Bagi semua perempuan, kehamilan dan menjadi orangtua adalah hal yang paling menantang dan mengubah hidup. Apalagi menyesuaikan diri pada perubahan besar ini bisa membuat stres. Wajar kok, bila Bunda merasa cemas dan khawatir selama kehamilan, atau saat merawat bayi. Kondisi cemas dan khawatir ini disebut juga dengan postnatal anxiety.
Postnatal anxiety atau kecemasan berlebihan setelah memiliki anak, terjadi ketika perasaan khawatir dan cemas terus menerus dirasakan dan tidak bisa dikendalikan. Hal ini bisa menjadi masalah jika terjadi setiap saat dan mengganggu kesehatan, kehidupan sehari-hari, bahkan hubungan dengan pasangan. Sebab kehamilan dan merawat bayi adalah saat-saat perubahan besar, di mana orangtua cenderung memiliki masalah kecemasan.
Perlu diketahui bahwa kecemasan dan depresi pasca melahirkan cukup umum dan bisa memengaruhi semua orang tua, bukan hanya orang tua baru saja. Sekitar satu dari empat orang Australia mengalami gangguan kecemasan dalam hidup mereka, tetapi periode pasca melahirkan, adalah masa paling berisiko dirasakan seorang ibu.
Penelitian juga menunjukkan sekitar satu dari tujuh ibu dan sekitar satu dari sepuluh ayah akan mengalami postnatal depression (PND), tetapi kasus ringan hingga sedang terkadang tidak disadari oleh mereka.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang postnatal anxiety, dan bagaimana cara mengatasi dan mencegahnya, simak ulasannya di sini!
Apa Itu Postnatal Anxiety?
Postnatal anxiety adalah kecemasan berlebih pada ibu baru pasca persalinan, kondisi ini juga sering disebut juga postpartum anxiety. Kondisi ini berbeda dengan baby blues.
Baby blues ialah istilah untuk menggambarkan keadaan emosi yang tidak stabil, mood swing karena baru saja melahirkan dan punya bayi. Pada postnatal anxiety, kondisinya lebih berat, sudah sampai tahap depresi.
Ada sedikit perbedaan antara postnatal anxiety dan postpartum depression. Pada postnatal anxiety, ibu memiliki kekhawatiran berlebihan tentang keadaan bayinya. Sedangkan postpartum depression membuat penderita merasa putus harapan, merasa tidak menjadi ibu yang baik, sampai tidak mau mengurus anak.
Mengutip dari Healthline, dalam satu studi yang mengamati 4.451 ibu yang baru melahirkan, 18 persen melaporkan gejala yang berhubungan dengan kecemasan. Dari mereka, 35 persen juga memiliki gejala depresi pasca persalinan (PPD).
Bisa diartikan bahwa seseorang bisa mengalami PPD dan kecemasan setelah melahirkan pada saat yang bersamaan — tetapi Anda mungkin juga memiliki salah satunya saja. Keduanya dapat memiliki gejala fisik yang serupa. Tetapi dengan PPD, seorang ibu biasanya merasakan kesedihan yang luar biasa dan mungkin memiliki pemikiran untuk menyakiti diri sendiri atau bayi.
Jika Bunda memiliki beberapa atau semua gejalanya, tetapi tanpa depresi berat, Bunda mungkin mengalami gangguan kecemasan pasca persalinan (postnatal anxiety).
Perlu diingat juga, perasaan cemas atau panik yang berlangsung lebih dari dua minggu dapat mengindikasikan gangguan kecemasan. Dan ini memerlukan bantuan dan pengobatan dari dokter.
Penyebab Kecemasan Berlebihan Pasca Melahirkan
Setelah melahirkan, kadar hormon estrogen dan progesteron di dalam tubuh ibu akan turun drastis. Hal ini menyebabkan perubahan kimia di otak yang memicu terjadinya perubahan suasana hati.
Ditambah lagi, kesibukan mengurus bayi yang baru lahir bisa membuat ibu kurang mendapatkan istirahat, padahal ia butuh waktu untuk memulihkan fisik dan psikisnya setelah melahirkan. Kurangnya istirahat dapat menimbulkan kelelahan, baik secara fisik maupun emosional, hingga akhirnya memicu depresi pasca melahirkan.
Selain itu, kecemasan setelah melahirkan dapat terjadi pada Bunda yang memiliki riwayat depresi. Tak hanya pada Bunda yang baru melahirkan, para ayah dengan riwayat depresi sebelumnya juga bisa mengalaminya.
