisa menjadi tanda terkait masalah menyusui dan gejala keracunan ASI.
7. Urin berwarna gelap
Keracunan ASI bisa juga Bunda perhatikan melalui warna urine si kecil. Jika warna urine gelap, hal itu bisa menunjukkan bahwa si kecil tidak mendapatkan cairan dan zat gizi esensial yang dapat disuplai melalui ASI.
8. Lebih sering menangis
Gejala bayi keracunan ASI
Bayi yang bisa lebih tenang biasanya cukup ASI dari segi jumlah maupun zat gizinya. Sebaliknya bila ia sering menangis tanpa sebab, bisa jadi karena jumlah atau kecukupan zat gizinya masih kurang.
9. Warna kotoran berbeda
Selain warna urin yang berbeda, warna kotoran yang berbeda juga bisa menjadi salah satu indikator penting. Kotoran bayi yang normal seharusnya berwarna kekuningan dan lembek.
Waspadai bila kotorannya berubah warna. Bila kotorannya berwarna hijau terang misalnya dengan tekstur berbusa, hal ini bisa menandakan si kecil memiliki asupan rendah kalori dari ASI.
10. Mengganti popok lebih sedikit
Bayi baru lahir rata-rata mengganti popok sebanyak 6 kali. Bila jumlahnya dalam kurun waktu tertentu berkurang, jangan dianggap sepele ya Bun. Salah satu faktor yang bisa memengaruhi ialah kualitas ASI itu sendiri.
11. Sesi menyusu pendek
Durasi menyusui juga bisa menjadi salah satu parameter penting keracunan ASI. Idealnya, bayi Anda harus menyusu pada setiap payudara selama 10 menit.
12. Peningkatan gas
Bersendawa ataupun buang angin menjadi hal yang wajar saja pada bayi. Namun bila si kecil juga kembung atau mengeluarkan gas berlebih, Bunda sebaiknya tetap perhatikan sebagai tanda dari kualitas ASI yang kurang.
13. Reaksi Alergi
Beberapa bayi yang disusui dapat memiliki reaksi alergi terhadap ASI. Jenis makanan yang dimakan ibu bisa menjadi salah satu alasannya. Tanda-tanda alergi ASI termasuk gas yang berlebihan, muntah, diare, dan peningkatan iritabilitas.
Gejala-gejala di atas memang bisa menjadi tanda dari ASI yang tidak cocok karena basi. Namun, ada kemungkinan juga bayi mengalami masalah yang berbeda sehingga sebaiknya segera dikonsultasikan.
Bunda pun sebaiknya peka terhadap tanda ASI yang basi.
Tanda-tanda ASI basi
Pada beberapa kondisi, misalnya saat ibu bekerja atau saat ibu kelebihan ASI, memompa dan menyimpan ASI menjadi kegiatan keseharian yang dianggap penting untuk dilakukan. Namun rupanya, hal inilah yang bisa membuat ASI basi atau rusak sehingga bayi mengalami keracunan ASI.
Agar si kecil tidak terkontaminasi, berikut ini ada beberapa tanda yang harus Bunda perhatikan terkait kondisi dan kualitas ASI.
1. Rasa
Cicipi susu terlebih dahulu untuk mengetahui apakah sudah rusak. Kondisi ini bisa terjadi selain dari penyimpanan juga bisa jadi karena makanan yang Bunda konsumsi.
Rasa susu Anda dapat berubah tergantung pada jenis makanan yang Anda makan, obat-obatan yang dikonsumsi, dan cara menyimpannya. Pembekuan dan pencairan susu bisa menyebabkan rasa berubah.
Cicipi susu sebelum diberikan untuk bayi Anda. Rasanya bisa jauh berbeda dari susu sapi. Bila rasanya asam atau tengik, sebaiknya buang saja Bun, karena mungkin kualitasnya sudah memburuk.
2. Ciri fisik
Perhatikan baik-baik ciri fisik susu yang disimpan sebelum Anda menyusui bayi. Teknik penyimpanan dapat memiliki dampak besar pada penampilan susu.
Setelah ASI dipompa dari payudara, kandungannya akan terpisah secara alami, yakni lemak naik ke atas sementara kadar air mengendap di bawah. Ketika Anda mengaduknya, seharusnya kandungan itu bercampur dan membentuk satu massa.
Jika tidak bercampur atau ada bongkahan mengapung di dalamnya, bisa jadi ASI tersebut basi, Bunda pun sebaiknya membuangnya.
3. Bau
Pastikan Anda memeriksa juga bau ASI sebelum memberikannya pada si kecil. Obat-obatan tertentu yang Anda minum dapat memengaruhi bau susu.
Hal ini karena kehadiran enzim yang disebut lipase dapat mengubah aroma ASI. Saat baunya tengik, sebaiknya Anda membuang susu tersebut agar si kecil tidak keracunan ASI.
Semoga informasi ini bermanfaat ya, Bunda!
Baca Juga:
7 Manfaat tak terduga dan efek samping makan pisang saat menyusui
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.