Hari gini, siapa sih, yang tidak menggunakan internet? Sebagai pengguna internet yang cerdas, Parents tentu cukup memahami bahwa jejak digital akan selalu ada, bahkan tercatat sangat detail. Hal ini tentu saja mengingatkan kita semua bahwa menjaga privasi sangat penting. Privasi adalah suatu hal yang perlu dijaga kerahasiannya.
Privasi adalah data yang tidak perlu disebarkan
Ditemui dalam acara acara Talk Show #JagaPrivasimu oleh Google di Jakarta (20/08), Tenaga Ahli Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Bidang Kebijakan Digital, Dedy Permadi mengungkapkan bahwa, pengguna internet harus cakap, terutama dalam menjaga privasi data di internet.
“Dulu orang mengandalkan Intelligence Quotient (IQ), kemudian orang berbicara Emotional Quotient (EQ). Sekarang harus memiliki DQ, atau Digital Quotient,” ungkapnya.
Artikel terkait: Parental Control sebagai Pengaman Internet untuk Anak
Dedy mengungkapkan ada empat urusan privasi yakni knowledge, skill, value, dan attitude.
“Jadi bukan cuma soal skill (kemampuan) saja. Itu juga pengetahuan, perilaku dan nilai yang ditanam. Konsep yang berkembang sampai sekarang, kita dituntut orang yang melek digital dengan jadi warga negara digital yang baik, digital citizenship,” ungkapnya.
Dedy juga mengungkapkan beberapa tips yang mungkin membantu kita dalam menjaga privasi di internet.
“Itu pertama, jadi Anda harus mengenal platfrom digital yang Anda gunakan sebelum Anda menggunakannya, jangan asal download,” jelas Dedy.
Selain harus mengenali platfrom digital yang digunakan, Deddy juga menghimbau agar pengguna internet mengetahui etika berinternet. Biar bagaimana pun, bergaul di dunia maya sama dengan di dunia nyata, di mana ada etika yang harus dijaga.
“Etika berselancar di internet itu sebetulnya sama dengan etika saat offline, di offline, kita melakukan bullying terhadap orang.
Di internet jadi sama, kita juga harus menjaga perasaaan orang lain, kita tidak melakukan hate speech, kita tidak boleh melakukan cyber bullying, kita tidak melakukan tindakan-tindakan yang sebetulnya secara etika itu tidak pas dilakukan,” tutupnya.
Hal-hal yang baiknya tidak ditampilkan di internet
Ditemui dalam acara yang sama, Head of Public Policy Google Indonesia, Putri Alam mengatakan bahwa Google berupaya selalu mengormati pengguna dalam hal privasi data.
“Saat berbicara privasi, kami paham, tidak ada satu solusi yang cocok untuk semua orang. Tiap akun Google dibuat dengan kontrol data aktif atau nonaktif, sehingga pengguna bisa memilih setelan privasi yang tepat bagi mereka,” ujarnya.
Artikel terkait: Ini sebabnya anak berbohong, bagaimana cara Parents menanganinya?
Berikut beberapa hal yang mungkin tidak perlu ditampilkan di internet dan sosial media.
- Memberikan data pribadi, seperti alamat rumah, atau sekolah anak
- Masalah pribadi dan keluarga
- Berbagi informasi jika kita sedang sendirian di rumah
- Foto tidak pantas
- Foto dengan Geotag
- Komentar kasar
Dengan menjaga dan tidak mempublikasikan data pribadi, harapannya pencurian identitas tidak terjadi. Hal inilah yang perlu diajarkan dan latih jika anak telah memiliki sosial media.
Ingatkan bahwa internet dan sosial media ibarat pasar swalayan yang bisa diakses oleh siapa pun juga. Menyebarluaskan informasi yang tidak perlu, bisa saja membahayakan diri kita sendiri dan keluarga. Untuk itu, kita harus tetap bijak dalam menggunakan internet.
Semoga informasi di atas bermanfaat!
Baca juga:
Ciptakan Internet Safety untuk Anak
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.