TAP top app download banner
theAsianparent Indonesia Logo
theAsianparent Indonesia Logo
kemendikbud logo
Panduan Produk
Keranjang
Masuk
  • Kehamilan
    • Kalkulator perkiraan kelahiran
    • Tips Kehamilan
    • Trimester Pertama
    • Trimester Kedua
    • Trimester Ketiga
    • Melahirkan
    • Menyusui
    • Kehilangan bayi
    • Project Sidekicks
  • Anak
    • Bayi Baru Lahir
    • Bayi
    • Balita
    • Prasekolah
    • Anak
    • Praremaja & Remaja
  • Perkembangan Otak
  • Cari nama bayi
  • Rangkaian Edukasi
    • Pengasuhan Anak
    • Edukasi Prasekolah
    • Edukasi Sekolah Dasar
    • Edukasi Remaja
  • TAPpedia
  • TAP Rekomendasi
  • Parenting
    • Keluarga
    • Doa Islami
    • Pernikahan
    • Seks
    • Berita Terkini
  • Kesehatan
    • COVID-19
    • Info Sehat
    • Penyakit
    • Vaksinasi
    • Kebugaran
  • Gaya Hidup
    • Korea Update
    • Hiburan
    • Travel
    • Fashion
    • Kebudayaan
    • Kecantikan
    • Keuangan
  • Nutrisi
    • Resep
    • Makanan & Minuman
    • Sarapan Bergizi
  • Ayah manTAP!
    • Kesehatan Ayah
    • Kehidupan Ayah
    • Aktivitas Ayah
    • Hobi
  • VIP
  • Event

Pola asuh slow parenting buat anak jadi mandiri dan kreatif, Parents mau coba?

Bacaan 5 menit
Pola asuh slow parenting buat anak jadi mandiri dan kreatif, Parents mau coba?

Sebelum menerapkannya, kenali terlebih dahulu kelebihan dan kekurangan slow parenting.

Tidak ada pola asuh anak yang baik atau yang buruk karena setiap orangtua memiliki cara pengasuhannya masing-masing. 

Namun terlepas dari itu, bila Anda ingin mencoba dan memahami konsep pola asuh lambat atau slow parenting, baca artikel berikut ini.  

Apakah slow parenting adalah pilihan pola asuh anak yang baik?

Pola asuh anak yang baik 3

Pola asuh anak yang baik: Slow parenting

Konsep pola asuh lambat atau slow parenting adalah gaya asuh yang menekankan perlambatan dan tidak terburu-buru dalam menjalani kehidupan bersama anak-anak. Pola asuh ini lebih menekankan kualitas daripada kuantitas. 

Artinya, orangtua harus memiliki waktu yang berkualitas dengan anak-anak mereka. Dengan begitu, mereka dapat memperkuat ikatan batin dengan anak-anak daripada menuntutnya dengan berbagai hal atau kelas sosial. 

Gagasan di balik konsep ini adalah bahwa ketika orangtua memiliki beberapa perjanjian dengan anak maka orangtua mungkin akan kehilangan waktu dan kehidupan anak. Hal ini tentu tidak baik untuk pertumbuhan dan perkembangan optimal anak. 

Oleh karena itu, ada perlambatan dan tidak terburu-buru diperlukan.

Baca juga: Inspirasi parenting dari 10 selebriti Indonesia yang patut ditiru

Haruskah orangtua menerapkan slow parenting?

Pola asuh anak yang baik 6

Pola asuh anak yang baik: Slow parenting

Premis dari pola asuh ini adalah anak-anak harus dibina dalam lingkungan alami yang mendorong pembelajaran dan pengembangan. Sangat dianjurkan bahwa pikiran anak tidak boleh dipengaruhi oleh pengkondisian mereka melalui kelas pembinaan dan kegiatan ekstrakurikuler. 

Mungkin sulit bagi orangtua untuk melepaskan kontrol dan membiarkan anak mereka bermain tanpa gangguan atau pengaruh. Namun, pola asuh ini sangat dianjurkan untuk para orangtua.

Sebab ketika orangtua mencoba pola asuh ini, maka orangtua dapat menghabiskan lebih banyak waktu dengan keluarga dan menjalin ikatan yang lebih baik. Dengan pola asuh ini, orangtua mungkin mengajak anak pergi piknik tiba-tiba atau mengajak anak membersihkan taman bersama. 

