Mencium aroma yang sangat menyengat bisa jadi mengganggu aktivitas kita sehari-hari. Namun, bagaimana jika sekelebat bau saja sudah cukup mengganggu? Bila anak Anda mengalami ini, bisa jadi dia sensitif terhadap bau.
Bau berkaitan erat dengan memori, emosi, dan indra perasa kita. Maka, tidak jarang jika mencium aroma tertentu kita akan mengaitkannya dengan objek atau pengalaman tertentu. Misalnya mencium aroma kue yang sedang dipanggang akan membuat mood kita meningkat, karena kita pernah merasakan nikmatnya kue.
Namun Parents, bagi anak yang menderita Sensory Processing Disorder (SPD), kepekaan penciuman ini bisa sangat menyiksanya. Seorang anak yang hipersensitif terhadap bau akan merasa mendapatkan serangan bau dari segala arah. Sayangnya, terkadang ini luput dari pengamatan orang tua.
Artikel terkait: Kenali Ciri-ciri Anak Mengalami Gangguan Sensorik Berikut Ini!
Daftar isi
Cara Indra Penciuman Bekerja dan Efeknya pada Anak
Indra penciuman terdiri dari berbagai komponen yang bekerja secara kompleks. Ia akan bekerja melalui serabut saraf kecil yang terletak di dalam hidung. Ini akan mendeteksi molekul bau yang ada di udara.
Selanjutnya, serat-serat ini mengirimkan informasi sensorik ke bulbus olfaktorius, yang kemudian mengirimkan pesan ke otak. Indra ini bisa disebut sebagai indra langsung yang berarti bahwa agar Anda bisa mencium sesuatu, molekul kimia dari objek tertentu harus sampai ke hidung Anda. Bayangkan banyaknya bau berlimpah yang masuk ke hidung Anda setiap waktunya? Apalagi jika ini terjadi bagi anak yang masih mempelajari penggunaan indranya.
Tahukah Anda bahwa hidung dapat mendeteksi hingga 10.000 bau yang berbeda? Secara alami, setiap orang memiliki beberapa bau yang mengganggu mereka. Namun, peka terhadap aroma tertentu berbeda dengan memiliki masalah pemrosesan sensorik dan kepekaan penciuman.
Bayi akan dipandu oleh penciuman pada awal masa hidupnya di dunia. Ketika baru lahir, bayi yang diletakkan di dada ibunya akan bergerak ke arah payudara untuk menyusu. Para peneliti juga menemukan bahwa bayi yang baru lahir dapat mengenali perbedaan antara aroma ibu mereka dan orang lain. Sistem penciuman anak adalah kemampuan mereka untuk membedakan antara bau dan menyaring bau yang perlu mereka abaikan.
Indra penciuman terkait dengan indra perasa. Baulah yang memberikan rasa makanan rasa yang sebenarnya. Hampir setiap orang pernah mengalami tidak nafsu makan saat sesak atau pilek karena tidak ada yang enak.
Cara lain bau memengaruhi anak adalah ingatan. Bola penciuman, yang terletak di bagian atas hidung dan membentang di sepanjang bagian bawah otak, memiliki akses langsung ke amigdala dan hipokampus. Kedua area otak ini sangat bertanggung jawab atas emosi dan memori. Yang cukup menarik, indra penglihatan, suara, dan sentuhan tidak melewati struktur otak ini. Ini mungkin mengapa bau terkait erat dengan ingatan.
Karena kita tahu betapa pentingnya indra penciuman bagi anak-anak dan kemampuan belajar mereka, penting untuk memahami tanda-tanda pertahanan sensorik.
Artikel terkait: Agar Minyak Kayu Putih Lebih Lembut untuk Anak
Penyebab Anak Sensitif Terhadap Bau
Dikutip dari ilslearningcorner, kepekaan yang tinggi terhadap bau di sekitar bisa juga disebut sebagai olfactory dysfunction atau disfungsi penciuman. Tingkatannya pun beragam. Anda dapat mengenali ciri-ciri yang ada pada bayi Anda untuk mengetahui penyebab dari indranya yang sensitif tersebut:
1. Pencarian Sensori dengan Bau
Anak yang mengalami hal ini bisa jadi menggunakan indra penciumannya untuk mengenali sesuatu ataupun seseorang. Ciri-cirinya adalah dia akan sering mengendus orang yang ada di sekitarnya.
