Setiap orangtua ingin anaknya memiliki perilaku yang baik. Namun, apa yang harus dilakukan orangtua ketika mendapati bahwa anak mencuri?
Seorang ibu berbagi kisahnya yang mendapati sang anak melakukan perbuatan tersebut. Siang itu, Dini mengajak sang anak perempuan ke toko buku untuk membeli perlengkapan sekolah. Ia membiarkan anaknya berkeliling toko untuk melihat-lihat berbagai alat tulis yang lucu.
Namun, ada hal yang membuat Dini tidak percaya dan sedikit kaget. Di tengah perjalanan, ia mendapati anaknya mengantongi sebuah penghapus lucu yang seingatnya tak ia bayar di kasir. Saat ia bertanya pada anaknya dari mana ia mendapatkan penghapus itu, anaknya menjawab bahwa penghapus itu ia ambil begitu saja dari rak.
Dini tertegun melihat anaknya yang berwajah polos itu dan kehabisan kata-kata.
Bagaimana mungkin anak dengan tampang sepolos itu kini justru mencuri? Apa yang harus dilakukan saat memergoki anak mencuri seperti ini?
Saat ini, ia mungkin adalah satu-satunya orang yang mengetahui anaknya mencuri. Namun bagaimana jika orang lain yang mendapati bahwa anaknya ketahuan mencuri?
Dini tak sendiri soal dilema itu. Banyak orangtua lain yang mengalami hal serupa.
Ini beberapa hal yang bisa Parents lakukan ketika mendapati anak mencuri:
1. Mengajari konsekuensi yang harus dijalani jika anak mencuri
Setiap perbuatan memiliki konsekuensi yang harus ditanggung. Ini adalah saat yang tepat untuk mendidik anak Anda tentang konsekuensi.
Konsekuensi yang bisa diajarkanpada anak adalah tentang keberanian mengakui kesalahannya, meminta maaf kepada orang yang barangnya ia curi, dan mengembalikan maupun mengganti barang yang ia curi.
Misalnya, jika ia mencuri barang seharga Rp 100.000,00. Jika Parents langsung mengganti barang dengan uang dari dompet Anda, tindakan tersebut bukanlah solusi bijak.
Anak akan merasa bahwa meeskipun ia berbuat salah, Parents akan selalu menambal kesalahannya.
Buatlah anak Anda bekerja keras agar dapat membayar kerugian orang yang ia curi. Misalnya dengan melakukan pekerjaan rumah agar memperoleh gaji khusus supaya ia dapat melunasi harga barang yang ia ambil.
Ia harus berusaha sendiri untuk menebus kesalahannya. Dukung anak untuk lebih berani menghadapi konsekuensinya.
2. Minta maaf
Jangan sampai anak Anda jadi orang yang gengsi minta maaf saat punya kesalahan. Parents perlu memberinya keberanian untuk mengakui kesalahannya tanpa alasan dan mengucapkan permintaan maaf tulus kepada orang yang ia curi.
Artikel terkait: Perilaku yang tidak boleh diabaikan oleh orangtua.
3. Mengajarinya soal kepemilikan
Anak-anak yang tidak punya saudara akan lebih sulit belajar tentang kepemilikan daripada anak yang punya saudara kandung. Anak tunggal cenderung merasa bahwa ia adalah pemilik seluruh barang di rumahnya dan ia merasa berhak mendapat apa pun yang ia mau.
Ajari anak agar menghormati milik orang lain karena tak semua hal bisa kita miliki begitu saja. Jelaskan padanya bahwa sistem sosial yang berlaku semestinya tidak akan menoleransi anak mencuri sepertinya.
4. Katakan padanya bahwa Anda mencintainya
Saat anak mencuri, ia memang sedang melakukan sesuatu yang menjengkelkan. Tapi menghukumnya dengan cara mempermalukan dengan harapan adanya efek jera jelas bukan tindakan bijak yang dilakukan orangtua.
Anak akan tumbuh jadi seorang pendendam jika Parents mempermalukannya. Sekalipun sedang menghukumnya, katakan pada anak bahwa Parents akan tetap mencintainya.
Misalnya yang terjadi pada Putri. Saat berumur 7 tahun ia mengaku bahwa dirinya ketahuan oleh ibunya mencuri barang dari supermarket.
Tadinya, ia berniat memberikan barang tersebut untuk kado ulang tahun kakaknya. Saat ketahuan bahwa ia mencuri, ibunya memastikan bahwa ia tidak dipermalukan orang-orang.
Putri bisa merasakan betapa ibunya kecewa pada perbuatannya. Ia pun menangis hingga ketiduran.
Namun ketika Putri bangun tidur, ibunya sudah memasakkan makanan yang ia suka. Ibunya berusaha membangkitkan kepercayaan dirinya lagi dan sejak itu Putri berjanji tak akan membuat ibunya kecewa lagi.
Mengajari anak konsekuensi, konsep kepemilikikan, minta maaf, dan tetap mencintainya apa pun yang terjadi dapat membuat anak berpikir ulang tentang apa yang ia lakukan. Semoga ia benar-benar berjanji tak akan mengulanginya perbuatannya lagi sampai kapan pun.
Referensi: Pop Sugar, Ask dr Sears, Parents.
Baca juga:
Waspada Kleptomania pada Anak, Ini Tanda yang Perlu Parents Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.