Saat menjadi orangtua, semua hal yang terjadi pada buah hati kita tentu membuat kita selalu menemukan hal baru, kadang seringkali diselingi rasa khawatir. Misalnya, saat mendapati pup bayi berbusa atau berwarna hijau.
“Bun, saya mau tanya, bayi saya berusia 1 bulan, tapi beberapa hari ini pup bayi berbusa? Normal tidak ya? Apa, sih, yang menyebabkannya?”
Pertanyaan ini saya dapatkan ketika sedang membantu menjawab pertanyaan salah satu ibu di aplikasi theAsianparent Indonesia. Nyatanya, pertanyaan yang terkait dengan feses bayi memang sering kali diajukan. Salah satunya mengenai pup bayi berbusa.
Tak bisa dipungkiri, menjadi ibu baru sering kali diselimuti rasa khawatir. Was-was dengan kondisi kesehatan anaknya. Mengetahui kondisi feses bayi atau pup bayi memang sangat penting, hal ini dikarenakan feses bayi bisa mencerminkan kondisi kesehatan bayi.
Pup bayi berbusa, apakah berbahaya?
Dikutip dari laman IDAI, feses bayi merupakan buangan sisa makanan yang tidak dicerna dan diserap tubuh.
Selain itu, terdapat pula sisa cairan tubuh yang digunakan untuk pencernaan makanan dan pelepasan komponen saluran tubuh yang sudah tua, serta komponen tubuh yang dilepaskan akibat penyakit tertentu.
Oleh karena itu, penting bagi Parents untuk memeriksa kondisi feses bayi. Dari sini, Parents bisa untuk mendeteksi berbagai penyakit khususnya yang terkait saluran cerna.
Selain itu, untuk mengetahui apakah feses bayi normal atau tidak bisa dilihat dari usianya. Umumnya, bayi yang baru lahir hingga berusia 1 bulan memang lebih sering pup atau BAB, bahkan bisa hingga 10 kali. Terutama yang bayi yang mengonsumsi ASI.
Hal ini disebabkan karena refleks gastrokolika masih kuat. Refleks gastrokolika ialah refleks tubuh yang meningkatkan pergerakan usus besar yang timbul akibat makan dan minum sehingga bayi buang air besar segera setelah makan.
Namun, kondisi ini akan berubah seriring bertambahnya usia bayi, karena usus telah berkembang lebih sempurna dan dapat menyerap ASI lebih baik.
Sementara itu, AIMI ASI menyebutkan bahwa bulan pertama, tinja bayi yang wajar adalah berwarna kuning, sedikit berbau, memiliki bentuk lunak agak cair dan berbij-biji. Bentuk tinja juga dapat sedikit berbeda, misalnya berwarna lebih hijau atau kuning pekat, berlendir atau berbuih.
Perbedaan warna ini tidak menunjukkan masalah apapun. Bayi ASIX yang semakin mudah buang air besar di hari ketiga kehidupannya berarti dalam keadaan yang baik.
Mengapa pup bayi berbusa, apakah hal ini wajar terjadi?
Dalam hal ini, IDAI menyebutkan bahwa pup bayi berbusa dikarenakan karena usus bayi belum berfungsi sempurna sehingga sebagian laktosa (gula susu) tidak dicerna dengan sempurna.
Artinya, pup bayi berbusa menjadi tanda tubuh kelebihan laktosa, yaitu gula yang terkandung di dalam ASI.
Laktosa yang tidak dicerna usus halus masuk ke usus besar dan difermentasi oleh bakteri. Mirip proses fermentasi bila kita membuat tape ketan. Terbentuk gas, terlihat seperti buih. Berbau asam karena terbentuk asam-asam organik dan berbentuk cair karena terbentuk cairan akibat proses fermentasi.
Perlu diketahui bahwa ASI terbagi menjadi dua jenis, yaitu foremilk dan hindmilk. Foremilk yakni ASI yang keluar saat si kecil mulai mengisap payudara ibu. Sedangkan hindmilk merupakan ASI yang keluar setelah foremilk. Hindmilk cenderung lebih kental dan mengandung lebih banyak kalori dan juga lemak.
Ketika melihat kondisi pup bayi berbusa, sebenarnya tidak perlu Parents khawatirkan. Selama bayi memenuhi kenaikan berat badan bayi normal, bayi terlihat aktif, dan sehat, pun atau feses yang berbuih, dan berbau asam sebenarnya hal yang normal.
Namun, jika pup bayi berbusa, dan si kecil tampak lemas dan mengalami demam, ada baiknya Parents segera menghubungi dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Semoga informasi ini bermanfaat.
Baca juga:
Bayi Tidak BAB Berhari-hari, Apa yang Harus Parents Lakukan?
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.