4 Komponen Rasio Keuangan Ideal dan Cara Mudah Menghitungnya

Bukan sekedar banyaknya nominal uang, deretan rasio ini juga harus dicek untuk mengetahui kesehatan keuangan Anda. Hitung yuk!

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Banyak yang tidak sadar manajemen keuangan pribadi atau rumah tangga sama pentingnya dengan manajemen keuangan organisasi atau perusahaan. Faktanya, memeriksa kesehatan keuangan pribadi menjadi hal penting sebagai bekal penting sebelum Anda memasang berbagai target keuangan baru untuk tahap kehidupan selanjutnya. Ada beberapa cara memeriksa rasio keuangan ideal.

Biasanya dalam financial checkup kita menganalisis rasio keuangan kita untuk menentukan apakah keuangan kita saat ini sudah sehat atau belum. Berikut beberapa rasio keuangan yang bisa digunakan untuk mengecek keuangan pribadi Anda yang dilansir dari berbagai sumber.

4 Cara Memeriksa Rasio Keuangan Ideal

1. Rasio Utang Sehat

Cara mudah memeriksa kesehatan keuangan pribadi pertama yang dapat Anda hitung adalah rasio kemampuan pembayaran utang atau debt service ratio.

Rasio ini sangat penting untuk mengukur apakah keuangan Anda terlalu terbebani utang sehingga sering defisit? Atau masih cukup sehat sehingga bisa menutup semua pos kebutuhan penting mulai dari kebutuhan rutin, kebutuhan proteksi, dan investasi. Acuan debt service ratio yang sehat adalah maksimal 35% dari total pendapatan rutin Anda. Cara menghitungnya mudah. 

Pertama, jumlahkan terlebih dulu semua beban cicilan utang yang harus Anda bayar setiap bulan atau setiap tahun. Kedua, totalkan seluruh jumlah pendapatan yang Anda dapatkan setiap bulan atau setiap tahun. Ketiga, bagilah total nilai cicilan utang bulanan dengan total pendapatan setiap bulan, maka Anda akan mendapatkan angka rasio utang bulanan. 

Begitu juga bila Anda ingin melihat rasio utang tahunan, maka Anda tinggal mengganti total beban cicilan utang per tahun dibagi dengan pendapatan tahunan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Angka rasio utang maksimal sebesar 35% dan tidak boleh melebihi angka tersebut. Hal ini dikarenakan arus kas bulanan atau tahunan Anda tidak terganggu beban utang. Selain untuk membiayai kebutuhan rutin dan bayar cicilan utang, seseorang masih perlu memakai pendapatannya untuk membiayai kebutuhan proteksi atau asuransi dan berinvestasi untuk tujuan keuangan masa depan.

Contohnya bila saat ini pendapatan bulanan Anda mencapai Rp10 juta per bulan, maka beban cicilan utang mulai dari cicilan kartu kredit, cicilan Kredit Pemilikan Rumah, atau kredit-kredit yang lain, maksimal sebesar Rp3 juta per bulan.

Artikel terkait: Zakat Penghasilan Hukumnya Wajib, Begini Cara Mudah Menghitungnya

2. Rasio Likuiditas

Rasio ini dapat Anda gunakan untuk mengukur kesiapan keuangan Anda menghadapi kondisi darurat yang membutuhkan dana tunai segera. Itulah mengapa disebut sebagai rasio likuiditas. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Likuiditas mengindikasikan kemampuan sebuah aset diubah cepat dan mudah menjadi bentuk tunai. Cara menghitungnya mudah. Totalkan jumlah aset berupa uang tunai yang Anda miliki dan aset setara kas seperti tabungan di bank, deposito, emas, obligasi tenor pendek, reksa dana pasar uang, dan sebagainya. Lalu, bagilah dengan jumlah pengeluaran rutin tiap bulan. Satuannya adalah bulan.

Contoh, saat ini nilai dana tunai yang Anda miliki berikut aset setara kas adalah Rp50 juta. Adapun total pengeluaran rutin setiap bulan Anda adalah Rp5 juta. Maka, rasio likuiditas keuangan Anda adalah Rp50 juta/Rp5 juta= 10 bulan.

