Pernahkah Parents terus-menerus memikirkan sesuatu sampai membuat suasana hati menjadi sedih? Bisa jadi itu adalah ruminasi.
Dalam psikologi, dikenal istilah ruminasi, yaitu kondisi seseorang merenungkan dan memikirkan suatu masalah atau peristiwa secara berulang-ulang, tanpa adanya penyelesaian sehingga lebih banyak memunculkan pikiran negatif. Sederhananya, ruminasi adalah merenung yang berlebihan.
Ruminasi dapat berdampak buruk bagi kesehatan mental, karena menyebabkan suasana hati menjadi sedih, murung, serta meningkatkan maupun memperpanjang depresi. Ini juga bisa mengakibatkan orang yang mengalaminya kesulitan memproses emosi, daya berpikir menurun, dan merasa terisolasi dari orang lain.
Mengutip dari BBC, merenung berlebihan ini biasanya ‘sepaket’ dengan perilaku menyalahkan diri sendiri. Sehingga, berujung pada stres dan kecemasan.
Artikel terkait: 6 Fakta Hormon Estrogen, Bukan Sekadar Hormon Seks
Mengapa Terjadi Ruminasi?
Ada beberapa alasan mengapa sejumlah orang terjebak dalam perenungan yang berlebihan. Menurut American Psychological Association, sederet hal berikut ini bisa menjadi latar belakangnya:
- Individu meyakini bahwa dengan merenungkan suatu masalah, ia akan mendapatkan suatu insight atau wawasan tentang hidup atau isu tersebut.
- Seseorang memiliki riwayat trauma emosional atau fisik.
- Individu menghadapi stresor berkelanjutan yang tidak dapat dikendalikan.
- Ruminasi juga umum terjadi pada orang yang memiliki karakteristik kepribadian tertentu, misalnya perfeksionis.
- Individu yang fokus berlebihan terhadap hubungannya dengan orang lain. Ia mungkin terlalu berharap kepada pasangannya, sehingga melakukan banyak pengorbanan untuk mempertahankan hubungan.
Cara Mengatasi Ruminasi
Ketika pikiran terjebak dalam perenungan atau memikirkan suatu masalah dengan sangan intens, bisa jadi cukup sulit untuk keluar. Namun ada baiknya dicoba beberapa cara berikut ini agar ruminasi tidak semakin mendalam dan berkembang menjadi depresi.
Jadi, jika suatu masalah mulai merasuki pikiran Anda, hindari berlarut-larut memikirkannya, tetapi segera lakukan langkah-langkah ini:
1. Mengalihkan Perhatian
Ketika Anda menyadari bahwa Anda mulai merenung, temukan pengalih perhatian untuk dapat mematahkan siklus ruminasi Anda. Lihatlah ke sekeliling, mungkin ada orang-orang yang bisa Anda hampiri dan ajak berbicara. Segera saja lakukan, tanpa perlu menunggu atau berpikir dua kali.
Jika sedang sendirian, beberapa alternatif ini mungkin membantu: menelepon teman atau anggota keluarga, mengerjakan tugas rumah, menonton film, menggambar atau mewarnai, jalan-jalan keluar.
2. Pertanyakan Pemikiran Anda
Kita sering terjebak dalam ruminasi, ketika kita berpikir telah melakukan kesalahan besar, atau peristiwa traumatis baru terjadi dan kita merasa bertanggung jawab.
Jika ini yang terjadi, cobalah untuk memahami masalah dari berbagai perspektif. Terkadang, ini akan membantu Anda mendapatkan sudut pandang baru yang membuat Anda menilai, ternyata masalah itu tidak seberat yang dipikirkan.
3. Menurunkan Ekspektasi untuk Menjadi Sempurna
Perfeksionisme dan punya tujuan hidup yang tidak realistis dapat menyebabkan ruminasi. Jika Anda mengalami hal ini, cobalah untuk mengevaluasi mengapa Anda menginginkan goal tersebut, beserta strategi masuk akal yang mungkin bisa dilakukan.
Artikel terkait: Kelainan Kuku Bisa Jadi Tanda Penyakit Serius, Waspadai Gejalanya!
4. Berusaha Meningkatkan Rasa Keberhargaan Diri atau Self Esteem
Perenungan yang berlebihan berkaitan erat dengan self-esteem yang rendah. Karenanya, Anda perlu menggali lagi nilai dan potensi diri sehingga Anda memiliki rasa keberhargaan diri yang kuat.
Biasanya, individu yang kurang mengenal dirinya sendiri akan kesulitan melihat bahwa dirinya berharga. Jika ini yang terjadi pada Anda, mencari bantuan profesional sangat dianjurkan.
5. Meditasi, Salah Satu Cara Mengatasi Ruminasi
Meditasi dapat mengurangi ruminasi karena dalam meditasi ada upaya untuk untuk menjernihkan pikiran, sehingga mencapai ketenangan emosional.
Ketika Anda merasa pikiran berputar-putar pada suatu masalah, carilah tempat yang tenang, duduk, napas dalam-dalam, dan fokus pada napas.
6. Pahami Hal yang Menjadi Pemicu
Pemikiran yang mendalam pada suatu masalah bisa terjadi karena ada pemicu. Cobalah untuk membuat catatan, tentang situasi yang sedang Anda hadapi. Tuliskan di mana Anda berada, jam berapa sekarang, siapa yang ada di sekitar Anda (jika ada), dan apa yang telah Anda lakukan hari itu.
Mengembangkan cara untuk menghindari atau mengelola pemicu ini dapat mengurangi perenungan berlebihan.
7. Hubungi Teman atau Ajak Keluarga Bicara
Ruminasi dapat membuat Anda merasa terisolasi. Untuk menetralisir hal ini, ajak orang di sekitar untuk berbicara atau menelepon keluarga maupun teman. Pastikan orang yang Anda ajak bicara dapat memahami dan menjadi pendengar yang baik.
Artikel terkait: Mengenal Hidrokuinon, Zat yang Menjadi Awal Mula Kasus Richard Lee
8. Terapi dengan Ahli
Jika ruminasi sudah mengganggu aktivitas keseharian, mungkin ini saatnya Anda mempertimbangkan langkah terapi. Seorang terapis dapat membantu Anda mengidentifikasi mengapa Anda merenungkan masalah suatu masalah secara berlebihan dan bagaimana mengatasi masalah intinya.
Itulah beberapa informasi tentang ruminasi. Sayangi kesehatan mental Anda, dan selalu ingat untuk tidak terjebak dalam perenungan yang berlebihan, ya, Parents!
***
Baca juga:
Neuralgia Trigeminal: Gejala, Penyebab, dan Cara Mengobati
8 Penyebab Telapak Tangan Kiri Terasa Gatal, Anda Mengalami?
8 Manfaat Menakjubkan Bawang Putih Tunggal untuk Kesehatan, Apa Saja?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.