Parents, dalam Islam terdapat tuntunan yang jelas mengenai berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali perihal cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur. Pesan-pesan yang termaktub dalam Al-Quran maupun hadits banyak menuturkan mengenai bagaimana seharusnya kita memperlakukan anak.
Tidak dapat dipungkiri, kehadiran sang buah hati di tengah keluarga kita adalah karunia dari Allah. Selain karunia, anak juga merupakan amanah yang menuntut tanggung jawab dari kedua orang tua untuk membesarkannya sebaik mungkin.
Artikel Terkait: Parenting Islami : 3 Kewajiban Orang Tua dalam Mendidik Anak Sesuai Ajaran Islam
Pesan-Pesan Rasulullah Tentang Cara Mendidik Anak dalam Islam Sesuai Umur
Dikutip dari sebuah buku dengan judul “Cara Mengenal Allah dengan Cara yang Menyenangkan”, terdapat penjelasan mengenai tata cara mendidik anak berdasarkan sabda Rasulullah. Selain itu juga terdapat butir-butir kutipan dari para Imam guna memperjelas sabda Nabi tersebut. Berikut penjelasannya:
Mengenalkan dan Mendidik Anak tentang Tauhid
Rasullullah SAW bersabda: “Bukalah lidah anak-anak kalian pertama kali dengan kalimat “Lailaha-illaallah”. Dan saat mereka hendak meninggal dunia maka bacakanlah, “Lailaha-illallah”.
Sesungguhnya barangsiapa awal dan akhir pembicaraannya “Lailah-illallah”, kemudian ia hidup selama seribu tahun, maka dosa apa pun, tidak akan ditanyakan kepadanya.” (sya’bul Iman, juz 6, hal. 398 dari Ibn abbas)
Berdasarkan Hadist Nabi di atas, maka, dalam kitab Al Amali hal.475, Imam Al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menjabarkan cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur. Kemudian mereka berkata; tahapan untuk mengenalkan Allah kepada anak adalah sebagai berikut:
- Pada usia 3 tahun, ajarkan kepadanya kalimat Tauhid yakni “Laila ha illallah” sebanyak tujuh kali.
- Pada usia 3 tahun 7 bulan, ajarkan kepadanya kalimat “Muhammad Rasullullah.”
Kedua hal tersebut adalah cara sederhana untuk memperkenalkan anak tentang Tuhan dan Rasulnya. Dengan demikian, ia bisa mengenal tauhid dalam lingkup yang paling inti.
Mendidik Anak tentang Salat
Masih dalam kitab yang sama, Imam al Baqir dan Imam ash Shadiq ra menerangkan bagaimana seharusnya kita mengenalkan dan mendidik anak tentang salat. Ini sudah masuk ke dalam ritual, sehingga baru bisa diajarkan pada anak memasuki usia balita. Berikut selengkapnya:
- Setelah anak usia 5 tahun dan telah memahami arah, maka coba tanyakan mana bagian kanan dan kirinya. Lalu, ajarkan padanya arah kiblat dan mulailah mengajaknya salat.
- Pada usia 7 tahun ajaklah ia untuk membasuh muka dan kedua telapak tangannya (sebagai upaya pengenalan terhadap wudhu) dan minta padanya untuk melakukan salat.
- Tata cara berwudhu secara penuh boleh diajarkan saat anak memasuki usia 9 tahun. Kewajiban untuk melakukan salat serta pemberian hukuman bila meninggalkannya sudah dapat diterapkan pada usia ini. Pada usia ini, anak biasanya sudah pandai memahami akan urutan, aturan dan tata tertib.
Hak Anak dalam Pendidikan
Berkaitan dengan cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur dalam hal pendidikan agama, berikut yang bisa Parents lakukan:
- Saat anak baru lahir, adalah hak bagi anak untuk mendapatkan nama yang baik. Oleh karena itu, sebagai orang tua diperintahkan untuk memberikan nama yang baik untuknya.
- Mengakikahkan dan memotong rambut anak. Ini sebaiknya dilakukan pada hari ketujuh.
- Ada hak anak yang tertambat pada ayahnya yaitu mendapat pengajaran budi pekerti yang luhur, menulis, dan latihan fisik yang menyehatkan badannya serta diwarisi harta yang halal.
Tentang Ibadah-Ibadah dan Amalan Lainnya
Saat anak mendekati usia baligh, maka wajib bagi orang tua untuk mengenalkannya dengan puasa serta mewajibkan salat. Selain itu juga memerintahkan padanya untuk mencari ilmu, menghafal Al-Qur’an, dan jika tidak mampu maka perintahkan padanya untuk mencatat.
Subhanallah, betapa indah tuntunan yang telah Nabi berikan untuk mendidik anak kita. Terdapat kutipan dari Imam Ali Zainal Abidin dalam kitab Risatul Huquq yang juga dapat menjadi renungan bagi Parents:
“Adapun hak anakmu adalah, ketahuilah bahwa ia berasal darimu. Dan segala kebaikan dan keburukannya di dunia, dinisbatkan kepadamu. Engkau bertanggung jawab untuk mendidiknya, membimbingnya menuju Allah dan membantunya untuk menaati perintah-Nya.”
