Kerap Dialami Remaja, Pahami Apa Itu Self Harm dan Tandanya

Jangan langsung menghakimi bahwa self harm adalah aib ya, Parents!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Kesadaran akan perilaku gangguan mental yang cenderung menyakiti diri atau self harm kini kerap ditemui di kalangan remaja. Namun apakah Parents juga cukup memperhatikan isu ini?

Banyak anak remaja yang curhat di sosial media kerap menyakiti dirinya sendiri tanpa pernah diketahui oleh orang tuanya. Bukannya acuh, namun diakui pengetahuan orangtua tentang kesehatan mental memang masih dianggap tabu dan belum jamak dibicarakan.

Lalu apa sebenarnya self harm dan bagaimana orang tua bisa mencegah atau mengatasinya?

Fakta Tentang Perilaku Menyakiti Diri pada Remaja

Perilaku self harm meningkat sejak pandemi.

Dilansir dari The Conversation, perilaku self harm pada anak usia remaja dilaporkan meningkat selama pandemi. Di New South Wales tercatat adanya kenaikan laporan tentang perilaku menyakiti diri dan pikiran tentang bunuh diri hingga 47 persen.

Sementara pada akhir juli 2021 dilaporkan adanya 8.489 pasien yang menunjukkan perikalu menyakiti diri. Angka ini naik dari bulan yang sama di tahun sebelumnya yang hanya mencapai 6.489 pasien saja. Mereka rata-rata adalah remaja usia sekitar 17 tahun, masih sangat muda. Lalu mengapa mereka yang masih muda ini memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri mereka sendiri, apa alasannya?

Artikel terkait: Sering diabaikan! Ini gejala awal gangguan mental pada remaja yang perlu Parents tahu

Memahami Apa Itu Self Harm

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Secara harfiah, self harm adalah perilaku seseorang yang cenderung menyakiti diri sendiri, namun memang hal ini cenderung tidak mengarah ke tindakan bunuh diri. Hal ini mereka lakukan lantaran tidak bisa mengatasi masalahnya hingga memutuskan untuk menghukum dirinya sendiri.

Sama seperti penderita gangguan mental atau kerap disebut gangguan jiwa, hal ini bisa mempengaruhi cara mereka berpikir, berperilaku, dan berinteraksi dengan orang lain apabila tidak segera ditangani. 

Tanda Anak sedang Menyakiti Diri Sendiri

Hal yang biasa dilakukan seseorang yang punya kecenderungan menyakiti diri mulai dari suka menggaruk, menjambak, atau memukul diri sendiri. Apabila semakin parah, mereka bisa saja kerap membakar bagian kulit misal dengan puntung rokok, atau bahkan menggores kulit cutter atau silet yang kerap disebut cutting.

Beberapa yang lain melakukannya dengan merokok, minum alkohol, menggunakan obat-obatan terlarang, bahkan dengan sengaja melakukan seks yang tidak aman. 

Artikel terkait: Jangan Diabaikan, Ini Pentingnya Menjaga Kesehatan Mental sejak Dini

Penyebab Remaja Melakukan Self Harm

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Remaja yang kerap menyakiti diri biasanya dilakukan sebagai bentuk pelepasan stress, kecemasan atau kesedihan. Pada beberapa kasus, mereka melakukannya untuk membuat dirinya sadar atau menghukum diri sendiri karena merasa membenci diri sendiri.

Gejala menyakiti diri sendiri bisa dilakukan remaja sekali, atau bahkan terus menerus. Menjadi masalah jika dilakukan terus menerus, hal ini menandakan remaja tersebut memiliki masalah pada kesehatan mental atau tengah mengalami stress karena adanya masalah di fase hidupnya.

Menjadi masuk akal, kondisi pandemi yang tidak menentu dan membatasi kegiatan juga bisa membuat mereka tertekan, dan menyakiti jadis ebuah tindakan yang dilakukan untuk meluapkan emosi mereka. Beberapa pelaku mendapati bahwa menyakiti diri bisa memberikan rasa lega dari rasa sakit dan tekanan emosional yang mereka rasakan.

Artikel terkait: Waspada, Kesehatan Mental Dapat Pengaruhi Kesehatan Reproduksi

Apa yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Mengakui jika anak remaja kita memiliki gangguan mental dan berkunjung ke psikiater untuk mencari pertolongan saat ini masih dianggap aib. Beberapa tuduhan yang kerap dilontarkan antara lain terlalu lemah, manja, bahkan lebih disarankan untuk perbanyak ibadah atau mendekatkan diri kepada Tuhan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Hal pertama yang wajib dilakukan adalah menghapus semua prasangka, perilaku menghakimi, marah, kecewa ketika mengetahui anak melakukan hal ini. Mereka justru akan semakin tertekan dan menolak untuk terbuka.

Kemudian, singkirkan benda atau barang yang ia lakukan untuk menyakiti diri. Ini juga menolong mereka untuk menahan diri karena ada jeda dari perasaan ingin menyakiti dan perilaku menyakiti.

Orang tua juga bisa memulai untuk melakukan aktivitas bersama, atau mendaftarkan mereka pada kegiatan yang disukai. Bisa berolahraga, memasak, travelin, atau hal-hal yang bisa mengalihkan perhatiannya dari kecenderungan menyakiti diri.

Pahami juga jika dorongannya untuk menyakiti diri tidak akan hilang dengan begitu saja. Anda bisa mengajarkannya melakukan kegiatan pengganti yang tidak berbahaya seperti menggenggam es batu, menjepretkan gelang ke pergelangan tangan, atau menggambar di lengan untuk menggantikan perilaku menyakiti dan menyalurkannya ke kegiatan yang berbeda.

Memahami bahwa gangguan mental seperti self harm adalah penyakit yang bisa disembuhkan dengan terapi layaknya sakit pada umumnya adalah kunci. Kecenderungan menyakiti diri seperti self harm bisa disembuhkan, salah satu caranya adalah peran Parents dalam memahami dan menyadari kondisi anak dan segera mencari pertolongan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

****

Baca juga:

Hati-hati, Ini 9 Ciri Mental Breakdown atau Stres Berat yang Berkepanjangan

Penuh Perjuangan, Ini Cerita 7 Artis yang Mengalami Gangguan Mental

Sering Salah Kaprah, Pahami Perbedaan Sedih dan Gangguan Mental Depresi

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Penulis

Puspa Sari