Lonjakan prediabetes pada anak kian meningkat, apa yang perlu Parents lakukan untuk mencegah hal ini dialami si kecil?
Penting untuk digarisbawahi jika pada prediabetes, gaya hidup yang dipilih akan menentukan apakah kondisi ini berlanjut menjadi diabetes atau tidak.
Sebuah studi terkini menyebutkan bahwa satu dari lima anak di Amerika Serikat mengalami prediabetes. Ditemukan bahwa anak-anak yang mengalami prediabetes ini lebih berpeluang mengalami kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, dan obesitas. Bila dibiarkan, prediabetes pada anak dapat berkembang menjadi diabetes tipe 2, yang menempatkan seseorang berisiko tinggi mengalami masalah kesehatan lain seperti penyakit jantung koroner dan stroke.
Apa itu Prediabetes?
Prediabetes terjadi ketika kadar gula darah anak lebih tinggi dari normal, tetapi belum cukup tinggi untuk memenuhi syarat diabetes tipe 2. Anggaplah ini sebagai tanda bahaya sebelum terdiagnosis diabetes tipe 2. Bila anak mengalami prediabetes pun, tak selalu berarti akan berlanjut menjadi diabetes tipe 2.
Pada prediabetes, organ pankreas tidak menghasilkan cukup insulin, yakni hormon yang mengatur kadar gula di dalam darah, atau sel-sel tubuhnya menjadi kebal terhadap insulin—disebut mengalami resistensi insulin. Ini berarti insulin tidak dapat bekerja dengan semestinya, sehingga kadar gula darah meningkat.
Faktor Risiko Prediabetes pada Anak
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko seorang anak mengalami prediabetes mencakup:
-
- Berat badan lahir lebih dari 4.000 gram.
- Memiliki berat badan yang berlebih atau obesitas. Kondisi ini membuat sel-sel tubuh lebih resisten terhadap insulin sehingga pankreas perlu bekerja lebih berat untuk mengendalikan kadar gula darah yang tinggi.
- Kurang aktivitas fisik. Olahraga akan memperbaiki kondisi resistensi insulin dan membantu menurunkan berat badan.
- Memiliki orang tua atau saudara kandung dengan prediabetes atau diabetes tipe 2. Sekitar 50 persen anak dengan prediabetes memiliki anggota keluarga inti yang mengalami diabetes. Angka ini meningkat hingga 90 persen bila kakek atau nenek juga mengalami diabetes.
- Ibu mengalami diabetes pada kehamilan.
Cara Mengenali Tanda-tanda Prediabetes pada Anak
Tanda-tanda di bawah ini menunjukkan bahwa prediabetes sangat mungkin sudah terjadi dan karenanya perlu segera dikonfirmasi dan ditangani.
- Terdapat bercak kehitaman di sekitar leher, lipat ketiak atau selangkangan, yang disebut acanthosis nigricans. Kondisi ini banyak ditemukan pada individu dengan obesitas dan mencerminkan adanya resistensi insulin.
- Terdapat tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol yang tinggi.
- Pada anak perempuan yang sudah haid, terdapat gangguan haid atau sindrom ovarium polikistik (polycystic ovary syndrome/PCOS).
Kondisi prediabetes sendiri, tidak bergejala. Jadi, untuk menentukan ada tidaknya, perlu dilakukan pemeriksaan darah yang mencakup:
- Kadar gula darah puasa (GDP), disebut prediabetes bila berada di rentang 100-125 mg/dL.
- Tes toleransi glukosa oral (TTGO), disebut prediabetes bila berada di rentang 140-200 mg/dL.
- Kadar HbA1c, disebut prediabetes bila kadarnya >5,7%.
Perlu diketahui bahwa panel pemeriksaan prediabetes pada anak belum terstandarisasi sebab diadaptasi dari hasil evaluasi pada orang dewasa. Meski tidak sempurna, para pakar merekomendasikan tes HbA1c sebagai alat ukur. Khususnya, untuk anak-anak yang berisiko tinggi.
Pemeriksaan ini biasanya dianjurkan oleh dokter ketika anak memasuki atau sedang berada pada periode pubertas. Meski demikian, orang tua dapat memeriksakan lebih dini bila anak memiliki faktor-faktor risiko yang sudah disebutkan sebelumnya.
Artikel Terkait: Anak Gemuk Rentan Terkena Diabetes? Kenali 10 Gejala dan Cara Mencegahnya
Cara Mengobati dan Mencegah Prediabetes pada Anak
Artikel Terkait: 17 Makanan Minuman untuk Penderita Diabetes, Bantu Jaga Kadar Gula Darah
Meski tampak mengkhawatirkan, sebenarnya prediabetes dapat dicegah dan dinormalkan kembali. Ini dapat dicapai melalui perubahan gaya hidup sesuai anjuran dokter. Bila perlu, dokter juga akan memberikan obat-obatan. Namun, perubahan gaya hidup ini menjadi tantangan tersendiri bagi anak-anak sehingga dikhawatirkan tidak bisa dipertahankan dalam jangka panjang.
Sesuai dengan pedoman American Diabetes Association (ADA) dan Centers for Disease Control (CDC), berikut gaya hidup yang direkomendasikan untuk menurunkan risiko prediabetes pada anak:
- Menerapkan pola makan yang sehat, seperti:
- Membatasi minuman dengan pemanis tambahan dan memperbanyak air putih.
- Memperbanyak konsumsi buah dan sayur.
- Membatasi atau menghindari makanan olahan/siap saji dan camilan dalam kemasan. Bila ingin mengonsumsi makanan siap saji, pesan porsi anak.
- Minta anak makan dengan perlahan.
- Gunakan piring yang lebih kecil untuk membatasi porsi makanan dan jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanannya bila sudah kenyang.
- Batasi camilan di antara dua waktu makan utama.
- Batasi makan-makan di restoran.
- Usahakan untuk tetap aktif. Adanya Covid-19 telah mengganggu rutinitas dan pola hidup anak-anak. Sebelumnya, anak dapat bebas berolahraga di sekolah, bermain di luar rumah, atau mengikuti kegiatan-kegiatan olahraganya. Kini, mereka lebih banyak tinggal di rumah dan di depan layar gadget. Untuk mencegah dan menormalkan prediabetes, penting bagi anak untuk memiliki aktivitas fisik setiap hari. Anak usia sekolah dan remaja dianjurkan untuk memiliki paling sedikit 60-90 menit aktivitas fisik sedang hingga berat dalam sehari. Anda dapat berolahraga bersama sebagai keluarga, misalnya berjalan pagi, bersepeda, atau bermain di luar rumah.
Bisa disimpulkan bahwa perkembangan prediabetes pada anak sangat dipengaruhi oleh gaya hidup yang dijalani. Sebagai orang tua, Anda adalah teladan dan sumber terbaik untuk memberi contoh gaya hidup sehat pada anak.
Oleh sebab itu, orangtua juga harus mau berubah. Fokuskan pada perubahan pola makan dan aktivitas fisik. Gaya hidup sehat yang diterapkan sejak dini akan menurunkan pula risiko prediabetes kala dewasa.
Baca Juga:
Batas asupan gula setiap hari bagi ibu hamil, catat Bun!
Impotensi juga bisa disebabkan karena diabetes tipe 2, ini faktanya!
Simak 6 Tips Mencegah Diabetes saat Hamil, Bunda Wajib Tahu!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.