Pernahkah Anda mendengar istilah ritual pingitan menjelang pernikahan? Ritual Pingitan merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan adat Jawa menjelang pernikahan. Tradisi ini berupa larangan calon mempelai wanita bertemu dengan calon mempelai pria.
Tradisi pernikahan adat Jawa selalu menyimpan banyak sekali makna dan filosofi menarik. Rangkaian demi rangkaian yang harus dilalui calon pengantin pun berperan penting demi kelancaran di hari pernikahan. Ada banyak doa dan harapan yang terselip di setiap rangkaian tersebut.
Hal inilah yang menjadi alasan mengapa sebagian besar dari calon pengantin berdarah Jawa masih memilih untuk melestarikan budayanya dengan terus mengikuti adat istiadat yang berlaku, termasuk mengikuti ritual pingitan dalam rangka menyambut perhelatan akbar yang telah dinanti.
Nah, agar lebih memahami mengenai makna ritual, tata cara pelaksanaan dan manfaatnya, yuk, kita simak bersama ulasannya berikut ini.
Serba-serbi Tradisi Ritual Pingitan
Apa Itu Tradisi Ritual Pingitan?
Foto: Instagram.com/putri_tanjung
Melansir dari infobudaya, hampir di seluruh daerah di Indonesia, memiliki tradisinya sendiri dalam mempersiapkan sebuah pernikahan. Hal ini wajar, karena pernikahan adalah hal yang sakral jika ditilik dari budaya ketimuran. Tradisi yang cukup popular di dengar oleh telinga kita adalah Pingit atau Pingitan. Tradisi ini berawal dari Jawa Tengah dan sekitarnya.
Prosesi pingitan merupakan ritual yang biasa dilakukan oleh pasangan pengantin yang melaksanakan pernikahannya menggunakan adat Jawa, khususnya Yogyakarta.
Calon pengantin putri tidak diperbolehkan keluar rumah atau bertemu calon pengantin putra sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, yaitu sebelum acara akad nikah. Kedua mempelai harus tidak saling bertemu dulu. Biasanya, masa pingitan seorang perempuan itu selama 1 hingga 2 bulan lamanya, sebelum hari pernikahannya tiba.
Artikel terkait: 5 Tradisi Pernikahan Pengantin Arab, Mewah dan Kental Akan Kekeluargaan!
Makna Pingitan
Foto: pexels.com
Kepercayaan dari pingitan ini sendiri, yaitu calon pengantin memiliki ‘darah manis’, sehingga rentan akan gangguan yang sifatnya tidak terlihat. Maka untuk menjaga hal tersebut, prosesi pingitan pernikahan adat jawa dilakukan.
Selain itu, calon pengantin perempuan juga akan terlihat ‘manglingi’ pada saat pernikahan berlangsung. Hal ini disebabkan karena aura calon pengantin wanita lebih terpancar.
Tujuan mulianya adalah, prosesi pingitan bagi calon pengantin bertujuan agar calon pengantin mendapat keselamatan dan bebas dari mara bahaya yang bisa saja mengganggu di luar sana.
Tata Cara Pelaksanaan Pingitan
Foto: Instagram.com/putri_tanjung
Selama proses pingitan, perawatan dilakukan menggunakan ramuan tradisional yang diramu khusus wanita. Perawatan tersebut mulai dari ramuan khusus tubuh hingga minuman tradisional yang wajib diminum.
Mempelai wanita juga disarankan untuk berpuasa. Tujuannya agar pada hari pernikahan, mempelai perempuan dapat tampil cantik dan membuat pangling orang yang menyaksikannya. Masa pingitan ini pun beragam, biasanya berlangsung satu hingga dua bulan jelang pernikahan.
Sayangnya pada zaman modern ini masyarakat akan sulit menerapkan tradisi pingitan seperti itu, karena kewajiban kerja atau kesibukan lain yang tidak bisa ditinggalkan. Oleh sebab itu masyarakat modern biasanya melakukan pingitan minimal satu hari jelang pesta pernikahan.
Meski terlihat kuno, tapi tradisi pingitan yang sudah turun temurun ini masih dilakukan oleh beberapa pasangan pengantin hingga saat ini.
