Mutih atau Puasa mutih adalah tradisi khas Indonesia yang telah turun temurun. Masyarakat dengan kebudayaan Jawa-lah yang biasanya melaksanakan tradisi ini. Mutih ini juga disebut banyak memiliki manfaat kesehatan.
Puasa mutih bahkan dianggap dapat membersihkan racun dari dalam tubuh seseorang. Namun, benarkah kegiatan ini sangat bermanfaat, atau justru membahayakan kesehatan? Berikut penjelasannya, Parents.
Apa itu puasa mutih?
Puasa mutih adalah merubah pola makan, dengan hanya minum air putih dan mengonsumsi nasi putih saja, tanpa garam, gula dan tambahan bumbu lain selama periode waktu tertentu. Ada yang melakukan puasa ini selama 1 minggu hingga 40 hari.
Kegiatan ini merupakan tradisi yang biasanya diikuti oleh calon pengantin untuk membersihkan diri sebelum menikah.
Pendapat ahli gizi tentang ritual puasa ini
Pakar Gizi Dr. Rita Ramayulis, DCN, M.Kes., memberikan pendapatnya tentang ritual ini, “Kalau hanya untuk beberapa priode waktu pendek, boleh-boleh saja dan dalam gizi itu kita ada masa adaptasi, jadi diperbolehkan saja.”
“Mutih itu saya cuman lihat filosofinya saja, jika tubuh kita tidak menerima gula, tidak menerima garam (zat yang merangsang), tubuh kita metabolismenya akan membaik, dan hal itu akan terpancar dari wajah kita.”
“Selain itu, emosi kita juga akan lebih reda, jadi kita akan menjadi lebih enjoy dalam menjalani hidup. Karena kan sebenarnya tubuh kita nggak butuh gula yang kita butuhkan itu karbohidrat, sementara gula adalah bentuk karbohidrat yang simpel, ketika karbohidrat kompleks sudah terpenuhi, kita tidak perlu asupan karbohidrat sederhana,” jelasnya saat ditemui dalam acara Nestum 101 Healthy Bowls.
Peringatan ahli gizi tentang puasa mutih
“Mutih tidak bisa dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Karena walau bagaimanapun zat itu (gula, garam dan zat lain) tetap dibutuhkan oleh tubuh kita. Cuma kita orang Indonesia kan biasanya sehari hari-hari sudah makan asupan gula dan garam berlebih, jadi saat kita mulai melaksanakan tradisi puasa ini, hal itu bisa menjadi positif juga,” tuturnya.
Saat mutih kan kita tidak hanya mengurangi gula dan garam, tapi juga kan mengurangi asupan protein. Kalau tubuh kita 3-7 hari tidak mendapat protein, maka tubuh akan mengalami penurunan fungsi. Penurunan fungsi tersebut seperti lemas, dan kemudian massa ototnya akan mengecil.
“Untuk jangka waktu yang disarankan untuk mutih, sebenarnya tergantung individu, jadi sangat personal. Jadi kalau dirata rata, 1 minggu itu udah cukup untuk melakukan mutih, setelah itu kembalilah ke pola makan seperti biasa,” tambahnya.
Puasa mutih selama 40 hari sangat berbahaya
Rita menyebutkan bahwa melakukan puasa ini selama 40 hari sangat berisiko.
“Mutih selama 40 hari itu sangat berisiko, yaitu kekurangan protein yang akan membuat tubuh mengalami penurunan fungsi. Nah, vitamin dan mineral juga akan kurang, seperti kekurangan zat besi yang menyebabkan anemia.
Parahnya, dalam jangka waktu tertentu, orang yang melaksanakan mutih selama 40 hari akan berisiko mengalami penurunan daya tahan tubuh, akibatnya ia akan mudah terserang penyakit ganas,” tutupnya.
Niat Puasa Mutih
Lantaran puasa ini diyakini sebagai bentuk ibadah, maka ada yang disebut dengan niat puasa mutih. Niat yang berupa ucapan kalimat dalam bahwa Jawa ini dilafalkan pada saat menjalani ritual ini.
Kapan niat puasa ini dilafalkan? Niat ini dilafalkan seusai Shalat Isya, lalu sebelum fajar menyingsing atau setelah mendirikan shalat subuh.
Ini bacaan niat puasa mutih:
“Niat ingsun puasa mutih supaya putih bathinku putih badanku putih kaya dining banyu suci kerana Allah Ta’ala”
Hal ini kami sampaikan sebagai informasi semata, bukan sebagai dukungan atas puasa yang dipercaya masyarakat dalam kepercayaan Kejawen.
Kapan Waktu Makan Puasa Mutih?
Pertanyaan kapan waktu makan dalam menjalankan puasa mutih juga sering mengemuka. Sekadar informasi, mereka yang melakukan puasa ini diperkenankan untuk makan dan minum di siang hari, kapanpun.
Namun, catatannya, mereka hanya makanan yang berwarna putih saja, misalnya nasi putih. Minumannya pun harus yang bening, yakni air putih saja.
Buka puasa mutih jam berapa?
Pertanyaan ini juga kerap muncul, yakni soal kapan buka puasa mutih, dan kapan dimulainya? Apakah sama dengan puasa wajib atau sunnah dalam Agama Islam?
Jawabannya, sedikit banyak mirip. Waktu puasa ini dimulai ketika adzan subuh dan akan berakhir pada saat azan maghrib. Waktu berbuka puasa ini adalah setelah matahari tenggelam.
***
Itulah dia sedikit informasi mengenai tata cara, dan niat ritual puasa putih, lengkap dengan pendapat ahli gizi tentang ritual ini. Pada prinsipnya puasa ini boleh dilaksanakan namun jangan sampai berlebihan, karena bisa menimbulkan masalah kesehatan jika dilakukan dalam waktu yang lama.
Baca juga:
Ternyata ini 8 manfaat puasa bagi kecantikan dan kesehatan tubuh
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.