Apa itu sekolah ramah anak?
Setiap orang tua pasti punya pertimbangan tersendiri saat memilih sekolah untuk anak.
Selain soal budget dan jarak sekolah, Parents juga sebaiknya dapat memastikan jika tempat untuk si kecil menimba ilmu termasuk sekolah yang ramah anak.
Adapun alasan orang tua harus memilih sekolah ramah anak yaitu demi menjaga keamanan dan kenyaman si Kecil saat ia belajar.
Jangan sampai kelak si Kefcil malas sekolah hanya karena lingkungannya yang toksik, seperti kerap terjadi bullying.
Artikel terkait: Kembali ke Sekolah, Ini Ide Menu Bekal Sekolah Anak Selama Satu Bulan
Program Sekolah Ramah Anak dari Pemerintah
Sekolah ramah anak merupakan unit satuan pendidikan, baik formal, non-formal, dan informal yang mengutamakan keamanan, kebersihan, kesehatan, kepedulian, berbudaya lingkungan hidup, dan memberikan jaminan.
Pun memenuhi, menghargai hak-hak anak serta melindunginya dari kekerasan, diskriminasi, bullying, dan tindakan salah lainnya.
Unit satuan pendidikan ini juga harus bisa menjadi wadah sebagai partisipasi anak dalam merencanakan kebijakan, pembelajaran, pengawasan, dan mekasnisme pengaduan untuk memenuhi hak anak di institusi pendidikan.
Sedangkan pihak penggagas dalam hal ini adalah pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) sebagai upaya pemberian perlindungan hak-hak anak di sekolah.
Latar Belakang Adanya Sekolah Ramah Anak
Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab orangtua, melainkan juga negara.
Sebab, kesuksesan pendidikan di sekolah banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya lingkungan sekolah itu sendiri.
Apalagi saat ini marak sekali pemberitaan di media sosial, televisi, maupun media online mengenai seorang guru yang tega melakukan tindakan kekerasan bahkan asusila kepada anak didiknya.
Tak hanya itu, bahkan antar peserta didik pun marak tindakan bullying.
Seperti yang disampaikan oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), pada tahun 2014-2015, 10% kekerasan dialami anak berasal dari guru.
Jika hal itu dibiarkan secara terus-menerus, bagaimana nasib pendidikan untuk anak-anak di Indonesia?
Dari kondisi itu, KemenPPPA membentuk sekolah ramah anak.
Tujuannya untuk menjamin hak-hak anak selama di sekolah sehingga keamanan anak bisa selalu terjaga.
Keamanan yang dimaksud adalah keamanan fisik, psikis, dan kesehatan.
Prinsip Sekolah Ramah Anak
Prinsip yang mendasari terciptanya sekolah rama anak adalah sebagai berikut:
- Non-diskriminasi, artinya setiap anak mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi.
- Memperhatikan kepentingan anak, artinya semua kebijakan atau keputusan yang dibuat nantinya benar-benar terbaik bagi pendidikan anak.
- Kelangsungan hidup dan perkembangan, maksudnya adalah lingkungan sekolah harus memperhatikan martabat anak dan memberikan jaminan akan perkembangan setiap anak.
- Menghormati setiap pandangan anak, artinya pihak sekolah selalu menghormati setiap pandangan anak-anak agar kemampuannya dan perkembangannya melesat.
- Sistem pengelolaan yang baik, artinya adanya jaminan akan keterbukaan, akuntabilitas, partisipasi, dan supremasi hukum di sekolah.
Konsep Sekolah Ramah Anak
Membangun sebuah konsep ramah anak bukan berarti harus membangun sekolah baru.
Melainkan suatu unit satuan pedidikan harus mewujudkan dan memiliki konsep yang sesuai dengan unitnya.
Konsep tersebut mengacu pada perlindungan dan pemenuhan hal anak selama di sekolah.
Hal ini berdasarkan gerakan BARISAN, yaitu:
- B = Bersih
- A = Aman
- R = Ramah
- I = Indah
- I = Inklusif
- S = Sehat
- A = Asri
- N = Nyaman
Ciri Sekolah Ramah Anak
Sekolah yang mengusung ramah anak memiliki ciri sebagai berikut ini:
- Semua penghuni sekolah anti terhadap segala bentuk kekerasan. Baik kekerasan verbal dan nonverbal.
- Anak mendapatkan perlakuan adil tanpa melihat latar belakang, suku, ras, agama, warna kulit, dan sebagainya.
- Anak belajar merasa aman dan nyaman saat berada di sekolah.
- Sebagai pendidik atau para guru tidak pernah mempermalukan peserta didik.
- Makanan di kantin sekolah harus tetap terjaga kebersihannya.
- Para peserta didik harus memiliki rasa peduli setelah masuk di sekolah.
- Tata tertib sekolah dijalankan secara terbuka atau transparan dan anti diskriminasi.
Artikel terkait: Jangan Asal Pilih! Ini 7 Tips Memilih Tas Sekolah yang Baik Untuk Anak Anda
Langkah Merencanakan Sekolah Ramah Anak
1. Persiapan
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah persiapan.