Tidak hanya itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami depresi postpartum, di antaranya:
- Pernah menderita depresi
- Menderita gangguan bipolar
- Riwayat anggota keluarga yang pernah menderita depresi
- Pemakaian narkoba.
- Kesulitan menyusui anak.
- Hamil di usia muda dan memiliki banyak anak
- Riwayat gangguan makan
- Keguguran sebelumnya atau kematian bayi
- Riwayat gejala terkait suasana hati yang lebih intens saat menstruasi
Satu studi menemukan bahwa perempuan yang mengalami keguguran atau kelahiran mati sebelumnya lebih mungkin mengalami kecemasan pasca persalinan.
Risiko terjadinya depresi pasca persalinan juga akan meningkat jika ibu yang baru melahirkan mengalami kejadian yang membuat stres. Misalnya baru kehilangan pekerjaan, mengalami masalah finansial, terlibat konflik dalam keluarga, menderita komplikasi kehamilan, melahirkan bayi kembar, atau bayi yang dilahirkan menderita penyakit tertentu.
Gejala Depresi yang Muncul Akibat Postnatal Anxiety
1. Gejala Psikis
Gejala postpartum depression atau postnatal depression bisa terjadi pada awal kehamilan, beberapa minggu sesudah melahirkan, atau hingga setahun sesudah bayi lahir.
Ketika mengalami postpartum depression, seseorang akan mengalami gejala-gejala berikut:
- Kekhawatiran konstan atau bahkan hampir tidak dapat diredakan
- Perasaan takut tentang hal-hal yang akan terjadi
- Merasa cepat lelah atau tidak bertenaga
- Mudah tersinggung dan marah
- Menangis terus-menerus
- Merasa gelisah tanpa alasan yang jelas
- Mengalami perubahan suasana hati yang drastis
- Kehilangan nafsu makan atau justru makan lebih banyak dari biasanya
- Tidak dapat tidur (insomnia) atau tidur terlalu lama
- Sulit berpikiran jernih, berkonsentrasi, atau mengambil keputusan
- Tidak ingin bersosialisasi dengan teman dan keluarga
- Kehilangan minat terhadap kegiatan yang biasa disukainya
- Putus asa
- Berpikir untuk melukai dirinya sendiri atau bayinya
- Munculnya pikiran tentang kematian dan ingin bunuh diri
2. Gejala Fisik
Selain itu, Anda juga bisa mengalami gejala fisik terkait kecemasan pasca persalinan, seperti:
- Kelelahan
- Palpitasi jantung
- Hiperventilasi
- Berkeringat
- Mual atau muntah
- Kegoyahan atau gemetar
Ada beberapa jenis kecemasan pasca persalinan yang lebih spesifik, yaitu gangguan panik pasca persalinan (postpartum panic attack) dan gangguan obsesif kompulsif pasca melahirkan (OCD).
Dengan OCD pasca persalinan, Anda mungkin memiliki pikiran obsesif dan berulang tentang bahaya atau bahkan kematian yang menimpa bayi. Dengan gangguan panik pasca persalinan, Anda dapat mengalami serangan panik tiba-tiba yang terkait dengan pemikiran serupa.
Gejala serangan panik pasca melahirkan meliputi:
- Sesak napas atau sensasi bahwa Anda tersedak atau tidak bisa bernapas
- Ketakutan yang intens akan kematian (pada Anda atau bayi)
- Sakit dada
- Pusing
- Jantung berdebar kencang
Bila gejala ini sulit dikendalikan dan berlangsung lebih dari 30 menit, sebaiknya segera periksakan diri ke rumah sakit.
Postpartum Anxiety pada Ayah
Mayo Clinic menuliskan, gangguan kecemasan pasca persalinan juga terjadi pada laki-laki karena baru saja memiliki bayi. Sebagai ayah baru, mereka mungkin merasa sedih atau lelah, kewalahan, mengalami kecemasan, atau mengalami perubahan pola makan dan tidur. Gejala yang muncul mirip dengan gejala yang dialami para Bunda.
Ayah yang masih muda, memiliki riwayat depresi, mengalami masalah hubungan atau sedang berjuang secara finansial, paling berisiko terkena gangguan kecemasan pasca persalinan.
Bila tidak ditindaklanjuti, keadaan ini dapat berdampak negatif pada hubungan pasangan dan perkembangan bayi.
Jika Anda seorang ayah baru dan mengalami gejala depresi atau kecemasan selama kehamilan pasangan Anda atau pada tahun pertama setelah kelahiran anak Anda, bicarakan dengan profesional kesehatan Anda.
Perawatan dan dukungan serupa yang diberikan kepada ibu dengan depresi pascapersalinan dapat bermanfaat dalam mengobati depresi pascapersalinan pada ayah.
