Layanan transportasi udara atau penerbangan perlahan mulai dibuka kembali di masa new normal. Namun, seiring dengan itu, masyarakat justru sedang ramai membicarakan tentang pola penularan COVID-19 di pesawat.
Hal ini disebabkan oleh adanya dua hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah, mengungkapkan bagaimana pola penularan COVID-19 bisa terjadi di dalam kabin pesawat. Penelitian itu pun menjadi kontroversi di kalangan masyarakat.
Lantas, seperti apakah penjelasan dari penelitian tersebut? Simak faktanya di sini, Parents.
Gambar: Freepik
Hasil Penelitian Ilmiah Tentang Penularan COVID-19 di Pesawat
Penelitan pertama mengamati empat orang dalam penerbangan 15 jam yang sama dari Boston, Amerika Serikat, ke Hong Kong, yang kemudian keempatnya dinyatakan positif COVID-19.
Dalam kasus tersebut, ditemukan urutan genetik virus pada keempatnya adalah identik. Hal ini sangat menunjukkan bahwa virus dapat ditularkan selama perjalanan udara.
Lalu, studi lain memeriksa penerbangan 10 jam dari Kota London, Inggris, ke Kota Hanoi, Vietnam. Ditemukan ada 16 penumpang terjangkit virus ini. Sebanyak 12 di antaranya duduk di kelas bisnis pada dua kursi atau baris, dari satu-satunya orang yang bergejala dalam kabin itu.
“Kedekatan tempat duduk pun sangat terkait dengan peningkatan risiko infeksi,” demikian bunyi hasil penelitian pertama itu.
Sebagai catatan, penelitan ini mengamati dua penerbangan yang terjadi di bulan Maret lalu, dan tidak diketahui apakah para penumpang tersebut mengenakan masker atau tidak.
Kedua hasil penelitian di atas kemudian diterbitkan di dalam jurnal yang berjudul “Emerging Infectious Diseases”. Temuan hasil penelitian itu menjadi panduan yang sangat penting bagi para calon penumpang yang perlahan-lahan mulai kembali menggunakan penerbangan udara.
Dengan temuan ini pun diharapkan akan ada cara yang dapat dilakukan untuk menghindar dari paparan virus corona selama menggunakan transportasi udara.
Bagaimana Kemungkinan Pola Penularan COVID-19 di Pesawat?
Selanjutnya, penelitian dimulai dengan memeriksa catatan 1.110 orang yang telah tertular COVID-19. Dari sana dilihat siapa yang telah melakukan perjalanan, yang kemudian mengarah pada penemuan kelompok empat orang yang berada dalam penerbangan panjang (jarak jauh) yang sama, di Boeing 777.
Hasil penelitian menunjukkan urutan unik virus tersebut pada keempat pengidap. Di mana ada kemungkinan bahwa dua pengidap adalah sepasang suami istri, kemudian satu penumpang lain yang duduk di belakang, dan satu sudah terinfeksi sebelum penerbangan.
“Namun, satu-satunya lokasi di mana keempatnya berada dalam jarak dekat untuk waktu yang lama adalah di dalam kabin pesawat,” demikian pernyataan yang tertulis di dalam penelitian itu.
Gambar: Freepik
Tracking Penumpang untuk Membatasi Penularan
Selanjutnya, juga ada sebuah riset yang dilakukan oleh para peneliti Vietnam dan Australia. Mereka mengidentifikasi seorang perempuan pengusaha berusia 27 tahun yang mengalami sakit tenggorokan dan batuk sebagai penyebar virus.
Setelah penerbangan dengan Vietnam Airlines flight 54, upaya pelacakan kontak (tracking) dilakukan untuk mencoba membatasi penyebaran. Dari sana ditemukan fakta bahwa 11 penumpang yang terinfeksi di kelas bisnis duduk relatif dekat dengan perempuan tersebut.
Studi itu mencatat, kelas bisnis sudah jauh lebih sepi daripada kelas ekonomi, sehingga membuat kemungkinan transmisi virus menjadi lebih kecil.
Adapun penumpang yang terinfeksi duduk di kursi samping kanan dekat jendela. Mereka yang kemudian terinfeksi adalah dua penumpang di depannya dan sembilan penumpang di gang tengah yang paling dekat dengannya. Serta, hanya satu penumpang terinfeksi di sisi kiri kabin.
Selain itu, ada penumpang di kelas ekonomi yang juga tertular virus. Namun, penelitian menunjukkan kasus mereka mungkin berasal dari kontak dengan virus selama di imigrasi dan pengambilan bagasi. Sebab penumpang di kelas tersebut terpisah.
“Panduan terbaru dari industri perjalanan udara internasional mengklasifikasikan risiko transmisi di penerbangan dalam kategori sangat rendah dan hanya merekomendasikan penggunaan masker wajah tanpa tindakan tambahan untuk meningkatkan jarak fisik di pesawat, seperti memblokir kursi tengah,” ungkap hasil penelitian.
“Temuan kami menantang rekomendasi tersebut,” demikian bunyi kesimpulan dari para peneliti.
Gambar: Freepik
Itulah hasil penelitian mengenai adanya pola penyebaran COVID-19 di dalam pesawat. Jika Parents atau keluarga memang harus melakukan perjalanan jauh, terlebih lagi menggunakan pesawat, tetap patuhi protokol kesehatan, gunakan masker dan tetap jaga jarak dengan siapa pun ketika berada di tempat-tempat umum selama perjalanan. Stay safe, stay healthy!
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.