Polip adalah pertumbuhan jaringan berlebihan yang terlihat seperti benjolan kecil. Kebanyakan polip berukuran kecil dan lebarnya kurang dari setengah inci. Polip biasanya bersifat jinak, namun bisa menjadi ganas dalam kondisi tertentu. Polip juga bisa muncul di serviks (polip serviks) dan di rahim (polip rahim).
Meski keduanya sama-sama polip, namun keduanya jauh berbeda, lho. Untuk mencari tahu tentang perbedaan keduanya, dr. Batara Imanuel Sirait, SpOG (K)FER dari Morula IVF Jakarta menjelaskannya secara terperinci pada theAsianparent Indonesia berikut ini.
Perbedaan Polip Rahim dan Polip Serviks
Polip Rahim
Polip jenis ini terjadi di area endometrium atau lapisan terdalam rahim, tempat embrio menempel setelah dibuahi. Biasanya polip ini jinak dan gejalanya bisa tidak disadari.
“Polip rahim adalah suatu daging tumbuh yang biasanya jinak dia adanya di bagian dalam rahim. dia tumbuh di lapisan terdalam rahim dari endometrium. Bisa nggak ada gejalanya, atau bisa ada perdarahan di tengah siklus haid. Flek-flek diantara siklus haid itu yang paling sering dicurigai itu polip,” ungkap dr. Batara.
Dijelaskan dr. Batara, ada beberapa gejala yang biasa muncul pada polip rahim, yaitu:
- Mestruasi yang tidak teratur. Bisa semakin sering atau semakin lama.
- Pendarahan tidak normal diantara periode menstruasi
- Darah menstruasi sangat banyak
Polip rahim bisa dideteksi melalui Ultrasonografi (USG) dengan menyemprotkan cairan ke dalam rahim. Proses ini dikatakan lebih akurat untuk memastikan ada tidaknya polip rahim. Namun untuk mengambilnya, sebaiknya perlu melakukan prosedur histeroskopi atau menggunakan teropong yang dimasukkan ke dalam rahim.
Lalu, siapa saja yang berisiko mengalami polip rahim?
“Semua perempuan berisiko, selama dia masih haid, belum menopause, dia bisa mengalami polip rahim. Itu nggak bisa dicegah. Dan penyebabnya juga bukan karena salah makan, gaya hidup, sebenarnya itu nggak ada hubungannya,” tegas dr. Batara di sela-sela acara Magical Moment yang dilangsungkan IVF Jakarta, 5 Desember 2022 lalu.
Artikel terkait: Anak sering ingusan bisa jadi sakit polip? Ketahui gejala dan penanganannya!
Polip Serviks
Sementara perbedaan antara polip serviks dan polip rahim sebenarnya langsung bisa diketahi dari letaknya. Polip rahim terdapat di endometriosis atau di dalam rahim, sedangkan polip serviks terdapat di leher rahim. Umumnya polip serviks tidak menimbulkan gejala dan dapat dilihat dengan mudah tanpa perlu USG.
“Sedangkan kalau Polip Serviks itu akan mudah terlihat dengan pemeriksaan cocor bebek, dilihat sendiri sama dokternya. Karena dia ada di serviks di leher rahimnya. Atau keluar dari dalam serviks. Kalau polip endometrium atau polip rahim itu di dalam. Jadi harus terlihat dari USG,” tukas dr. Batara.
Polip serviks bisa terjadi di usia berapa pun, pada perempuan usia reproduktif. Dan sampai saat ini penyebabnya belum diketahui secara pasti.
“Polip serviks juga bisa terjadi di usia berapa pun, pada perempuan usia reproduktif. Penyebabnya katanya berhubungan dengan kadar hormon estrogen yang tinggi, katanya. Tapi nggak semua seperti itu, karena kalau diukur kadar estrogennya biasa-biasa aja. Jadi kita nggak tahu kenapa polip ada, begitu pun dengan kondisi miom, kista bisa ada. Memang alasan mengapa bisa munculnya seringkali nggak bisa dijelaskan,” lanjut dr. Batara.
Beberapa gejala yang mungkin biasa muncul pada polip rahim adalah:
- Pendarahan setelah melakukan hubungan intim
- Menstruasi dengan volume lebih banyak dari biasanya.
- Keluarnya cairan dari Miss V berwarna kuning atau putih yang berbau.
Apakah penanganannya sama dengan polip rahim? dr. Batara menjelaskan kalau penangannya lebih mudah dibandingkan polip rahim alias bisa langsung diangkat saat terlihat ada di leher rahim.
“Cuma terkadang polip itu nggak sendirian, dia teman-temannya. Walaupun ada di serviks kita pastikan juga dia di dalam ada atau nggak. Jadi sebelum tindakan kita pastikan dulu.”
Artikel terkait: Vaksin kanker serviks, mengurangi resiko kanker di masa depan
Polip Rahim dan Polip Serviks Bisa Sebabkan Susah Hamil?
dr. Batara mengatakan pada polip serviks semestinya tidak menyebabkan susah hamil atau infertilitas. Hanya saja, keluhan yang dirasakan sangat mengganggu penderitanya saat berhubungan seks.
“Polip serviks mestinya nggak menyebabkan infertilitas. Cuma kadang-kadang kalau di serviks itu keluhannya bukan nggak subur, tapi tiap kali hubungan suami istri berdarah, sebab kalau kesentuh sama penis suami saat berhubungan dia mudah berdarah,” ungkapnya.
Sedangkan untuk polip rahim, sangat disarankan untuk melakukan prosedur pengangkatan polip terlebih dahulu sebelum program hamil. Atau ini bisa dilakukan berbarengan dengan program hamil inseminasi.
“Kalau mau hamil tapi ada kondisi itu, harus diselesaikan dulu dengan operasi. Itu memang bagian yang harus diperiksa, dokter kesuburan harus memastikan itu ada atau nggak. Kalau ada, prosedurnya seperti tadi. Tapi bukan berarti kita nggak bisa program hamil, kita bisa mulai tapi jangan transfer embrionya ke dalam. stimulasi istri, ambil sel telur, kawinkan dengan sperma suami, sampai terbentuk embrio, embrionya disimpan atau dibekukan. Sambil mengambil sel telur, sambil membersihkan polipnya,” ujarnya.
***
Itu dia beberapa pernjelasan tentang perbedaan polip rahim dan polip serviks. Semoga bermanfaat!
Baca juga
Kanker Serviks Mengancam Kesehatan Perempuan Indonesia, Waspadai 5 Faktor Risikonya!
id.theasianparent.com/polip-rahim
Hati-hati! Keputihan berlebihan bisa sebabkan radang serviks