Apakah Postpartum Depression Bisa Diatasi?
Postpartum depression tidak dapat dicegah, namun dapat dideteksi lebih dini. Dengan kontrol rutin pasca melahirkan, dokter dapat memantau kondisi ibu, terutama jika sebelumnya ibu pernah menderita depresi.
Jika diperlukan, dokter dapat meminta ibu menjalani konseling bahkan mengonsumsi obat antidepresan untuk mencegah terjadinya postpartum depression, baik pada saat hamil maupun setelah melahirkan.
Yang tidak kalah penting, ibu perlu menjalin komunikasi yang baik, menyelesaikan masalah, atau berdamai dengan pasangan, keluarga, dan teman jika memiliki masalah.
Pengobatan Postpartum Depression
Penderita postpartum depression perlu mendapatkan pengobatan, namun durasi pengobatan pada tiap penderita bisa berbeda-beda. Secara umum, pengobatan dapat dilakukan dengan psikoterapi dan obat-obatan, serta dukungan dari keluarga.
Psikoterapi dilakukan agar penderita dapat membicarakan hal yang dirasakan atau dipikirkannya, sekaligus untuk membantu penderita menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Terkadang, psikoterapi dilakukan juga dengan melibatkan pasangan atau anggota keluarga lain untuk membantu menyelesaikan masalah yang dialami penderita.
Sebagai tambahan, psikolog dan psikiater dapat mengedukasi penderita dan keluarganya mengenai kondisi emosional, serta meminta penderita untuk berpartisipasi dalam grup dukungan emosional.
Jika diperlukan, dokter juga dapat meresepkan obat anti kecemasan dan antidepresan untuk penderita.
Pengobatan Postnatal Anxiety
Setelah membicarakan gejalanya dengan dokter, Anda mungkin akan mendapatkan obat-obatan, rujukan ke spesialis kesehatan mental, atau rekomendasi untuk suplemen atau perawatan pelengkap seperti akupunktur.
Terapi khusus yang mungkin membantu termasuk terapi perilaku kognitif dan terapi penerimaan dan komitmen (ACT). Namun, aktivitas tertentu juga dapat membantu Anda merasa lebih terkendali, seperti:
- Olahraga
- Berlatih mindfulness
- Lakukan teknik relaksasi
Satu studi terhadap 30 perempuan usia subur menemukan bahwa olahraga, terutama latihan ketahanan, menurunkan gejala gangguan kecemasan. Jadi, luangkan waktu untuk berolahraga meskipun hanya beberapa menit dalam seminggu ya, Bun.
Tips Mengatasi Postnatal Anxiety dan Postnatal Depression
Kondisi ini memang wajar dirasakan, tapi sebaiknya Bunda perlu menerapkan tips untuk mengendalikannya. Mengendalikan kondisi ini juga berpengaruh pada kesejahteraan Bunda dan bayi.
Berikut adalah beberapa langkah sederhana untuk mengatasi kecemasan:
- Bicaralah dengan suami, keluarga, atau orang yang dipercaya tentang perasaan Anda.
- Journaling, atau membuat tulisan tentang perasaan apapun yang sedang dirasakan. Dengan membuat jurnal, Bunda bisa mengetahui pola perasaan yang sedang dialami. Misalnya, Anda mungkin memerhatikan bahwa jantung Anda mulai berpacu setiap kali pergi keluar dengan bayi.
- Cobalah teknik pernapasan untuk relaksasi, relaksasi otot, melatih fokus, atau latihan berpikir positif.
- Bersyukur dengan kondisi baik yang dirasakan.
- Luangkan waktu me time untuk melakukan apapun yang Bunda senangi.
- Lakukan beberapa aktivitas fisik secara teratur dan mencoba makan makanan sehat.
- Lakukan aktivitas yang membuat rileks dan segar kembali, meski hanya sebentar. Bisa berjalan-jalan, membaca buku, mandi atau mendengarkan musik atau podcast.
- Meminta bantuan pada suami, atau keluarga bila sudah merasa lelah. Misalnya, membantu untuk menjaga bayi selagi Bunda beristirahat, membantu membersihkan rumah, dan lain-lainnya.
Itulah informasi tentang postnatal anxiety. Semoga informasi ini bermanfaat!
***
Artikel telah diupdate oleh: Fadhila Afifah
Baca juga :
"Aku depresi pasca melahirkan, tapi tak menyadarinya…" curahan seorang ibu
id.theasianparent.com/artis-bollywood-depresi-pascamelahirkan
Me time, salah satu teknik alami atasi depresi setelah melahirkan
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.