Selain itu, dia juga akan mencari sumber bau yang begitu kuat. Rasa ingin tahunya terpacu karena bau yang menyengat. Bahkan ketika dia berada di tempat baru, dia juga akan mengaktifkan indra penciumannya untuk mengenali ruangan tersebut.
2. Hipersensitivitas Indra Penciuman
Disfungsi ini ditandai dengan kepekaannya yang begitu tajam terhadap bau yang tidak terlalu kuat. Bahkan, orang-orang di sekitarnya bisa jadi tidak menyadari adanya bau tersebut.
Ketika mencium wewangian, anak Anda akan menunjukkan ketidaknyamanannya. Termasuk ketika dia mencium bau masakan ataupun pembersih, seperti deterjen atau pembersih lantai.
Ini juga berpengaruh pada kebiasaan makannya. Anak mudah terganggu dengan bau dari beberapa makanan. Akibatnya, dia bisa saja muntah karena mencium bau makanan tertentu. Hal ini membuat anak menjadi picky eater karena indra penciumannya memberikan reaksinya yang kuat.
3. Hiposensitivitas Indra Penciuman
Penyebab lainnya anak menjadi sensitif terhadap bau adalah karena hiposensitivitas dari indra penciumannya. Kebalikan dari penyebab no 2, anak justru tidak akan menyadari keberadaan bau bahkan yang kuat sekalipun
Dia akan kesulitan mengenali bau dan rawan untuk mengonsumsi sesuatu yang berbahaya karena indranya tidak berfungsi dengan baik. Kelainan ini juga dapat membuat anak menjadi picky eater, karena dia sering kali tidak bisa mencium bau makanannya.
7 Cara Mengatasi Bayi Sensitif Terhadap Bau
Indra penciuman yang terlalu sensitif dapat membuat anak terganggu dalam beraktivitas dan bahkan berpengaruh pada kebiasaan makannya. Berikut cara yang dapat Parents lakukan untuk mengatasinya, dikutip dari understood.org:
1. Mengamati Reaksi Anak Terhadap Makanan
Reaksi anak-anak terhadap makanan dapat berubah dari hari ke hari. Bagaimana mereka bereaksi terhadap rasa dan kemampuan untuk menghadapi sensasi yang tidak menyenangkan dapat dipengaruhi oleh banyak hal, misalnya saja karena kurang tidur.
Memerhatikan kebiasaan anak dari hari ke hari ini dapat membantu Anda melihat pola yang terjadi padanya. Ini juga dapat membantu Anda memprediksi akar masalahnya. Dengan demikian, Anda dapat mengambil tindakan yang tepat untuknya.
2. Memahami Hubungan antara Rasa dan Bau
Tahukah Parents bahwa rasa dan bau berhubungan erat? Indra perasa kita dapat mengidentifikasi berbagai rasa dasar seperti asin, manis, asam dan pahit. Namun, indra penciuman memberikan tambahan sensasi untuk memperhatikan rasa dari makanan atau minuman yang dikonsumsi. Inilah sebabnya penciuman dapat membuat perbedaan bagi anak-anak yang sensitif terhadap rasa.
Mengenali hubungan antara keduanya dapat membuat Anda untuk mempertimbangkan makanan atau minuman untuk anak. Apakah dia terganggu dengan beberapa jenis makanan dengan bau yang kuat ataukah karena bau secara keseluruhan.
3. Ajak Anak Mencoba Makanan Baru
Mengenalkan rasa baru pada anak harus dilakukan secara perlahan. Salah satu caranya adalah dengan meminta anak untuk berada di dekat makanan tersebut dan cukup memandanginya. Tujuannya adalah untuk membuat anak nyaman dengan penampilan makanan tersebut dan nantinya untuk mengonsumsinya.