“Maka, perlakukanlah anakmu sebagaimana perlakuan seseorang yang mengetahui bahwa andaikan ia berbuat baik pada anaknya, niscaya ia akan mendapatkan pahala dan andaikan ia berbuat buruk niscaya ia akan memperoleh hukuan.” (Al Khislal, hal.568)
Artikel Terkait: 7 Buku Cerita Nabi Bergambar Pilihan di 2022 untuk Anak, Kenalkan Kisahnya Sejak Dini
Sikap Orang Tua Mendidik Anak dalam Islam
Islam penuh akan hikmah dalam berurusan dengan anak-anak. Berikut terdapat beberapa ajaran sikap yang harus dimiliki dalam memperlakukan anak menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah dikutip dari Quran Academy:
Penuh Cinta dan Kasih Sayang
Islam mengajarkan bagi kita untuk berlaku penuh dengan kasih sayang ketika mendidik maupun memperlakukan anak-anak. Dalam suatu hadits disebutkan sebagai berikut:
“Rasulullah SAW menggendong Hasan RA di bahunya dan berkata, “Ya Allah! Aku mencintainya, jadi tolong cintai dia.” (Bukhori)
Tak hanya itu, Islam juga banyak mencatat kisah bagaimana Rasulullah berlaku dengan penuh kasih sayang ketika berhadapan dengan anak kecil. Terdapat hadits yang menceritakan salah satu momen ketika Nabi bercengkrama dan bersenda gurau dengan cucunya sebagai berikut:
“Mereka pergi bersama Nabi untuk makan di mana mereka telah diundang, dan Husain ada di sana bermain di jalan. Nabi datang di depan orang-orang dan mengulurkan tangannya, dan anak itu mulai berlari kesana kemari. Nabi membuatnya tertawa sampai dia menangkapnya, kemudian dia meletakkan satu tangan di bawah dagunya dan yang lain di atas kepalanya dan menciumnya, dan berkata, “Husain adalah bagian dari saya dan saya adalah bagian darinya. Semoga Allah mencintai orang-orang yang mencintai Husain. Husain adalah suku di antara suku-suku.” (Sunan Ibnu Majah)
Berbelas Kasih
Islam juga mengajarkan bagi kita untuk berbelas kasih pada anak-anak. Tidak jarang, Rasulullah digambarkan begitu menunjukkan rasa kasihnya pada cucunya baik Hasan maupun Husain.
“Nabi ﷺ mencium cucunya Hasan ketika seorang pria bernama Al-Aqra sedang duduk bersamanya. Al-Aqra berkata, “Saya memiliki sepuluh anak dan tidak pernah mencium salah satu dari mereka.” Nabi ﷺ memandangnya dan berkata, “Siapa pun yang tidak berbelas kasih kepada orang lain tidak akan diperlakukan dengan belas kasihan.” (Bukhori)
“Nabi (ﷺ) berkata, “Siapa pun yang tidak menunjukkan belas kasihan kepada yang muda kita dan menghormati yang tua kita bukanlah salah satu dari kita.” (Tirmidzi)
Berlaku Adil
Anak-anak tetap dipandang sebagai seorang manusia dengan berbagai haknya dalam Islam. Salah satunya adalah hak untuk diperlakukan secara adil. Berikut beberapa dalil yang menunjukkan perintah untuk berlaku adil pada anak-anak:
“Nabi ﷺ berkata, “Perlakukan anak-anakmu dengan adil, perlakukan anak-anakmu dengan adil.” (Sunan An Nasai)
“Al-Nu’man ibn Basyir mengatakan bahwa ayahnya membawanya kepada Nabi ﷺ untuk mengatakan bahwa dia telah memberi Nu’man hadiah kekayaan. Nabi ﷺ berkata, “Hai Basyir, apakah kamu punya anak lain?” Dia berkata, “Ya.” Nabi ﷺ berkata, “Apakah Anda memberi mereka semua hadiah yang sama?” Dia berkata, “Tidak.” Nabi ﷺ berkata, “Maka jangan minta saya untuk bersaksi tentang ini, karena saya tidak bersaksi tentang ketidakadilan.” (Muslim)
Dengan Kesabaran
Perilaku anak-anak yang terkadang menggemaskan, tidak jarang membuat kita kehilangan kesabaran. Namun sebaliknya, Islam justru memerintahkan sebagai orang yang lebih dewasa untuk bersikap dengan penuh rasa sabar saat berhadapan dengan anak-anak. Berikut hadits yang menunjukkan perilaku Rasulullah SAW:
“Anas bin Malik, yang melayani Nabi (ﷺ) saat masih kecil, berkata, “Saya melayani Rasulullah selama sepuluh tahun, dan demi Allah, dia tidak pernah mengatakan kepada saya kata-kata kasar, dan dia tidak pernah mengatakan kepada saya tentang suatu hal sebagai mengapa saya melakukan itu dan mengapa saya tidak melakukan itu.” (Bukhori dan Muslim)
