Pregorexia saat hamil merupakan kondisi yang perlu Bunda waspadai. Meskipun kasus ini jarang terjadi di Indonesia, tetapi bukan berarti Bunda bisa meremehkannya begitu saja.
Pregorexia bisa mengancam nyawa ibu hamil dan janin yang ada di dalam kandungannya. Lantas, apa sebenarnya pregorexia, bagaimana gejalanya?
Artikel Terkait: Ini risiko bila ibu hamil alami gangguan makan alias eating disorder!
Pregorexia: Terobsesi Tetap Kurus Saat Hamil
Bunda pasti pernah mendengar gangguan makan yang umumnya sering terjadi pada kaum hawa, yaitu Anorexia. Ini merupakan gangguan psikiatri yang dapat menyebabkan munculnya masalah kesehatan bahkan kematian.
Penderita anorexia memiliki kecemasan yang menyimpang terhadap kelebihan berat badan sehingga mereka akan berusaha menurunkan berat badan dengan berbagai upaya seperti diet ekstrem dan olahraga berlebihan.
Walaupun sudah memiliki berat badan yang ideal, penderita tidak akan merasa puas dan terus mengurangi konsumsi makanannya hingga tubuh mereka menjadi sangat kurus.
Anorexia ternyata juga dapat terjadi pada ibu hamil, lo. Anorexia pada bumil biasa disebut Pregorexia (pregnancy anorexia).
Tak dipungkiri, kehamilan adalah salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu setelah menikah, ya, Bunda. Namun, ada sebagian perempuan yang khawatir akan mengalami kenaikan berat badan saat hamil, sehingga mereka terobsesi untuk mempertahankan bentuk badan yang “ideal” menurut pandangan mereka.
Ibu hamil dengan ketakutan terhadap kelebihan berat badan saat hamil inilah yang bisa mengidap pregorexia. Pregorexia (pregnancy anorexia) adalah kondisi ibu hamil yang terobsesi untuk tetap mengontrol kenaikan berat badan saat hamil.
Bumil yang mengidap kondisi ini biasanya akan keukeuh untuk melakukan diet ekstrem atau olahraga yang berlebihan demi mencegah kenaikan berat badan selama kehamilannya.
Sebenarnya, kenaikan berat badan di masa kehamilan adalah hal yang wajar terjadi. Bahkan, kenaikan berat badan hingga belasan kilogram saat hamil juga bukan merupakan masalah besar. Pasalnya, setiap calon ibu memang harus mencapai kenaikan berat badan tertentu untuk mencukupi kebutuhan nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan janin.
Pada kasus yang parah, pregorexia yang tidak ditangani dengan serius dapat menyebabkan kematian. Bukan hanya itu, selain mengancam keselamatan janin, pregorexia juga membahayakan ibu hamil. Jadi, bisa dibayangkan, ya, Bunda betapa berbahayanya kondisi pregorexia ini!
Penyebab Pregorexia pada Ibu Hamil
Pada masa kehamilan, ketidakstabilan emosi biasanya muncul pada 6-10 minggu pertama. Kondisi ini akan membaik menjelang trimester kedua dan bisa muncul lagi saat menjelang persalinan. Pasang surut emosi ini sangat dipengaruhi oleh peningkatan kadar hormon progesteron dan estrogen.
Peningkatan hormon tersebut memengaruhi kondisi kimiawi pada bagian otak yang mengatur mood. Bumil menjadi lebih sensitif dan rentan terhadap stres lalu kecemasan muncul. Beberapa bumil akan mengkhawatirkan berat badannya dan tanpa sadar menjadi terlalu cemas dan akhirnya terobsesi.
Pregorexia biasanya dialami oleh perempuan yang memiliki riwayat kelainan makan, seperti bulimia dan anorexia. Menurut Dr. Roger W. Harms, MD, seorang Ob-Gyn dari Rochester, Minnesota, perempuan yang mengalami pregorexia memiliki kekhawatiran terhadap pertambahan berat badannya saat hamil. Mereka takut jika bentuk tubuh yang dimiliki saat hamil tidak terlihat ideal lagi.
Bumil yang sudah pernah mengalami anorexia jauh sebelum masa kehamilan adalah yang paling rentan mengalami pregorexia. Perubahan hormon bukan satu-satunya yang memicu pregorexia.
Masih ada faktor-faktor lainnya, Bun. Misalnya kurang mendapat dukungan sosial dari lingkungan sekitarnya di masa kehamilan juga bisa memicu ibu hamil mengidap pregorexia.
Artikel Terkait: 6 Artis Ini Jalani Diet Saat Tengah Hamil, Apa Ya Alasannya?
Gejala Pregorexia Saat Hamil
Apabila bumil mengidap pregorexia, tentu saja hal itu menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan. Sang calon ibu bisa mengalami kekurangan nutrisi yang sangat penting untuknya dan janin di dalam kandungan. Inilah yang dapat membahayakan kesehatan janin dan ibu hamil.