Ini artinya, aset likuid yang Anda miliki bisa menyokong beban pengeluaran Anda selama 10 bulan dalam kondisi Anda tidak memiliki pendapatan. Menurut perencana keuangan, acuan rasio likuiditas yang ideal minimal sebesar 3-6 kali pengeluaran bulanan. 

Perinciannya, bila saat ini Anda masih berstatus lajang, rasio likuiditas minimal sebesar 3 kali pengeluaran bulanan. Bila sudah menikah maka minimal sebesar 6 kali sampai 12 kali nilai pengeluaran bulanan.

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Artikel terkait: Cara Menghitung Bunga Bank untuk Tabungan, KPR hingga Kredit Modal

3. Rasio Tabungan

Rasio tabungan adalah jumlah pengeluaran yang dialokasikan untuk tabungan atau investasi dibandingkan dengan pendapatan setiap bulannya. 

Jadi jika setiap bulan bapak X memiliki pendapatan sebesar Rp10 juta dan mengalokasikan pendapatan sebesar Rp500 ribu untuk tabungan maka Bapak X memiliki rasio tabungan sebesar 5%. 

Menabung atau berinvestasi adalah cara kita untuk meningkatkan daya beli di masa yang akan datang, jadi sebaiknya ada alokasi rutin untuk tabungan/investasi setiap bulan. Idealnya rasio tabungan ini sebesar minimal 10% dari pendapatan. Semakin besar rasionya, semakin baik tentunya dengan tetap memperhatikan kebutuhan atau pengeluaran yang lain. 

Artikel terkait: Jadi Istri Cerdas Sekaligus Manajer Keuangan Keluarga

4. Rasio Solvabilitas

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Seberapa rentan keuangan Anda terjebak dalam kondisi bangkrut? Bila penasaran ingin mengetahui, Anda bisa menghitungnya dengan mengetahui rasio solvabilitas. 

Rasio ini berguna untuk menunjukkan porsi kekayaan yang Anda miliki sesungguhnya terhadap total aset yang Anda miliki. Angkanya minimal 35%, semakin besar angkanya akan semakin baik.

Cara menghitungnya adalah bagilah nilai total kekayaan bersih Anda dengan total aset. Nilai total kekayaan bersih didapatkan dengan menjumlahkan semua aset Anda mulai dari aset likuid, aset investasi hingga aset guna, lalu dikurangi dengan total jumlah kewajiban (utang jangka pendek, menengah, dan panjang). Itulah nilai kekayaan bersih Anda.

Sebagai contoh, total nilai aset Anda adalah Rp1,5 miliar dengan nilai total kewajiban mencapai Rp400 juta. Maka, kekayaan bersih Anda adalah Rp1,1 miliar. 

Lantas, berapa rasio solvabilitas Anda? Anda tinggal membagi nilai kekayaan bersih Rp1,1 miliar dibagi nilai total aset Rp1,5 miliar. Didapatkan angka rasio solvabilitas sebesar 73,34%. 

Loading...
You got lucky! We have no ad to show to you!
Iklan

Ini berarti total kekayaan yang Anda miliki mencapai 73,34% dari total aset. Dengan rasio sebesar itu, ketahanan kondisi keuangan Anda terhadap kebangkrutan akibat penurunan aset terbilang relatif rendah.

Itulah indikator memeriksa kesehatan keuangan pribadi yang sehat dan bisa Anda terapkan untuk menilai kondisi keuangan. Dengan memeriksa kesehatan keuangan pribadi yang sebenarnya, tahun yang baru bisa Anda jelang dengan perencanaan keuangan lebih baik. Yuk, berhitung sekarang!

Baca juga:

id.theasianparent.com/tips-menjaga-keuangan

Bagaimana Cara Mendidik Anak Dalam Hal Keuangan?

6 Tips Budgeting Keuangan yang Sehat, Hidup Tenang meski Akhir Bulan