Aktivitas alami dan spontan ini dapat memperkuat ikatan keluarga. 

Keuntungan slow parenting

Pola asuh anak yang baik 2

Pola asuh anak yang baik: Slow parenting

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, tidak ada pola asuh anak yang baik atau yang buruk. Namun, ada beberapa keuntungan slow parenting dibandingkan pola asuh lainnya.

  • Anak-anak menjadi lebih mandiri. Mereka belajar bahwa mereka memiliki kebutuhan dan harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan itu. Mereka bahkan belajar bahwa untuk merawat diri sendiri.
  • Anak-anak menjadi lebih percaya diri karena mereka sadar akan dunia nyata yang berada di luar batas rumah mereka yang nyaman. Mengekspos anak pada situasi baru dapat meningkatkan wawasan mereka terhadap kehidupan.
  • Ada kecenderungan alami untuk mengeksplorasi, menjadi kreatif, dan mendekati masalah dengan keterbukaan. Pola asuh yang lambat memberi anak-anak kesempatan untuk mengeksplorasi pilihan sebelum menyelesaikan masalah mereka sendiri.
  • Anak-anak belajar tetap tenang dalam situasi yang rumit. Hal ini dapat meningkatkan tingkat kepercayaan diri mereka dan memberi mereka kebebasan untuk memilih.
  • Anak-anak belajar dari kesalahan mereka dan jeli tentang apa yang berhasil serta tidak. Mereka belajar dengan coba-coba dan tidak perlu menyalahkan orangtua.
Baca juga: Ini 5 prinsi mindful parenting yang wajib Parents terapkan

Kelemahan slow parenting

Pola asuh anak yang baik 1

Pola asuh anak yang baik: Slow parenting

Setiap pola asuh tentu memiliki keuntungan dan kelehaman. Adapun kelemahan slow parenting adalah:

  • Mengizinkan anak-anak untuk melakukan hal sesuka hati dapat menempatkan mereka di pilihan yang salah. Oleh karena itu, orangtua harus waspada dengan siapa anak-anak bergaul dan apa yang mereka lakukan.
  • Anak-anak yang tidak diawasi sama sekali dapat menganggap bahwa mereka sudah cukup umur untuk kegiatan yang tidak sesuai dengan usia mereka. Mereka mungkin pada akhirnya melakukan hal-hal yang menyulitkan.
  • Anak-anak dapat kecanduan pada hal-hal yang salah, seperti narkoba dan zat lain jika mereka tidak diawasi. Tidak memiliki bimbingan dapat membuat mereka merasa kesepian. Mereka tidak akan memiliki tujuan dalam hidup dan mungkin menyia-nyiakan masa kecil mereka.
  • Memiliki orangtua yang tidak terlibat dalam kehidupan anak dapat membuat mereka merasa tidak dicintai. Hal ini dapat menimbulkan kecenderungan anti-sosial dan membuat anak terganggu secara psikologis.

Tips menjalankan slow parenting 

Pola asuh anak yang baik 4

Pola asuh anak yang baik: Slow parenting

Bila Anda berminat untuk menerapkan slow parenting, coba lakukan beberapa tips berikut ini:

1. Dengarkan anak Anda

Rencanakan kegiatan belajar dengan istirahat yang cukup. Anak-anak memerlukan waktu untuk memroses hal-hal yang telah mereka pelajari.

Biarkan anak Anda memahami apa yang menarik baginya dan menindak lanjuti.

Cerita mitra kami
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Memberikan Sogokan untuk Anak, Boleh atau Tidak, Ya?
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
Serunya theAsianparent on the Go 2025 di Bekasi, Banyak Talk Show Bermanfaat!
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
MY BABY dan theAsianparent Indonesia Meriahkan Hari Ibu Lewat Acara Spesial 'Mari Rayakan Ibu'
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga
Bangga jadi Bunda, Apresiasi Peran Penting untuk Keluarga

2. Jangan mengharapkan laporan lengkap setelah setiap aktivitas

Perhatikan anak Anda ketika dia berbicara. Pahami dari nadanya apakah dia suka atau tidak menyukai suatu kegiatan.