Persiapan yang harus dilakuakan sebelumnya adalah sebagai berikut:
1. Menyusun rekomendasi dan memetakan hak-hak anak berdasarkan hasil konsultasi dengan pihak anak sendiri
2. Membentuk kebijakan melalui komitmen kepada sekolah, orangtua/wali dan peserta didik
3. Membentuk tim pengembangan dengan peran sebagai berikut:
- Koordinator pengembangan
- Melakukan sosialisasi
- Menyusun sera mengembangkan sekolah ramah anak
- Melakukan evaluasi
- Memetakan potensi, kapasitas dan kerentanan
2. Perencanaan
Pada langkah ini, tim pengembangan berperan untuk menyukseskan terwujudnya sekolah ramah anak dengan integrasi dalam kebijakan, program, dan kegiatan yang sudah berlangsung di suatu sekolah.
3. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, semua sumber daya harus dioptimalkan, baik sumber daya pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha.
4. Pemantauan, Evaluasi, dan Pelaporan
Tim pengembangan harus melakukan pemantauan setiap bulan dan evaluasi setiap tiga bulan sekali.
Hasil yang diperoleh nanti diserahkan pada pihak gugus tugas KLA (Kota Layak Anak) untuk dilakukan tindak lanjut. Jika unit satuan pendidikan berhasil menerapkan, pihak gugus tugas akan memberikan penghargaan.
Standarisasi Sekolah Ramah Anak
Adapun standarnya adalah sebagai berikut:
- Setiap anak bisa mendapatkan haknya tanpa adanya diskriminasi, misalnya disabilitas, warna kulit, suku, latar belakang orang tua, dan sebagainya.
- Setiap anak bisa dengan bebas menyampaikan ide, pendapat, gagasan, penemuan tentang pendidikan, teknologi, seni, dan budaya.
- Metode pembelajaran dan kurikulumnya bisa membangun karakter anak menjadi lebih baik dengan menekankan pada kepedulian, kasih sayang, simpati, empati, keteladanan, dan sebagainya.
- Guru dan tenaga kependidikannya bisa menjadi fasilitator bagi anak untuk berkembang.
- Memiliki lingkungan dan infrastruktur yang ramah anak, misalnya bersih, asri, sehat, aman, bangunan berstatus SNI, dan sebagainya.
- Membuat program kerja yang mengutamakan perkembangan kepribadian anak.
- Membuat program kerja yang menekankan keselamatan anak, baik saat di rumah maupun di sekolah.
- Semua warga sekolah sadar akan pentingnya menjaga diri dari berbagai bentuk kekerasan.
- Anak bisa berpartisipasi secara penuh untuk setiap aspek kehidupan atau kegiatan di sekolah.
- Memiliki kesiswaan yang orientasinya membentuk karakter anak.
- Terbentuk kerja sama yang selaras dan harmonis antara anak, sekolah, dan keluarga.
- Penegakan hukum dan informasi dijalankan secara transparan, akuntabel, dan partisipatif.
Komponen Sekolah Ramah Anak
Komponen yang harus dikembangkan adalah sebagai berikut ini:
- Kebijakan untuk menjalankan program sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
- Pelaksanaan kurikulum harus ramah pada anak, sehingga pelaksanaan pembelajaran bisa berjalan dengan optimal.
- Partisipasi anak yang ditunjukkan dalam bentuk ketaatan pada aturan yang berlaku serta anak mampu bersosialisai di lingkungan sekolah.
- Pendidik dan tenaga kependidikan harus terlatih dan memahami dengan baik hak-hak anak.
- Sarana dan prasaran harus mampu memberikan jaminan kenyamanan bagi anak dalam beraktivitas.
- Partisipasi dari orangtua dengan memantau kegiatan anak selama di sekolah.
Syarat Mendirikannya
Untuk menciptakan sekolah yang ramah terhadap anak, suatu sekolah harus memenuhi syarat berikut:
- Memiliki kantin sehat
- Kawasan bebas rokok
- Merupakan kawasan bebas miras dan NAPZA
- Bebas LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender)
- Kawasan bebas kekerasan, baik kekerasan verbal maupun nonverbal
Kebijakan Sekolah Ramah Anak
- Anti kekerasan terhadap anak, baik oleh lingkungan, peserta didik, pendidik, dan tenaga kependidikan.
- Mematuhi tindakan anti kekerasan oleh semua warga sekolah.
- Mencegah anak putus sekolah.
- Mewujudkan kawasan tanpa asap rokok dan NAPZA.
- Menciptakan sekolah tanggap bencana.
- Menciptakan lingkungan sehat, aman, asri, dan nyaman.
***
Demikian penjelasan seputar sekolah ramah anak.
Semoga informasi ini bisa memberikan wawasan kepada Anda dalam memilih sekolah untuk si Kecil.
Baca juga:
Pahalanya Berlipat, Ini 5 Amalan Baik di Bulan Ramadan yang Sayang Jika Terlewat
5 Resep Nasi Goreng Mentega, Menu yang Praktis untuk Sahur
Pengertian dan Tata Cara Qiyamul Lail di Bulan Ramadan