Untuk itu, Bunda perlu mengenali tanda-tanda apa saja yang mengacu pada gangguan pregorexia. Ada beberapa gejala dan perilaku yang patut dicurigai apabila ibu hamil mengidap pregorexia. Gejala dan perilaku tersebut, antara lain:
1. Merasa Harus Memantau Kalori Setiap Saat
Berat badan sudah pasti mengalami kenaikan pesat pada masa kehamilan. Namun, beberapa bumil menganggap hal ini sebagai ancaman bagi penampilannya. Rasa cemas berat badan yang akan sulit turun bahkan setelah melahirkan mendorong mereka membatasi konsumsi kalori.
Pertanda awal pengidap pregorexia adalah keinginan yang tak terkontrol untuk mengecek kalori dari makanan dan minuman yang hendak dikonsumsi. Memang tidak ada salahnya bagi bumil untuk mengecek kalori dari makanan dan minuman yang dikonsumsi, tetapi jika sampai berlebihan sudah lain cerita.
Pengidap pregorexia akan mulai menghitung dan mengurangi konsumsi kalori tanpa mempertimbangkan nutrisi yang dibutuhkan. Asupan nutrisi otomatis akan berkurang jika konsumsi kalori dikurangi.
Kurangnya nutrisi tersebut dapat berdampak buruk pada tumbuh kembang janin. Lebih parahnya lagi, nyawa ibu dan janin bisa terancam jika tidak ditangani secepatnya.
2. Menganggap Enteng Kehamilan
Ibu hamil yang mengidap pregorexia kerap merasa apa yang mereka lakukan adalah hal yang selalu benar. Penderita pregorexia tidak sadar bahwa mereka terobsesi menurunkan berat badannya dan mengabaikan dampak negatif yang mengintai diri dan janin di dalam kandungannya.
Mereka cenderung menganggap enteng kehamilan sehingga merasa bukan masalah untuk lebih mengutamakan bentuk badan yang tetap ideal dibandingkan memperhatikan kebutuhan nutrisi di masa kehamilan.
3. Menghindari Orang Saat Makan
Umumnya, keluarga akan memastikan ibu hamil makan dengan porsi yang wajar sesuai kebutuhan nutrisi. Lantaran tidak ingin dipaksa makan dengan porsi yang wajar, bumil yang mengidap pregorexia lebih memilih makan saat tidak ada orang di sekitarnya.
4. Melewatkan Jam Makan dengan Sengaja
Penderita pregorexia akan makan saat lapar saja. Sebisa mungkin dia melewati jam makannya seperti hanya makan pada jam makan siang atau malam saja.
Mereka cenderung makan makanan yang cepat membuat kenyang tanpa memperkirakan nutrisinya. Alhasil bobot tubuh akan berkurang pesat.
Akan tetapi, tentu saja berat badan ibu yang rendah dapat menyebabkan malformasi pada janin seperti gangguan kognitif, kelahiran prematur, gangguan pernapasan, bahkan keguguran. Bumil juga dapat terkena anemia, gangguan elektrolit, masalah pada jantung, dan masih banyak gangguan lainnya.
5. Melakukan Olahraga Secara Berlebihan
Olahraga memang disarankan bagi ibu hamil karena dapat memberikan manfaat positif bagi janin. Namun, perlu diingat bahwa tidak semua jenis olahraga boleh dan bisa dilakukan ibu hamil.
Bumil dilarang melakukan pekerjaan yang berat dan menguras tenaga. Oleh karena itu, olahraga yang boleh dilakukan pun harus yang ringan-ringan saja.
Penderita pregorexia cenderung mengabaikan hal tersebut dan malah berolahraga secara berlebihan untuk menekan berat badan. Mereka terpacu untuk olahraga lebih giat karena saat hamil berat badan bisa naik hingga belasan kilogram.
Artikel Terkait: Cukup 10 Menit, Inilah Gerakan Olahraga Ibu Hamil Versi Jennifer Bachdim
Itulah penyebab dan gejala pregorexia yang perlu Bunda kenali. Jika Bunda merasa mengalami gejala-gejala pregorexia, sebaiknya langsung konsultasi ke dokter ahli karena gangguan ini tidak akan sembuh dengan sendirinya. Biasanya dokter kandungan akan bekerja sama dengan psikiater untuk menangani masalah fisik dan psikis.
Selain itu, dukungan emosional dari orang-orang terdekat juga sangat dibutuhkan. Sebisa mungkin hindari lingkungan yang dapat menimbulkan stres dan kurangi melihat media massa yang sering menampilkan standar kecantikan di mana tubuh langsing adalah syarat kecantikan.
Jadi, tetap utamakan kesehatan Bunda dan sang calon buah hati yang ada di dalam kandungan, ya. Jangan sampai Bunda mengalami pregorexia saat hamil.
Artikel telah ditinjau oleh:
dr. Gita Permatasari
Dokter Umum dan Konsultan Laktasi
Baca Juga:
Amankah Melakukan Diet Vegetarian saat Hamil? Simak Faktanya di sini!
Andien pilih diet vegan saat hamil, amankah untuk diikuti Bumil lain?
Bumil, ini 4 tips pola makan sehat yang perlu Anda perhatikan!