Jangan berharap dia akan memberi Anda penjelasan terperinci setelah setiap menjalankan aktivitas. Anda tidak berada di kamp militer. Biarkan percakapan mengalir.

3. Jadilah orangtua yang penuh perhatian

Waspada dan hadir. Jangan biarkan pikiran Anda mengembara ke pekerjaan yang tertunda saat sedang bersama anak Anda.

4. Biarkan dia memelajari hal-hal sendiri

Biarkan anak Anda belajar berbagai hal secara kebetulan. Anda dapat menciptakan suasana belajar yang kebetulan dan membuat anak untuk mencari tahu.

Biarkan anak Anda menjelajahi teka-teki, kotak peralatan, peralatan cat, dan hal-hal lain di rumah. Biarkan dia bereksperimen dengan hal-hal ini.

5. Dorong bermain tidak terstruktur

Beri anak Anda ‘waktu luang’. Biarkan anak Anda mengetahui apa yang ingin ia lakukan selama waktu itu. Biarkan dia melakukan apa yang dia suka.

Jika anak suka mewarnai, biarkan dia mewarnai selama satu jam. Jika dia menikmati olahraga, biarkan dia menikmati olahraga bersama teman-temannya. Jika dia ingin pergi ke taman hiburan, bawa dia ke taman hiburan.

Jangan beri anak sederet peraturan. Lebih baik tanyakan padanya apa yang ingin dia lakukan di waktu luang itu dan bergabunglah dengannya.

6. Jangan membebani anak Anda

Jangan menekan anak Anda untuk menjadi baik dalam segala hal. Jika Anda menekan anak untuk selalu berada di puncak, maka dia berisiko menjadi sosok perfeksionis yang akan selalu takut gagal.

Tidak ada yang sempurna di dunia ini dan ketidaksempurnaan kita yang membuat kita sempurna. Jadi, biarkan anak menjadi dirinya sendiri.

7. Buat anak Anda melakukan satu hal lebih fokus

Jangan terburu-buru mengajari anak untuk melakukan segala hal sekaligus. Ajari anak Anda untuk fokus pada satu tugas. Ketika dia fokus pada satu hal, dia akan belajar lebih baik dan bahkan menikmatinya.

Jadi, apakah Anda tertarik dengan pola asuh ini, Parents? 

Referensi: First Cry Parenting, Famlii
Baca juga: 

6 Metode Parenting yang wajib ditiru oleh orangtua kekinian

Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.

img
Penulis

Fadhila Auliya Widia Putri

Diedit oleh:

Aulia Trisna

  • Halaman Depan
  • /
  • Keluarga
  • /
  • Pola asuh slow parenting buat anak jadi mandiri dan kreatif, Parents mau coba?
Bagikan:
  • 37 Surat Pendek Juz Amma Sesuai Urutan yang Mudah Dihafal

    37 Surat Pendek Juz Amma Sesuai Urutan yang Mudah Dihafal

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

  • 37 Surat Pendek Juz Amma Sesuai Urutan yang Mudah Dihafal

    37 Surat Pendek Juz Amma Sesuai Urutan yang Mudah Dihafal

  • 11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

    11 Bacaan Istighfar Penghapus Dosa Beserta Keutamaannya

  • 6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

    6 Rukun Iman dan 5 Rukun Islam Serta Maknanya untuk Anak

Daftarkan email Anda sekarang untuk tahu apa kata para ahli di artikel kami!
  • Kehamilan
  • Tumbuh Kembang
  • Parenting
  • Kesehatan
  • Gaya Hidup
  • Home
  • TAP Komuniti
  • Beriklan Dengan Kami
  • Hubungi Kami
  • Jadilah Kontributor Kami
  • Tag Kesehatan


  • Singapore flag Singapore
  • Thailand flag Thailand
  • Indonesia flag Indonesia
  • Philippines flag Philippines
  • Malaysia flag Malaysia
  • Vietnam flag Vietnam
© Copyright theAsianparent 2025. All rights reserved
Tentang Kami|Tim Kami|Kebijakan Privasi|Syarat dan Ketentuan |Peta situs
  • Fitur
  • Artikel
  • Beranda
  • Jajak

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti

Kami menggunakan cookie agar Anda mendapatkan pengalaman terbaik. Pelajari LagiOke, Mengerti