Setelah beberapa bulan lalu sempat gagal dalam program bayi tabung (IVF), kini Tya Ariestya dan suaminya, Irfan Ratinggang tak patah semangat untuk kembali mencobanya. Tya kembali menjalani serangkaian proses bayi tabung demi program anak kedua. Melalui akun Istagram pribadinya, ia berbagi cerita berbagai persiapan, termasuk mental, fisik, dan berbagai tahap yang dijalaninya dalam program IVF ke-3 itu. Bagaimana kisahnya?
Demi program anak kedua, Tya Ariestya tak kapok jalani IVF meski pernah gagal
Setelah berhasil dalam program bayi tabung pertama dan melahirkan putra pertamanya, Muhammad Kanaka Ratinggang 2 tahun lalu, kini Tya kembali memilih IVF untuk program anak keduanya di salah satu rumah sakit di Jakarta.
Sebelumnya bulan Maret 2018 lalu, Tya sempat menjalani program bayi tabung keduanya, tetapi sayangnya belum berhasil karena diduga faktor kromosom embrio yang kurang baik kualitasnya saat itu. Hal tersebut tidak membuat Tya dan suaminya patah semangat. Mereka pun kembali mencoba program IVF ke-3 dalam program anak kedua ini.
Proses dari awal pun harus Tya lakukan dalam program IVF ke-tiganya ini. Tak lupa, Tya pun kembali membagikan pengalamannya melalui akun IG @tya_ariestya program anak kedua ini.
-
Tak mau menunda kesempatan baik
Sumber: Instagram @tya_ariestya
Dalam foto yang diunggahnya 10 Agustus 2018, Tya terlihat memulai proses awal IVF dengan melakukan cek hormon. Menurutnya, hal tersebut tak sengaja dilakukan lantaran kondisi telur Tya yang sedang bagus saat itu. Jadi, ia dan suami tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan baik di siklus ini untuk memulai program anak kedua.
-
Rutin menyuntikkan obat hormon
Sumber: Instagram @tya_ariestya
Selama menjalani proses IVF, Tya harus rutin menyuntikkan obat stimulasi hormon untuk rahimnya. Menurutnya, suntikkan ini dilakukan tiap malam dengan aturan jam tertentu. Beruntungnya, sang suami selalu setia membantu.
-
Jalani akupuntur
Sumber: Instagram @tya_ariestya
Menurut Tya, akupuntur merupakan salah satu tahapan yang juga harus dijalani dalam proses IVF, karena bagus untuk stimulasi hormon dan pasca Ovum Pick Up (OPU) atau pengambilan telur.
-
Jalani Embrio Transfer (ET)
Pada 25 Agustus lalu, akhirnya saat yang ditunggu-tunggu tiba. Tya melakukan Embrio Transfer (ET), yaitu memasukkan embrio (telur dan sperma suami yang disatukan selama beberapa hari) ke dalam rahim.
Kurang lebih begini situasi Embrio Transfer yg kita jalanin kmaren di @morula_ivf Alhamdulillah Ayah sempet naro hape di pojokan meja, walau agak keatasan rekamnya insyaallah situasinya nyampe ke yang mau tau gimana proses nya ET Alhamdulillah lancar, gak ada yg perlu di takut in, embrio yg di masukin jg alat nya bs diliat kecil bgt Ayah di pojokan berdoa terus, Dokter Nando pastinya melakukan yg terbaik sekuat tenaga dan pikiran dia, dan masih sempet2nya berusaha bikin relax pasiennya Alhamdulillahhhh aku punya pendukung2 yg hebat, Suami yg luar biasa dan Dokter yg berpengalaman & nyemangatinnya bener2 positive bgt That’s why aku bs positive, krn alhamdulillahhhh dikelilingi org2 yg positif Termasuk followers aku, alhamdulillahhhh juga positif 🙏🏻 Makasih semuanya, makasih doa-doa baiknya, makasih semangatnya Kun fayakun! Yaa Rahiimu Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Yaa Khaaliqu Yaa Baariu Yaa Wahhaabu Yaa Mushawwiru Bismillahirrahmanirrahim 🙏🏻
A post shared by Tya Ariestya (@tya_ariestya) on
“Alhamdulillah lancar, nggak ada yg perlu ditakutin. Embrio yang dimasukkin juga alatnya kecil banget.
Ayah di pojokan berdoa terus, Dokter pastinya melakukan yang terbaik sekuat tenaga dan pikiran dia, dan masih sempetnya berusaha bikin rileks pasiennya.
Alhamdulillahhhh aku punya pendukung-pendukung yang hebat, Suami luar biasa dan dokter yg berpengalaman dan menyemangati benar-benar positif banget.
That’s why aku bisa positif, karena Alhamdulillah dikelilingi orang-orang yang positif.” tulis Tya dalam portingan di akunnya yang diunggah 26 Agustus lalu.
Jalani program bayi tabung karena alami PCOS
Bukan tanpa alasan Tya memilih program bayi tabung sebagai usahanya untuk mendapatkan anak. Tya mengalami sindrom ovarium polikistik (PCOS), di mana sel telur berukuran kecil-kecil dan banyak. Sindrom ini memang membuat wanita lebih sulit hamil, karena menyebabkan sel telur sulit berovulasi.
Setelah berkonsultasi dengan dokter, ternyata dokter menyarankannya untuk menjalani program IVF. Hal tersebut yang membuat Tya memilih program bayi tabung hingga saat ini.
Selain biaya yang tidak murah, program bayi tabung memang butuh banyak proses dan persiapan. Tya harus konsisten dan disiplin, terutama terhadap pola makan dan berat badannya dalam program anak kedua ini.
Mengenal PCOS yang dialami Tya Ariestya
Seseorang yang menderita sindrom ovarium polikistik (PCOS) akan mengalami kelebihan hormon androgen. Hormon androgen yang berlebihan dapat mengganggu siklus ovulasi Anda, sehingga menghambat kinerja folikel yang seharusnya bisa membuka dan melepaskan telur yang matang
Gejala PCOS pun sering tidak terdeteksi karena sangat “ringan”. Itu yang membuat dokter seringkali gagal mendeteksinya. Beberapa gejala, seperti wajah berjerawat, tumbuh lebih banyak bulu, dan haid yang tidak teratur.
Obesitas dan resistensi insulin disebut dapat meningkatkan kadar androgen dan bisa membuat gejala PCOS makin memburuk. Jika Anda mengalami beberapa gejala yang mencurigakan tersebut, sebaiknya segera periksakan ke ahli kandungan.
Kehamilan memang didambakan semua wanita. Tetapi, tidak semua wanita dengan mudah mendapatkannya. Kisah perjalanan Tya Ariestya dalam program IVF-nya bisa menjadi inspirasi bagaimana ikhtiar dan usaha seorang wanita untuk mendapatkan buah hati. Perlu kerja keras, doa serta persiapan mental yang baik.
Kita doakan, semoga program anak kedua yang dijalani Tya Ariestya dan Bunda lainnya yang sedang “berjuang” bisa berhasil dan lancar.
Baca juga:
6 Pasangan Artis yang Menjalani Program Bayi Tabung Demi Mendapatkan Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.