Langkah selanjutnya adalah ajak anak untuk mencicipi makanan tersebut dengan menjilatnya dengan cepat. Kemudian Anda dapat memperhatikan ekspresinya, apakah nyaman, jijik atau justru menolak. Jika dia tidak masalah dengan tekstur makanan tersebut, Anda dapat meningkatkan cara konsumsinya dengan menggigit atau menelan.
Proses ini mungkin memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Jadi, Parents tidak perlu khawatir jika anak tidak langsung menerima makanan baru tersebut. Dengan mengamati interaksi anak dengan makanan baru dapat membuat Anda menyadari sejak dini, apakah anak memiliki sensitivitas berlebih terhadap bau.
4. Buat Batasan
Tetapkan batas antara Anda dalam melatih buah hati Anda. Jika Anda ingin anak Anda untuk melakukan percobaan terhadap rasa baru, jangan paksakan dia untuk mau memakannya langsung. Cukup batasi sampai keinginannya untuk membuka mulut dan merasakannya.
Atau jika Anda ingin anak Anda mencobanya satu gigit saja, maka ketika dia telah melakukannya jangan paksa untuk memakan lebih banyak. Menunjukkan empati pada anak bahwa Anda menyadari ini adalah proses yang sulit dapat membantu membangun kepercayaan antara Anda dan anak sejak dini.
5. Sajikan Makanan dengan Cara Baru
Kepekaan terhadap bau, rasa dan juga tekstur bisa berlangsung secara bersamaan. Jadi, Anda dapat mengakalinya dengan menyajikan makanan secara berbeda dari biasanya. Misalnya saja ketika anak Anda tidak mau mengonsumsi buah dengan bau yang cukup menyengat, Anda dapat mencoba mengubah tekstur atau cara pengolahannya. Bisa jadi anak Anda tidak masalah jika teksturnya berbeda.
Misalnya saja dibandingkan menyajikan potongan buah pisang, Anda dapat mempertimbangkan untuk memberi anak keripik pisang yang renyah. Terus lakukan trial and error. Ini dapat membuat Anda menemukan apa yang terbaik bagi anak Anda.
6. Perkenalkan Makanan Baru dalam Waktu yang Panjang
Meminta anak Anda untuk mencoba terlalu banyak jenis makanan baru sekaligus bisa sangat melelahkan baginya. Untuk memutuskan apakah anak menyukai makanan tertentu atau tidak, Anda membutuhkan 10 hingga 15 kali percobaan.
Perhatikan bagaimana anak Anda merespons. Jika dia tidak tertarik untuk mengonsumsi suatu makanan, cobalah bentuk lain sebelum menyerah dan beralih ke makanan baru. Misalnya, cobalah smoothie pisang daripada pisang utuh.
7. Buat Zona Tanpa Aroma
Pernahkah Anda mencium sesuatu sampai seolah-olah bisa merasakannya? Anak-anak dengan kepekaan terhadap rasa memiliki toleransi yang rendah terhadap bau-bauan. Jadi, Anda dapat mengkondisikan area tempat anak bermain atau makan terhindar dari berbagai aroma yang menarik perhatian.
Misalnya saja menghindari pemakaian pengharum ruangan, parfum dan wewangian lainnya. Karena aroma ini bisa jadi sangat mengganggu bagi anak.
Itulah penjelasan mengenai hal penting yang perlu Parents ketahui tentang bayi yang sensitif terhadap bau. Semoga bermanfaat!
***
Sensory Sensitivities: Why My Child Shows Sensory Defensiveness to Odors, Strong Smells and Detergents
7 Ways to Help Kids Who Are Sensitive to Taste and Smell
www.understood.org/en/articles/7-ways-to-help-your-child-cope-with-taste-sensitivity
Baca Juga:
Suka Halusinasi Mencium Sesuatu? Waspada Phantosmia, Kenali Penyebab dan Gejalanya
7 Fakta Indra Penciuman, Bisa Bangkitkan Kenangan dan Gambarkan Kondisi Kesehatan
Amankah pengharum ruangan untuk bayi? Berikut penjelasannya!