Artikel terkait: Sejarah, Filosofi dan Makna Pemakaian Henna Pengantin di Hari Pernikahan
Bagaimana dengan Ritual Pingitan di Zaman Sekarang?
Foto: pexels.com
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini perempuan tidak seperti jaman dahulu yang sulit untuk keluar rumah. Perempuan saat ini juga memiliki aktivitas yang padat, seperti bekerja. Belum lagi persiapan pernikahan seperti meeting vendor dan juga gladi resik keluarga, membuat prosesi pingitan sulit dilakukan.
Prosesi pingitan pernikahan adat jawa saat ini menjadi sebuah pilihan yang bisa Anda tentukan sendiri untuk dilakukan atau tidak. Karena bukan lagi menjadi suatu kewajiban. Ada baiknya Anda merundingkan dahulu dengan keluarga, jika memang mempunyai waktu cukup untuk prosesi pingitan tidak ada salahnya Anda lakukan sebagai sebuah penghormatan budaya.
Namun, jika waktu persiapan prosesi pingitan Anda sangat mepet, sehingga tidak memungkinkan melaksanakan pingitan hal itu tidak jadi masalah, namun pastikan semuanya atas izin keluarga.
Manfaat Dilakukan Pingitan
Foto: pexels.com
Berikut beberapa manfaat pingitan yang bisa Anda simak, sebagaimana dilansir dari brilio.net berikut ini:
-
Menjaga kebugaran pengantin
Jadi, tujuan dari pelaksanaan pingitan adalah agar pengantin terpantau setiap saat dan bisa merasa bugar ketika hari pernikahan tiba. Pingitan juga bisa berfungsi sebagai hari sang mempelai beristirahat dari segala kesibukan sebelum pernikahan.
-
Memupuk rasa rindu terhadap mempelai pria
Selain agar si pengantin terpantau setiap saat, pingitan juga mempunyai manfaat supaya ada rasa kangen dan deg-degan yang muncul di antara kedua calon mempelai. Jadi ketika keduanya bertemu di hari H, ada rasa kangen yang memuncak.
-
Merawat tubuh mempelai wanita
Tradisi pingitan juga uga dilaksanakan guna merawat tubuh mempelai wanita, agar saat pernikahan tiba, aura cantiknya si mempelai wanita terpancar. Tak hanya bugar, tapi juga memesona.
Artikel terkait: 7 Fakta Uang Panai dalam Pernikahan Bugis Makassar, Tradisi atau Gengsi?
-
Untuk pelatihan sebelum menempuh hidup berumah tangga
Seorang calon pengantin wanita yang sedang menjalani masa pingitan, mendapat pelatihan dari keluarga pengantin yang berkaitan dengan pekerjaan rumah tangga. Tujuannya, selain menghilangkan kebosanan tentu saja sebagai persiapan bagi dia untuk menjalani kehidupan barunya nanti sebagai ibu rumah tangga.
Foto: pexels.com
Di lain pihak juga ada kepercayaan dari masyarakat yang percaya bahwa prosesi pingitan bagi calon pengantin bertujuan agar calon pengantin mendapat keselamatan dan bebas dari mara bahaya yang bisa saja mengganggu di luar sana.
Karena masa pingitan yang lama, dari satu minggu hingga dua minggu, atau bahkan satu hingga dua bulan, otomatis kesabaran sang calon pengantin pun diuji, agar kelak saat menjalani kehidupan berumah tangga selalu dapat berhati-hati dalam mengambil segala keputusan.
-
Menumbuhkan rasa saling percaya
Tak bertemu dalam waktu yang ditentukan di prosesi pingitan membuat kedua mempelai pasrah dan saling percaya hingga saatnya nanti hari akad nikah tiba.
***
Nah, itulah beberapa ulasan mengenai ritual pingitan merupakan salah satu tradisi yang kerap dilakukan adat Jawa menjelang pernikahan. Semoga informasi ini bermanfaat dan buat Anda yang hendak melangsungkan pernikahan, semoga selalu diberi kelancaran, ya.
Baca juga:
https://id.theasianparent.com/tradisi-pernikahan-aneh-di-dunia
https://id.theasianparent.com/tradisi-pernikahan-india
https://id.theasianparent.com/tradisi-sangjit
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.