Salah satu ibadah paling dirindukan adalah ibadah di bulan suci Ramadhan. Bahkan, banyak kenangan indah saat kita menjalankan ibadah tarawih di masjid waktu kecil. Parents tentu masih ingat momen itu, kan? Mungkin saat kondisi pandemi COVID-19 seperti ini, kenangan shalat tarawih itu tidak akan dirasakan. Pasalnya, kita tak bisa melaksanakan shalat tarawih berjamaah di masjid. Lalu, mungkin Parents juga bertanya-tanya, bagaimana hukumnya puasa tanpa shalat tarawih?
Hukum shalat tarawih di bulan Ramadan
Ilustrasi shalat tarawih berjamaah di masjid.
Kita mengetahui bahwa puasa merupakan ibadah wajib yang harus dijalankan oleh setiap muslim. Sebab, puasa merupakan Rukun Islam ke-3, Allah SWT pun berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 183:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS Al Baqarah : 183).
Dari ayat di atas, maka dapat disimpulkan kalau puasa Ramadhan wajib hukumnya, kecuali ada uzur seperti sakit, lansia, ibu hamil, masa nifas dan menyusui, orang yang bepergian jauh, atau haid.
Bagaimana dengan hukum shalat tarawih?
Ibadah shalat tarawih adalah salah satu ibadah sunnah yang dilakukan di bulan suci Ramadhan. Shalat ini dilakukan pada malam hari, setelah shalat Isya. Shalat tarawih biasanya ditutup dengan shalat witir.
Hukum shalat tarawih di bulan Ramadhan sendiri hukumnya sunnah muakkad atau sangat dianjurkan sesuai Alquran dan hadist, serta beberapa pendapat ulama.
Hukum puasa tanpa shalat tarawih
Karena shalat tarawih hukumnya sunnah dan bukan merupakan salah satu syarat sah atau rukun puasa, maka puasa orang yang tidak menunaikan shalat tarawih adalah sah.
Hal tersebut dalam hadits berikut ini mengenai hukum puasa tanpa shalat tarawih:
Dari Abu Dzar, pada zaman Rasulllah, diketahui bahwa Rasul saat itu hanya melaksanakan shalat tarawih berjamaah selama tiga malam saja.
“Kami berpuasa bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada bulan ramadhan. Beliau tidak pernah mengimami shalat malam sama sekali, hingga Ramadhan tinggal 7 hari. Pada H-7 beliau mengimami kami shalat malam, hingga berlalu sepertiga malam.
Pada H-6, beliau tidak mengimami kami. Hingga pada malam H-5, beliau mengimami kami shalat malam hingga berlalu setengah malam. Kami pun meminta beliau, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana jika kita tambah shalat tarawih hingga akhir malam?’ Lalu beliau bersabda, ‘Barang siapa yang shalat tarawih berjamaah bersama imam hingga selesai, maka dia mendapat pahala shalat tahajud semalam suntuk.’
Kemudian H-4, beliau tidak mengimami jamaah tarawih, hingga H-3, beliau kumpulkan semua istrinya dan para sahabat. Lalu beliau mengimami kami hingga akhir malam, sampai kami khawatir tidak mendapatkan sahur. Selanjutnya, beliau tidak lagi mengimami kami hingga Ramadhan berakhir. (HR. Nasai Ibn Majah, Al-Albani)
Rasulullah SAW juga bersabda:
إِنِّي خَشِيْتُ أَنْ تُفْرَضَ عَلَيْكُمْ.
“Sesungguhnya aku khawatir ini (dianggap) wajib atas kalian (kalimat ini mengacu pada shalat tarawih)”
Hadits tersebut mengartikan bahwa puasa seseorang tetap sah dan mendapat pahala meski tidak melaksanakan shalat tarawih. Jika meninggalannya, shalat tarawih pun tidak dianjurkan untuk mengganti atau mengqadhanya.
Anjuran shalat tarawih di bulan Ramadan
Meskipun shalat tarawih tidak wajib dilakukan, ibadah sunnah di bulan Ramadan sangat dianjurkan, mengingat Allah SWT akan melipatgandakan amal ibadah lainnya di bulan Ramadhan. Pahala yang didapatkan dari ibadah sunnah ini sangatlah besar. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut:
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
“Barang siapa yang melaksanakan qiyam Ramadhan dengan penuh keimanan dan mengharapkan balasan pahala, maka akan diampuni dosanya yang telah lalu.”( HR Bukhari Muslim).
Orang yang tidak memiliki uzur dan kesibukkan apapun, lalu ia tidak beribadah secara maksimal dalam setiap kesempatan, terbilang sebagai orang yang kurang baik di sisi-Nya, seperti yang dikatakan oleh Syehk Ibnu Athaillah dalam Al-Hikan.
“Sungguh teramat hina adalah ketika kau bebas dari macam-macam kesibukan, lalu kau tidak menghadap kepada-Nya dan ketika sedikit hambatanmu, lalu kau tidak berjalan menuju-Nya.”
Sehingga, beribadah sunnah dibulan Ramadhan dianjurkan untuk dilaksanakan, mengingat pahala dan keutamaan ibadah di bulan puasa sangatlah besar.
Jadi selama pandemi Corona ini, tidak ada alasan untuk tidak melakukan ibadah shalat tarawih di rumah ya, Parents.
Wallahu ‘alam bishawab.
***
Referensi: Dalamislam, Nahdatul Ulama
Baca juga :
Tata cara shalat tarawih dan witir di rumah selama pandemi COVID-19
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.