“Dikisahkan oleh Abu Qatadah, “Rasulullah datang ke arah kami sambil menggendong Umamah putri Abi Al-`As (cucu Nabi) di atas bahunya. Dia berdoa, dan ketika dia ingin bersujud, dia menurunkannya, dan ketika dia berdiri, dia mengangkatnya.” (Bukhori)
Memberikan Bimbingan
Baik dalam Al-Quran maupun hadits, terdapat banyak contoh yang menunjukkan orang tua dalam memberikan bimbingan kepada anaknya. Di antaranya adalah saat Luqman dengan sikapnya yang bijaksana berkata pada anaknya:
“…Wahai anakku! Bergabunglah tidak dalam menyembah orang lain dengan Tuhan. Sesungguhnya! Mengikutsertakan orang lain dalam beribadah kepada Allah adalah suatu kesalahan yang besar.” (QS 31:13)
Dan,
“Wahai anakku! Sholatlah dengan sempurna…” (Quran 31:17)
“…ajarkan kepada manusia segala yang ma’ruf dan cegah mereka dari segala yang munkar…” (Quran 31:17)
“…dan bersabarlah apa pun yang menimpa kamu…” (Quran 31:17)
Sedangkan dalam hadits sebagai berikut:
“Nabi ﷺ berkata, “Ajarkan anak-anakmu untuk berdoa ketika mereka berusia tujuh tahun dan menghukum mereka karena mengabaikannya ketika mereka mencapai usia sepuluh tahun.” (Abu Daud)
“Nabi ﷺ juga bersabda, “Hadiah terbaik dari seorang Ayah kepada anaknya adalah pendidikan dan pengasuhan.” (At-Tirmidzi)
Tanggung Jawab
Parents, berikut hadits yang menunjukkan bahwa kita harus memperlakukan anak dengan penuh rasa tanggung jawab:
“Setiap orang di antara kalian adalah wali dan bertanggung jawab atas kewajibannya. Penguasa yang memiliki otoritas atas orang-orang, adalah penjaga dan bertanggung jawab atas mereka; seorang pria adalah wali keluarganya dan bertanggung jawab untuk mereka; seorang wanita adalah penjaga rumah dan anak-anak suaminya dan bertanggung jawab atas mereka; seorang budak adalah penjaga harta tuannya dan bertanggung jawab untuk itu; jadi kalian semua adalah wali dan bertanggung jawab atas tuntutan kalian.” (Sahih al-Bukhari)
Artikel Terkait: Berteriak kepada Anak, Bagaimana Hukumnya Menurut Islam?
Ceria
Dalam Islam, mendidik anak juga memerlukan keceriaan. Rasulullah bersabda sebagai berikut:
“Nabi SAW akan bermain dengan cucu-cucunya dan menggendong mereka di pundaknya. Suatu ketika ketika dia sedang menggendong Hasan di pundaknya, seseorang berkata, “Wahai Hasan, betapa hebatnya perjalananmu.” Nabi SAW tersenyum dan menjawab, “Dan tidakkah kamu melihat betapa hebatnya pengendara yang saya miliki!” (Shamayal an-Nabi)
“Mahmud b. Rabi menceritakan bahwa ketika dia berusia lima tahun, Rasulullah SAW mengambil air dari ember dan melemparkannya ke wajahnya dan melakukan hal yang sama kepada anak-anak lainnya.” (Bukhori)
Kejujuran
“Rasulullah SAW berkata, “Siapa saja yang memanggil seorang anak, mengatakan bahwa dia akan memberinya sesuatu, dan tidak memberikannya, berbicara dusta.” (Ahmad)
Dari hadits di atas kita dapat melihat bahwa Rasulullah begitu menjunjung tinggi kejujuran bahkan kepada anak-anak. Ini dapat menjadi pelajaran bagi kita sebagai orang tua tentang cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur yakni memberikan teladan berupa sikap yang jujur.
Rasulullah SAW banyak diriwayatkan sangat mencintai anak-anak dan memperlakukan mereka dengan cinta, hormat, dan kesabaran. Semoga Allah SWT membantu kita untuk mengikuti teladannya dengan anak kita ya, Parents.
Itulah beberapa dalil dan riwayat yang mengandung pelajaran tentang cara mendidik anak dalam Islam sesuai umur. Semoga kita bisa meniru apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW dan nabi-nabi lainnya dalam memperlakukan anak kita. Amin.
***
Artikel telah diupdate oleh: Anna Nurjanah
Baca Juga:
Parenting Islami: Komik penuh makna tentang cara mengasuh anak
Lagu Anak Islami, Belajar Sambil Bernyanyi Lebih Asik!
5 Keistimewaan Menyayangi dan Menafkahi Anak Yatim Menurut Ajaran Islam
Parenting bikin pusing? Yuk tanya langsung dan dapatkan jawabannya dari sesama Parents dan juga expert di app theAsianparent! Tersedia di iOS dan Android.